Bab. 3

1.1K 126 8
                                    

Alexa mengedarkan pandangannya ke sekitaran cafe yang penuh sesak siang hari ini. Dan saat itulah, pandangannya terarah menuju tiga lelaki yang tengah berkumpul di salah satu meja paling tengah. Dari rupa dan perawakan tampaknya usia mereka tidak terpaut terlalu jauh dengannya. Alexa menyeringai, sambil mengambil pesanannya gadis itu berjalan anggun kesana.

"Hai, boleh ikut duduk disini enggak? Soalnya meja lainnya penuh. Enggak papa 'kan?"

Secara otomatis ketiga lelaki yang pada awalnya asyik mengobrol itu langsung menoleh serentak. Mereka sama-sama memasang wajah terkejut, mungkin tidak percaya kalau akan ada gadis secantik itu menghampiri. Sambil menggeser kursi, salah satu dari mereka mempersilahkan Alexa untuk menduduki kursi di sampingnya.

"Boleh-boleh, silahkan duduk Kak."

Alexa tersenyum manis kemudian mendudukkan dirinya tanpa malu-malu. "Makasih ya. Kalian bisa lanjut ngobrol kok, enggak usah perhatikan aku."

"Enggak-enggak," ketiganya tertawa, "kalau boleh tahu Kakak siapa namanya?"

"Alexa."

"Kenalin aku Agam, ini Yusril sama Azka."

"Salam kenal Kakak-kakak," jawab Alexa sambil menyalimi ketiganya secara bergantian, membuat rona merah langsung muncul di wajah mereka. Di sisi lain Alexa tentu saja senang. Hal ini menunjukkan kalau pesonanya belum padam. Masih ada banyak lelaki yang luluh akan kecantikannya.

Kekesalan Alexa selama beberapa hari ini langsung sirna seketika.

"Kak Alexa masih kuliah?"

"Iya, semester tujuh."

"Oh, hampir lulus dong ya. Kalau kita masih semester empat, masih jauh."

Alexa mengurai ujung rambutnya yang tergerai, masih mengenakan senyumannya yang semanis madu. Alexa juga dengan sengaja sedikit memajukan tubuhnya sehingga ketiga lelaki itu semakin memokuskan diri padanya. "Enggak papa, kalian harus tetap semangat. Nikmatin aja prosesnya nanti juga enggak kerasa, tau-tau udah lulus."

Ketiga lelaki itu mengangguk serentak, menyetujui ucapan Alexa. Selama beberapa menit itu, Alexa berhasil membaur dengan sangat mudah. Dia juga berhasil menjadi pusat perhatian di antara mereka, persis dengan apa yang dia inginkan.

"Kak Alexa udah punya pacar belum?"

Alexa menutup wajahnya, sengaja bertingkah bagai gadis remaja yang pemalu. "Ah, belum. Rencananya sih aku mau fokus kuliah dulu aja. Kalau pacaran enggak dulu-dulu deh."

Laki-laki yang duduk di samping Alexa menggeser kursinya mendekat. "Ih, padahal Kak Alexa cantik loh. Pasti banyak yang suka."

"Iya, pasti cowok yang ngantri banyak ya Kak," timpal yang lainnya.

"Enggak, apaan sih," Alexa mengayunkan tangannya. "Aku cuma mahasiswi biasa-biasa aja kok, bahkan enggak banyak orang yang kenal aku di kampus."

"Masa sih, Kak. Aku enggak percaya. Kakak itu cantik, banget malah. Bahkan aku aja udah terpesona sama aura Kakak walau kita baru ketemu."

Mendengar ucapannya, Alexa sedikit menunduk guna menyembunyikan senyumannya yang teramat lebar. Bagaimana tidak ya, tidak ada seorangpun yang tidak suka dipuji seperti itu. Bahkan Alexa sebagai pengguda ulung saja masih kesenangan jika ada lawan jenis yang memuji dirinya.

"Jangan gitu deh, aku jadi malu."

"Aduh, kalau lagi malu gini Kakaknya jadi makin kelihatan cantiknya."

LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang