Bagian 8

940 90 2
                                    

"Sudah lama tidak bertemu, Kakek. Lihatlah hari ini aku datang mengunjungimu bersama Ayah"

Soobin refleks menolehkan kepalanya ke arah Taehyun. Apa maksud ucapan Taehyun? Sudah lama tidak bertemu? Kakek? Bersama Ayah? Berbagai pertanyaan berputar di kepala Soobin. Ataukah ia salah mendengar.

Sudah lama tidak bertemu? Apakah artinya Taehyun sudah pernah bertemu dengan mendiang ayahnya?

Kakek? Apakah Yeonjun memperkenalkan mendiang ayahnya sebagai ayah Yeonjun juga?

Bersama Ayah? Apa maksudnya? Apa Taehyun sedang bercanda?

Soobin hanya memandang Taehyun dalam diam. Memperhatikan Taehyun yang terus bicara di depan makam ayahnya. Entah apa yang Taehyun ucapkan, Soobin tidak mendengarkannya. Ia hanya akan menunggu Taehyun selesai bicara.

Ketika Taehyun selesai, Soobin langsung menarik tangan Taehyun membawanya keluar dari area pemakaman. Soobin melangkah cepat dengan kaki panjangnya, melupakan Taehyun yang kakinya lebih pendek bahkan tengah terluka. Taehyun berlari kecil dengan wajah meringis menahan nyeri yang menjalar di kakinya.

"Kakiku sakit, Ayah"

Soobin seolah menulikan telinganya, ia terus menyeret Taehyun sampai ke mobilnya. Ia buka pintu mobil dan mendorong Taehyun masuk ke dalam. Pintu mobil pun dibanting dengan keras. Taehyun hanya memandang Soobin tak mengerti, apa kesalahan yang ia perbuat sehingga Soobin terlihat sangat marah.

Soobin menggenggam kemudi dengan erat. "Tadi kamu panggil aku apa?"

"A-Ayah" jawab Taehyun sedikit takut.

"Atas dasar apa kamu memanggilku seperti itu? Kamu bercanda? Asal kamu tahu, candaanmu tidak lucu sama sekali" suara tegas Soobin membuat tubuh Taehyun bergetar.

"Tapi, Anda benar ayahku" Taehyun memberanikan dirinya menatap Soobin dan melanjutkan kalimatnya dengan yakin. "Anda adalah ayah kandungku".

"Siapa yang mengatakan hal konyol itu padamu? Apakah ibumu?"

Taehyun menggeleng.

"Jika itu bukan ibumu, aku tidak akan pernah percaya"

"Tapi Ayah..."

"Sekali lagi kamu memanggilku seperti itu, akan aku robek mulutmu" ancam Soobin sebelum ia melajukan mobilnya meninggalkan pemakaman.

Mobil Soobin melaju dengan kecepatan tinggi. Taehyun hanya diam memperhatikan jalan sambil menggenggam erat sabuk pengamannya. Ia menahan tangisnya. Selain takut karena kecepatan mobilnya, Taehyun takut dengan Soobin yang marah padanya.

Mereka sudah menempuh perjalanan selama hampir 1 jam lamanya, namun ini bukan jalan menuju rumah Soobin. Tidak ada lagi pepohonan lebat di sepanjang jalan. Tidak salah lagi, mobil mereka sedang menuju kota. Lebih tepatnya menuju rumah Taehyun.

Sesampainya di depan sebuah pagar rumah mewah, Soobin menghentikan mobilnya.

"Turun!" perintah Soobin

"Tidak, aku tidak mau pulang" Taehyun tak bergeser sedikitpun dari tempat duduknya.

"Turun sekarang! Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi"

"Tidak, Ayah. Aku ingin bersama ayah"

"Sudah ku bilang berhenti memanggilku seperti itu, aku bukan ayahmu"

"Percayalah padaku, aku benar anak ayah"

"AKU BILANG TURUN!" bentak Soobin

"TIDAK MAU, AYAH"

Melihat Taehyun yang sama sekali tidak mengindahkan perintahnya, Soobin pun memutuskan turun dan menuju kursi penumpang. Ia buka pintu mobil dan menarik paksa Taehyun. Tenaga Soobin yang berkali lipat dari Taehyun berhasil menyeret Taehyun keluar. Ia hempaskan Taehyun dengan kasar sehingga Taehyun jatuh terduduk di tanah.

Soobin kembali masuk ke mobilnya tanpa menoleh ke arah Taehyun yang kini sedang menangis. Ia melajukan mobilnya dengan cepat. Sesekali menoleh ke arah spion, mendapati sebuah mobil yang sedari tadi mengikuti mobilnya.

***

Taehyun melangkahkan kakinya pelan memasuki halaman rumah. Jalannya masih terpincang-pincang karena lukanya yang terasa begitu nyeri. Bulir airmata mengalir di pipinya. Raganya sakit, jiwanya pun begitu. Sakit karena penolakan dari orang yang ia yakini adalah ayahnya.

Taehyun memanggil Soobin dengan sebutan ayah bukan tanpa alasan. Pertengkaran orang tuanya empat tahun lalu yang tak sengaja ia dengar membawanya mengetahui sebuah fakta. Yeonjun bukan ayah kandungnya.

Ibu Taehyun mengikuti program kehamilan anak kedua. Namun hasil pemeriksaan kesuburan Yeonjun menunjukkan bahwa ia tidak bisa memiliki keturunan. Yeonjun terlahir mandul. Bagaimana bisa? Sampai sebuah nama pun disebut. Soobin, ayah Taehyun bernama Soobin. 'Aku adalah anak hasil perselingkuhan' itulah kesimpulan Taehyun.

Rasa penasaran Taehyun membawanya untuk mencari petunjuk apapun tentang pria bernama Soobin. Taehyun ingat ia pernah melihat album kelulusan orang tuanya dan album foto masa muda mereka di rak buku kamar utama. Dan benar, ada siswa bernama Soobin di deretan foto alumni. Bahkan di album lain terdapat foto Yeonjun bersama Soobin dan ibunya. Serta beberapa foto ibunya dengan Soobin, namun tidak ada foto ibunya berdua saja dengan Yeonjun. Apakah itu artinya, Soobin adalah pihak yang dikhianati?

Taehyun tidak pernah bertanya pada siapapun perihal apa yang sudah ia dengar dan temukan. Ia menyimpan semuanya sendiri, berharap suatu hari orang tuanya sendiri yang akan membeberkan fakta padanya. Namun semua itu tidak pernah terjadi sampai akhirnya Taehyun tak sengaja masuk ke sebuah mobil yang ia kira itu adalah mobil jemputannya.

Seolah takdir, Taehyun mengenali wajah orang yang duduk dibalik kemudi. Walau sudah banyak berubah, Taehyun yakin ia tidak salah mengenali orang. Orang itu benar Soobin, ayah yang dicarinya selama ini. Lalu tanpa pikir panjang, Taehyun melepas sebuah pin kecil di deretan kancing bajunya. Itu adalah alat pelacak yang dipasang ayahnya untuk menemukannya jika sewaktu-waktu ia diculik. Alat pelacak itu ia matikan, saat ini Taehyun bersyukur ia diculik.

"Tuan muda, anda sudah kembali" seru asisten rumah tangga Taehyun yang melihat Taehyun memasuki rumahnya. Asisten rumah tangga itu langsung berlari menuju kamar utama untuk memberitahukan kepulangannya pada ibunya. Taehyun terlihat tidak peduli, ia langsung menuju kamarnya di lantai 2. Tidak ada sedikitpun niatnya untuk menemui ibunya.

"Taehyun, kamu di dalam, Nak?" suara Yewon bersama suara ketukan terdengar dari balik pintu.

Tidak ada sahutan dari dalam, Yewon pun menarik kenop dan membuka pintu yang tidak terkunci itu. Ia berjalan mendekati Taehyun yang berada di atas ranjangnya, berbaring meringkuk tertutup selimut di sekujur tubuhnya.

"Apa kamu baik-baik saja, Nak?" tanya ibunya dengan nada khawatir

"Aku baik-baik saja, Bu. Jangan ganggu aku" jawab Taehyun tanpa membuka selimutnya

"Tapi, Nak.."

"Aku ingin sendiri, Bu"

***

Yeonjun memperhatikan layar tabletnya, melihat pergerakan Soobin. Dengan bantuan seseorang di badan intelijen, Yeonjun dapat melacak Soobin melalui nomor handphonenya. Beberapa saat yang lalu, terlihat Soobin sempat berhenti dirumahnya. Apakah itu artinya Soobin mengembalikan Taehyun kerumahnya?

Namun jika Taehyun kembali, mengapa istrinya tidak menghubunginya. Ah, pasti alasannya Yewon tidak ingin mengganggunya saat bekerja. Padahal sejatinya jika itu mengenai Taehyun, Yeonjun tidak akan merasa terganggu. Yeonjun meraih handphonenya ingin menghubungi Yewon. Belum sempat Yeonjun menekan kontak istrinya, handphonenya berdering. Asisten Jeon meneleponnya.

"Ada apa Asisten Jeon?"

"Bisakah Tuan ke rumah sakit sekarang?" tanya Asisten Jeon. Yeonjun bisa mendengar suara nafas berat Asisten Jeon di seberang telepon.

"Apa yang terjadi?"

"Soobin... Soobin kecelakaan, Tuan"


Bersambung

The Best Dad ✔️ | Soobin, TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang