Matahari siang ini bersinar begitu cerah. Angin pantai pun berhembus lembut menyusup ke dalam ruangan. Melewati jendela besar yang terbuka lebar. Membelai kulit sepasang ayah dan anak di ruang tengah sebuah villa kecil di pinggir pantai. Duduk di atas sofa sambil memainkan handphonenya masing-masing dengan televisi yang menyala, menayangkan siaran berita siang.
“Daddy, mengapa belum juga ada berita tentang ayah dan ibu? Apakah mereka baik-baik saja?” Taehyun bertanya dengan gelisah, ia menghempaskan handphonenya begitu saja ke meja.
“Jangan khawatir, ayah ibumu pasti baik-baik saja” sahut Soobin sambil memencet remote mengganti channel televisi.
Hari ini seharusnya siaran langsung konferensi pers tentang kasus yang ditangani Yeonjun beserta timnya disiarkan. Namun, sudah tengah hari belum ada tanda-tanda stasiun televisi akan menayangkannya. Sejak pagi Yeonjun maupun Yewon tidak bisa dihubungi. Bahkan siaran berita siang yang biasa dibawakan Yewon hari ini digantikan oleh pembaca berita lain. Kemungkinan mereka sedang diamankan mengingat kasus yang mereka ungkap ke media merupakan kasus besar yang menggemparkan negeri.
“Aku bosan, Dad” Taehyun berbaring terlentang di atas sofa panjang sambil memangku bantal.
“Apa kamu mau bermain di pantai sekarang?” tanya Soobin berharap dapat menyenangkan hati anaknya.
“Itu malah membuatku semakin bosan, kita sudah menyusuri pantai tujuh hari berturut-turut”
Soobin dan Taehyun sudah seminggu tinggal di sebuah villa kecil di pinggir pantai yang berada jauh dari kota. Mereka mengamankan diri selagi Yeonjun dan Yewon melaksanakan misinya. Karena besar kemungkinan nyawa Taehyun akan berada dalam bahaya. Oleh karena itu Soobin beserta Wonwoo bertugas menjaga Taehyun.
Soobin mendekati Taehyun lalu duduk bersila di karpet, bersandar di sofa yang dibaringi Taehyun.
“Jadi apa yang harus Daddy lakukan agar kamu tidak bosan?”
“Daddy bernyanyi saja” jawab Taehyun cepat.
“Daddy tidak bisa bernyanyi, Sayang”
“Bohong. Aku melihat foto Daddy saat masih sekolah, Daddy memegang microphone di atas panggung”
“Oh, itu Daddy sedang lomba pidato”. Soobin menoleh menatap wajah Taehyun, ada raut kecewa yang terukir jelas disana. “Ngomong-ngomong kamu melihat foto Daddy dimana?”
“Di lemari arsip Ibu, empat tahun yang lalu”
Soobin mengerjapkan matanya, sedikit terkejut.
“Apa maksudmu empat tahun yang lalu? Kamu sudah mengetahui tentangku sejak empat tahun lalu?”
Taehyun hanya mengangguk.
“Jadi saat aku menculikmu, kamu sudah mengenalku?”
“100 buat Daddy. Aku hanya berpura-pura tidak mengenal Daddy” Taehyun terkekeh melihat Soobin yang hanya diam menatapnya tak percaya bahwa selama ini dia sudah dikelabui oleh Taehyun.
“Apa yang terjadi empat tahun yang lalu? Bagaimana kamu bisa mengetahui tentangku?” tanya Soobin penasaran.
“Aku tak sengaja mendengar ayah dan ibu bertengkar. Mereka baru saja mengetahui fakta jika aku ternyata bukan anak ayah. Kata dokter, ayah tidak bisa memiliki keturunan. Dan aku mendengar nama Daddy disebut di sela pertengkaran mereka. Aku hanya penasaran saja dan membongkar album foto di lemari arsip ibu dan menemukan nama Daddy di buku tahunan. Ibu juga menyimpan banyak foto bersama Daddy ketika kalian berkencan.” jelas Taehyun panjang lebar.
Soobin hanya diam tertunduk mendengar cerita Taehyun tanpa terlihat ingin menanggapi.
“Dad, seandainya ibu tidak berselingkuh dengan ayah, akankah kita hidup bahagia bersama?”

KAMU SEDANG MEMBACA
The Best Dad ✔️ | Soobin, Taehyun
FanfictionSoobin menculik Taehyun yang merupakan anak dari musuhnya, yaitu Yeonjun. Namun bukannya takut, Taehyun justru menemukan figure seorang ayah yang sangat ia rindukan ada pada diri Soobin. *Stockholm Syndrome *Father-Son Relationship *Brothership