Yeonjun membuka pintu kamarnya dan mendapati istrinya yang masih terbaring lemah di tempat tidurnya. Wajah istrinya pucat dengan mata sembab, sudah dua malam ini tidak melihat putranya menjelang tidurnya. Biasa di jam segini istrinya menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan Taehyun, sebelum mencium kedua pipinya sebagai ucapan sebelum tidurnya. Hampa, itu yang istrinya rasakan saat ini.
Yeonjun duduk di tepi ranjang, tangan terjulur menyingkirkan poni yang menutupi wajah istrinya. Panas menjalar ketika telapak tangannya menyentuh kening istrinya, demamnya masih belum turun. Bubur yang disediakan asisten rumah tangganya masih utuh menandakan istrinya belum makan malam.
"Yewon, bangunlah sebentar, kamu harus makan dan minum obat" ujar Yeonjun lembut.
Yewon membuka matanya perlahan, merasakan usapan lembut suaminya pada pipinya. Yeonjun membantunya duduk dan meletakkan bantal di punggungnya sebagai sandaran.
"Apa sudah ada kabar dimana Taehyun sekarang?" tanya Yewon, suaranya begitu lemah, separuh hidupnya hilang.
Yeonjun mengangguk pelan.
"Lalu, dimana dia sekarang?"
Yeonjun tidak menjawab, tangannya menyendokkan bubur untuk disuapkan ke mulut istrinya. "Makanlah dulu".
"Jawab dulu, dimana Taehyun sekarang?" Yewon mulai meninggikan suaranya.
"Dia baik-baik saja, kamu tidak perlu khawatir, sekarang yang terpenting kamu sehat dulu"
"Choi Yeonjun, kamu pikir aku bodoh, raut wajahmu tidak terlihat seperti semuanya baik-baik saja, katakan sejujurnya padaku dimana anakku?" Yewon tidak mudah percaya, mereka sudah menikah 15 tahun, juga saling mengenal sejak di sekolah menengah, ia hafal betul jika Yeonjun sedang tidak baik-baik saja.
Yeonjun menghela nafas. "Taehyun diculik Soobin"
Yewon tersentak, jantungnya berdegup kencang, matanya menyiratkan ketidakpercayaannya pada apa yang baru ia dengar.
"Soo-Soobin? Tidak mungkin"
"Kamu boleh tidak percaya, tapi itulah kenyataannya, Yewon"
"Bagaimana bisa? Taehyun tidak seharusnya bertemu Soobin, tidak boleh, ini tidak boleh terjadi. Cepat selamatkan Taehyun, aku mohon Yeonjun. Bagaimana kalau Soobin membawa Taehyun pergi?"
"Soobin tidak mungkin melakukan hal buruk pada Taehyun, jangan khawatir"
"Bagaimana kamu bisa bilang begitu? Apa kamu bisa menjaminnya? Orang baik sekalipun jika ia hidup bersama dendamnya pasti akan berubah menjadi jahat, Yeonjun".
"Kamu tenang dulu ya, aku sudah mengirim Asisten Jeon untuk mengawasi mereka. Percaya padaku, Taehyun pasti baik-baik saja. Sekarang kamu makan dulu ya, aku mohon. Kamu harus sehat dulu, supaya bisa menyambut Taehyun kembali." Yeonjun memohon kepada istrinya agar mau menerima suapan bubur yang ia sodorkan.
"Maafkan aku, karenaku kalian berdua harus mengalami ini" sesal Yeonjun
Yewon menggeleng lemah. "Kamu sudah melakukan yang terbaik untuk kami"
"Tapi aku bukan ayah yang baik"
Yewon meraih tangan Yeonjun dan menggenggamnya lembut. "Tidak. Apapun yang terjadi, percayalah kamu tetap ayah kebanggaan Taehyun".
***
"Hei, bocah berisik, ayo bangun" Soobin membangunkan Taehyun, menusuk-nusuk pipinya dengan jari telunjuk. Soobin tersenyum, menikmati kegiatannya. Pipi Taehyun yang bulat seperti mochi membuat Taehyun begitu menggemaskan.
Taehyun menggerakkan kepalanya merasa sedikit terganggu dengan ulah Soobin namun ia tak juga membuka matanya. Ia hanya membenarkan posisi kepalanya lalu terlelap kembali. Tusukan di pipi pun berubah menjadi cubitan yang lumayan kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Dad ✔️ | Soobin, Taehyun
FanfictionSoobin menculik Taehyun yang merupakan anak dari musuhnya, yaitu Yeonjun. Namun bukannya takut, Taehyun justru menemukan figure seorang ayah yang sangat ia rindukan ada pada diri Soobin. *Stockholm Syndrome *Father-Son Relationship *Brothership