Teman Abang 2

217 3 0
                                    

"Tangan lo ya anjing!" Lelaki tampan itu meringis kala tangannya dipukul.

"Mau ambil popcorn astaga."

"Enggak! Gue tau otak lo." Pertikaian dengan suara agak berbisik itu mampu membuat sang gadis satu-satunya diantara mereka menahan kekehannya.

Ali berdecak kesal, menyesal menyetujui Reyval yang minta ikut menonton di malam minggu yang harusnya hanya dilewati oleh dirinya dan Prilly sebagai sepasang kekasih umumnya. Abang kekasihnya itu kini malah duduk di tengah-tengah mereka dan mengawasi pergerakan Ali yang diam-diam selalu ingin mencuri perhatian kekasihnya yang malah ikut fokus menonton.

Padahal sudah berbulan-bulan pacaran dengan Prilly, tapi Reyval tetap saja sesekali membuntuti mereka pacaran. Entahlah efek tidak percaya atau Reyval saja yang gabut karena jomblo, Ali juga tidak tahu. Tapi tentu saja ia hanya bisa pasrah. Mau bagaimana lagi, masih mending diberikan restu.

"Kita mau kemana lagi?" Tanya Reyval setelah mereka usai menonton.

"Kita? Pulang kek lo Rey," ucap Ali jujur membuat Prilly menahan tawanya. Kekasihnya itu bahkan merengek pada Reyval agar Reyval memberikan mereka waktu berdua. Mumpung masih belum terlalu malam, setidaknya Ali ingin tetap ada waktu berdua. Ia bahkan belum menggenggam tangan gadis tercintanya itu. Karena apa? Tentu karena Reyval yang menggandeng Prilly kesana kemari, malah seperti Ali yang menemani mereka pacaran. Reyval memicingkan matanya tidak suka, maksudnya ia diusir?

"Okey, beliin gue makan dulu."

"Gas! Mau makan apa Rey?" Seketika tawa Prilly pecah kala Ali merangkul Reyval dan menawarkan makanan apa saja yang dirasa sedap di mall itu. Reyval yang awalnya merasa risih di rangkul dan mencoba melepaskan akhirnya pasrah kala Ali yang terlampau antusias ingin mentrakitrnya itu tetap ingin merangkulnya. Terkadang Reyval bingung apa yang membuat Ali begitu mencintai adiknya hingga ingin melakukan apapun demi sang adik.

"Dadahhh Abang..." Prilly melambaikkan tangan pada Reyval kala mereka berpisah di parkiran dan Reyval pergi terlebih dahulu.

"Ah akhirnya." Prilly terkekeh kala Ali langsung menggenggam tangannya setelah Reyval pergi.

"Maafin Abang ya Kak," kata Prilly. Terkadang ia merasa tidak enak pada Ali. Makanya Prilly kerap mengajak Ali berbohong saja jika ingin pergi jalan agar Reyval tidak ikut atau pergi diam-diam saat Reyval tidak ada di rumah. Tapi kekasihnya itu tidak pernah mau. Ia selalu minta izin Reyval untuk membawa Prilly keluar meskipun nantinya Reyval akan iseng seperti ini untuk ikut. Ya tidak selalu, tapi kebanyakan begitu.

"Gak papa Sayang. Tapi kayaknya Rey harus buruan punya pacar gak sih biar dia gak ngikutin kita terus?" Saran Ali sembari membantu memakaikan helm pada kekasihnya.

"Kayaknya iya deh."

"Kamu emang gak papa kalau Rey punya pacar?" Tanya Ali penasaran. Mengingat Reyval yang begitu posesif dengan Prilly membuat Ali berpikir mungkin saja Prilly juga sama. Bisa jadi Reyval tidak punya pacar selama ini karena memikirkan Prilly atau mengikuti kriteria yang Prilly inginkan.

"Gak papalah, aku pengen apapun yang bikin abang senang. Kalau dengan punya pacar bikin abang senang ya gak papa. Tapi kalau gak bikin senang ya jangan," jawab Prilly. Ali mengangguk-anggukan kepalanya paham.

"Mantan Reyval waktu itu masih sering hubungi kamu?" Tanya Ali kala dirinya pula yang berganti memakai helm. Prilly mengangguk kecil.

"Kak Yuna masih usaha buat minta tolong aku biar bisa ngomong sama bang Rey. Aku gak tau kenapa kak Yuna kekeh banget. Aku gak mau ikut campur, kalau abang gak mau ya berarti abang gak nyaman." Ali kembali menganggukkan kepalanya paham.

"Jadi ini kita mau kemana lagi?" Tanya Prilly menyudahi obrolan mereka tentang Reyval dan kembali fokus pada mereka berdua yang akhirnya bisa terpisah dari Reyval.

"Terserah kamu aja Sayang, kamu maunya kemana? Mau makan lagi?" Prilly langsung menggeleng. Ia sudah kenyang sekali.

"Gimana kalau nonton balapan?" Saran Prilly antusias.

"Enggak Sayang, yang lain ya."

"Ish ayo dong kak Ali." Ali menggeleng pelan. Kekasihnya ini suka sekali membujuknya agar diajak nonton balapan padahal dirinya tidak diperbolehkan balapan. Katanya ya tidak apa-apa orang lain asal Ali dan Reyval tidak. Ia hanya penasaran melihat bagaimana orang balapan katanya.

"Aku penasaran orang balapan itu gimana," tuhkan malah penasaran.

"Enggak ya sayangku, kita ke tempat yang lain aja." Prilly berdecak, siapa juga yang tidak menurut bila dilarangnya lembut begini.

"Yaudah jajan lagi kalau gitu!" Ali terkekeh mendengar jawaban kekasihnya. Kini kekasihnya itu sudah naik di motornya dan memeluk pinggangnya erat.

"Uang jajan aku cuma buat beli rokok sama jajanin kamu doang tau."

"Makanya jangan ngerekok! Aku bilangin bang Rey nih."

"Ampun Sayang, kan sesekali doang. Mulut aku asem kalau gak ngerekok."

"Cari yang manis-manis dong biar gak asem."

"Yaudah bibir kamu sini."

"Ish kak Ali!!!!"

"Awww hahaha..." Ali tertawa sembari meringis memegangi perutnya yang dicubit oleh kekasihnya itu.

Baca kelanjutannya di ebook teman Abang 2.

Cara pemesanannya WA ke nomor 0895604244621

Harga 40.000
Jumlah halaman 600+ halaman

Ayukk ditunggu buat bacaan akhir tahun🥰

Captain, I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang