Chapter 14

800 54 3
                                    


Keluar dari rumah sakit, Ai dibawa ke rumah besar Fusae di Tokyo. Fusae sangat baik dan menyayangi Ai seperti putrinya sendiri. Ai juga menyukai Fusae, mereka dapat akrab dengan cepat. Profesor Agasa dan Fusae yang rutin mengantar Ai cek kandungan, yang kini sudah masuk enam bulan. Diperkirakan bayinya perempuan. Yukiko rutin mengirimkan pesan menanyakan kabar Ai dan Ai selalu menjawab pesan-pesannya. Sebenarnya Yukiko ingin menjenguknya, tapi ia tidak berani mengganggu keseimbangan Ai di proses penyembuhannya. Shinichi juga tidak berani menjenguknya langsung karena takut membuat Ai semakin tertekan, ia selalu update beritanya dari ibunya. Ia sendiri tercekat dan hampir menangis saat mengetahui bayi di dalam kandungan Ai adalah perempuan. Shinichi ingin menyentuhnya tapi tahu ia tak bisa. Namun diam-diam ia menugaskan beberapa agennya untuk menjagai rumah Fusae, terkadang ia sendiri juga mengawasi rumah itu dari jauh, mengamati Ai yang sedang duduk berjemur di kursi taman sambil membaca buku tanpa tahu dirinya sedang diawasi.

Tetapi suatu hari, mendadak Shinichi memberanikan diri untuk mendatangi rumah Fusae. Saat itu Profesor Agasa sedang di luar dan hanya Fusae yang menyambut kedatangannya.

"Anooo.... Aku tanyakan Ai dulu ya apa dia mau bertemu..." kata Fusae.

"Tidak usah Fusae-San... Tidak bertemu langsung juga tidak apa-apa, aku cukup berbicara di depan pintu kamarnya saja... ada yang harus kusampaikan sebelum aku pergi ke Osaka..."

"Oh baiklah..."

Fusae akhirnya mengantar Shinichi ke kamar Ai dan mengetuk daun pintunya perlahan, "Ai-Chan..."

"Nani?" sahut Ai dari dalam kamar.

Baru mendengar suaranya saja, jantung Shinichi sudah berdegup kencang. Rasanya sudah lama sekali ia tidak mendengar suara indah itu.

"Anooo... ini ada Shinichi-Kun datang untuk menyampaikan sesuatu..."

Eh? Ai di dalam kamar tertegun.

"Katanya kalau kau tidak mau keluar tidak apa-apa... Shinichi-Kun berbicara dari sini saja..." lanjut Fusae.

Ai tidak menanggapi, bingung harus bagaimana.

"Aku tinggal dulu Shinichi-Kun," kata Fusae.

"Arigatou Fusae-San..."

Fusae akhirnya berlalu untuk memberi Shinichi privasi.

Shinichi duduk di lantai seraya menyandarkan punggungnya di daun pintu, kemudian ia menyelipkan sesuatu di bawah pintu.

Ai mendengar suara itu dan melihat sesuatu diselipkan di bawah pintu. Penasaran, ia akhirnya mendekati pintu dan meraih benda tersebut yang rupanya beberapa lembar foto-foto dirinya bersama Edogawa Conan ketika masih mengecil. Di foto-foto itu mereka tampak ceria bersama Detektif Cilik yang tentu saja Ai kenali sebagai Ayumi, Mitsuhiko dan Genta.

"Kau sudah melihatnya? Itu foto-foto kita saat mengecil bersama..." kata Shinichi memulai perkataannya.

Ai diam mendengarkan.

Kemudian Shinichi memasukkan kembali sebuah benda kecil di bawah pintu. Ai lagi-lagi mengambilnya, kali ini adalah sebuah benda berwarna hijau, lencana detektif. Lalu Ai menemukan semua anak di foto itu termasuk dirinya dan Conan juga mengenakan lencana detektif.

"Itu adalah lencana detektif milikmu yang selama ini kusimpan. Punyaku sendiri masih kupegang dan selalu kubawa ke manapun aku pergi. Benda itu adalah alat komunikasi sekaligus pemancar. Lencana detektif adalah simbol kita berdua sebagai partner...

"Kau tahu Ai? Dulu sekali aku adalah detektif SMA yang arogan dan suka pamer. Ketika aku mengecil dan menemukan kau adalah pencipta racun itu, awalnya aku marah sekali...

Eyes On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang