chapter 5

217K 11.7K 107
                                    

Sinar matahari yang memaksa masuk kedalam kamar melalui celah-celah jendala membuat ali mengerjap-ngerjapkannya. Perlahan Ali membuka matanya seiring mengumpulkan kesadarannya.

Setelah matanya terbuka sempurna, Ali melirik kesamping ranjangnya. Kosong. Tak ada Prilly. Jadi tadi malam Prilly tak tidur disini?

Ingatan Ali kembali kepada kejadian tadi malam, kejadian yang tak pernah ia sangka sebelumnya. Prilly memintanya untuk menceraikannya? Bagaimana bisa? Jujur walaupun rasa cintanya belum tumbuh pada perasaan Ali, tapi dia sama sekali tidak pernah berfikir untuk menceraikannya.

Setelah perdebatan panas tadi malam Ali memutuskan keluar kamar untuk menenangkan hati dan pikirannya. Ia tak ingin meluapkan segala emosinya pada Prilly. Tapi sepertinya saat Ali pergi keluar kamar Prilly juga keluar entah kemana, bahkan saat Ali bangun tadi subuh untuk sholatpun Prilly juga tak ada.

Ali mengusap wajahnya kasar. Ali sangat bersyukur diberikan tuhan kesabaran yang luar biasa besar, dan sepertinya ini adalah keturunan ayahnya. Ali tak terlalu terbiasa meluapkan emosinya pada siapapun..karna Ali yakin, emosi tak akan menyelesaikan apapun.

Ali memutuskan untuk mandi, hitung-hitung membuatnya lebih segara dan menenangkan hati dan perasaannya.

**********

"Loh li, kok turunnya sendiri? Prilly mana?" Tanya Kevin saat Ali bertemu Kevin ketika menuruni anak tangga.

Ali tampak berfikir sejenak. Sebenarnya ia juga tak tau Prilly dimana.

"Tadi waktu gue bangun Prilly udah gak ada bang, kayaknya udah sarapan duluan deh" balas Ali.

"Enggak kok. Gue baru aja dari ruang makan, gak ada Prilly"

Jadi Prilly tak ada diruang makan? Dimana dia?

"Oh mungkin dia ada dikamar pribadinya kali" ucap Kevin seolah-olah mengerti kebingungan Ali.

"Kamar pribadi?"

"Iya, kamar yang lo sama dia tempati itu kan bukan kamar dia"

"Kamarnya dimana ya bang?" Tanya Ali.

"Kamarnya didepan kamar yang lo tempati itu" balas Kevin membuat Ali mengangguk paham. Memang Ali sempat melihat ada kamar didepan kamarnya yang hanya dipisahkan oleh ruang santai.

"Yaudah kalau gitu gue mau samperin Prilly dulu ya bang" pamit Ali kemudian kembali menaiki tangga menuju kamar yang dimaksud Kevin.

Ali kini berada di depan kamar prilly. Tiba-tiba Ali terkekeh geli saat membaca tulisan dipintu kamar Prilly Prilly's private room. Tulisan itu dilengkapi juga stiker doraemon. Seperti anak kecil bukan? Membuat identitas kepemilikan kamar.

Ali memutuskan untuk langsung membuka pintu kamarnya, Ali yakin Prilly belum bangun.

Benar saja, saat Ali memasuki kamar Prilly, Prilly sedang tertidur sembari meringkuk diranjangnya seperti anak bayi. Ali mengedarkan pandangannya kesekeliling kamar ini. Penuh dengan segala macam pernak pernik bernuansa doraemon. Kamar yang jauh dari kata rapi ini terlihat hampir tak berbentuk. Ali menggelengkan kepalanya melihat beberapa baju berserakan dilantai. Ali memunguti baju itu satu persatu kemudian meletakkannya kekeranjang pakaian.

Ali kemudian berjalan menghampiri Prilly. Ditatapnya dalam-dalam wajah damai Prilly. Tak ada sama sekali kesan jutek atau ketus dari wajahnya.

Malah terlihat hmmmmmm menggemaskan. Ali terkekeh kecil saat menyadari dirinya menganggap gadis jutek ini menggemaskan.

Tangan Ali terulur mengelus pucuk kepala Prilly. Ali tersenyum saat melihat prilly sedikit menggeliat. Tak ingin mengganggu tidurnya, Alipun memutuskan untuk keluar. Namun sebelumnya, Ali memperbaiki letak selimut prilly yang sedikit tersingkap, kemudian menutup badannya sebatas dada.

Captain, I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang