Seperti rencananya dengan sang Mama tadi, Alexa ikut pergi ke rumah sakit guna menjenguk Tantenya yang katanya harus dirawat setelah tak sengaja terjatuh di kamar mandi. Meski sebelumnya Tantenya harus mendapat beberapa jahitan karena luka yang cukup parah tapi sekarang keadaannya sudah berangsur-angsur membaik. Bahkan sekarang saja sang Tante sudah sangat lihai berceloteh mengenai banyak hal, meski kebanyakan tentang aib orang. Sungguh Alexa heran dibuatnya. Bahkan saat dirawat di rumah sakit pun orang-orang masih sempat-sempatnya membicarakannya keburukan orang lain.
Merasa sangat-sangat bosan, Alexa kemudian meminta izin untuk pergi saja. Rencananya sih untuk berjalan-jalan sebentar di area rumah sakit. Tapi sepertinya keputusan yang diambilnya merupakan kesalahan fatal. Karena sekarang Alexa hanya bisa mematung kelu, memperhatikan dua sosok yang saling menempel di kejauhan. Salah satunya seorang perempuan, berkisar diusia 30-an, masih sangat cantik meskipun memiliki perawakan yang sangat kurus. Dan satu orang lainnya, Alexa bersumpah dia merasa mengenalinya. Dia seorang laki-laki, memakai jaket yang sama familiarnya.
Dan seolah alam tengah membuktikan kecurigaannya, laki-laki itu menarik diri dari pelukan dan sebagai gantinya malah menghapus jejak kesedihan di wajah perempuan itu. Lalu alangkah terkejutnya Alexa saat dia melihat wajah si lelaki, karena dia tidak hanya familiar. Dia adalah laki-laki yang kemarin malam datang mengendap-endap ke rumahnya dan memberikan boneka yang sekarang masih tersimpan di dalam tasnya.
Iya, dia Narel.
Nafas Alexa tersendat hebat, sesak dan anehnya terasa sedikit menyakitkan. Secara tidak sadar Alexa memiliki dorongan untuk berjalan ke arah dua orang itu, memisahkan keduanya dan bertanya siapa perempuan itu. Namun kehadiran seorang perawat menyadarkan Alexa. Gadis itu lalu menghadang perawat itu dan bertanya mengenai Narel dan perempuan-entah-siapa-itu.
"Oh itu namanya Kak Vina, beliau memang sudah sering datang ke rumah sakit karena anaknya yang baru berusia 10 tahun sakit parah."
"Sakit apa?"
"Lupus erythematosus."
Alexa menggelengkan kepalanya merasa tidak mengetahui nama penyakit itu. Sebaliknya dia melanjutkan pertanyaannya. "Terus laki-laki itu? Siapa dia? Apa hubungannya dengan K-kak Vina? Adik? Sepupu? Atau..."
"Sejujurnya semua perawat disini juga tidak tahu. Katanya rumah mereka berdekatan, semacam tetangga. Tapi kok yang buat herannya ada ya tetangga yang sebaik itu? Keluarga Kak Vina saja tidak pernah datang ke rumah sakit, tapi Mas Narel yang katanya 'bukan siapa-siapa selain tetangga' malah sebaik itu. Hampir setiap hari Mas Narel datang ke rumah sakit, bahkan katanya hampir sebagian biaya Mas Narel yang bayar."
Jantung Alexa semakin bertalu kencang setiap kali mendengar ucapan si perawat.
"Lalu suaminya kemana? Enggak mungkin dia tidak datang sama sekali 'kan?"
Si perawat menggeleng dengan ekspresi gosip. "Katanya sih udah cerai, ditinggal menikah lagi. Tapi ada gosip yang meluas di rumah sakit kalau sebenarnya Mas Narel ini udah suka Kak Vina sejak lama, tapi karena Kak Vina sudah terlanjur menikah makanya Mas Narel hanya bisa diam. Nah, baru setelah Kak Vina tidak lagi menyandang gelar istri orang baru deh Mas Narel bergerak lagi. Nih ya, saya saja sering mergoki mereka pelukan. Kalau memang Mas Narel tidak suka Kak Vina, kok bisa ada lelaki seperhatian itu kepada perempuan yang bukan siapa-siapa. Sudah pasti, mereka saling suka."
Benarkah seperti itu?
Lalu jika Narel menyukai Vina, apa artinya perlakuan laki-laki itu pada Alexa? Apa maksud dari semua perhatian dan kegigihannya selama ini?
Narel tidak mungkin menyukai dua perempuan sekaligus 'kan?
Atau memang sejak awal Narel tidak pernah menyukainya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade
RomanceNarel tidak akan mengelak jika seseorang menyandingkan Alexa dengan segelas lemonade yang dingin. Meski manis dan menyegarkan, Narel masih bisa merasakan sensasi kecut di ujung lidahnya. Karena memang seperti itu lah Alexa. Cantik dan mempesona. N...