"Saya harap kita semua bisa bersama-sama menjadikan kampus kita tidak hanya tempat untuk menimba ilmu pengetahuan namun juga sebagai tempat untuk membentuk kepribadian kita menjadi manusia yang lebih baik dan berkualitas. Sekali lagi selamat datang dan bergabung untuk mahasiwa dan mahasiswi baru fakultas hukum Universitas Garuda. Salam satu garuda!" Suara riuh tepuk tangan kembali terdengar mengiringi Ali yang turun dari pentas. Orang-orang terlihat kagum bagaimana Ali yang selalu tenang berbicara di depan banyak orang. Public speaking yang ia miliki benar-benar mumpuni.
"Li ada 3 maba yang telat," bisik seorang panitia menghampiri Ali. Ali mengerutkan dahinya. Ia pikir setelah acara molor 20 menit tidak ada lagi yang terlambat, ternyata masih ada. Dimana kedisiplinan mereka? Ali bergegas menghampiri mahasiswa baru yang telat itu.
"Niat masuk kampus ini gak sih? Baru hari pertama udah gak disiplin," kata Ali galak. Selain wajah tampannya, satu hal yang di notice oleh mahasiwa baru bahwa Ali adalah sosok yang begitu tegas. Wajahnya terlihat selalu serius. Tentu saja membuat 3 orang yang terdiri dari 1 perempuan dan 2 laki-laki itu menjadi ciut.
"Banyak hal penting yang harus kalian tau dari awal acara sampai akhir. Kalau telat gini, banyak ketinggalan." 3 orang itu hanya menunduk takut.
"Ada 1 orang lagi nih Li yang telat," kata panitia lain membawa seorang mahasiswi yang telat juga. Ali menatap tajam pada seseorang yang baru datang itu sementara yang ditatapan menunduk takut.
"Kalau minsalnya memang gak bisa datang tepat waktu, lapor sama kakak pembinanya. Ini jangan telat 20 menit gak ada kabar." Suara Ali yang terdengar cukup kuat itu membuat beberapa panitia yang didekat sana menoleh termasuk Farel, Tio dan Satria. Tapi melihat bagaimana Ali yang sedang serius membina membuat mereka hanya memperhatikan dari jauh. Salah sendiri mereka terlambat begitu.
"Terutama kamu yang paling lama datangnya. Kabarin!" Kata Ali tegas.
"Ma-maaf Kak," jawabnya takut.
"Hari ini saya maafkan, besok gak ada cerita terlambat lagi. Kalau terlambat, ulang PKKMB tahun depan, paham?" kata Ali tegas.
"Paham Kak."
"Kalian bertiga boleh nyusul kelompoknya yang lain. Kamu ikut saya," kata Ali pada mahasiswi yang masih setia menunduk.
"Bilangin Farel takeover acara dulu ya, gue mau ngobatin dia." Ali melirik lutut mahasiswi yang luka itu. Sial sekali ia baru melihat, kalau tau begitu ia tidak akan memarahinya seperti tadi.
Ali melangkah lebih dulu kemudian diikuti oleh mahasiswi itu di belakangnya. Alih-alih membawanya ke UKS atau ruangan perlengkapan dimana tempat istirahat panitia, ia malah membawa gadis itu ke mobilnya. Ia mengambil kotak P3K yang selalu tersedia disana. Parkiran sangat sepi, benar-benar tidak ada orang karena orang-orang sibuk dengan acara.
"Sini Kakinya." Ali menepuk pahanya membiarkan kaki gadis itu berada di atas pahanya.
"Emang gak sempat banget ngetik pesan buat kabarin aku kalau telat?" Tanya Ali sembari membersihkan luka di lutut gadis itu. Ia terdengar meringis kecil membuat Ali memelankan pergerakannya.
"Maaf, aku gak kepikiran lagi sangkin buru-burunya."
"Terus ini kenapa?"
"Jatuh di depan gerbang karena lari-larian." Ali menghela nafas kasar. Ia menatap gadis cantik di depannya yang wajahnya tertekuk karena meringis.
"Lain kali seburu-buru apapun kabarin aku ya. Maaf tadi ninggalin kamu pas masih tidur," sesal Ali.
"Aku yang harusnya minta maaf udah bikin kak Ali khawatir." Gadis itu akhirnya berani membalas tatapan Ali.