Bab. 10

822 120 4
                                    

Alexa memandang tidak minat pada keramaian di sekitarnya. Selama seminggu ini perasaannya sedang berantakan total. Dia tidak nafsu makan, tidak mau melakukan apapun juga bahkan Alexa sudah beberapa kali bolos kuliah—yang berakhir aksi mogok uang jajan dari sang Mama.

Orang-orang tentu saja bertanya-tanya dengan perubahannya yang drastis, bagaimanapun Alexa adalah sosok yang terkenal dengan sikap ceria. Tapi akhir-akhir ini suasana hati gadis itu malah terkesan semendung awan sebelum hujan. Bahkan ada beberapa lelaki yang mengajak Alexa kencan pun tak dia tanggapi. Alexa hanya akan memasang senyum datar lalu berbalik pergi.

Pada akhirnya untuk menghibur perasaannya yang tengah gundah gulana, Arelia kemudian mengajaknya untuk pergi menonton festival musik yang diadakan tak jauh dari kampus mereka. Namun bahkan saat nyanyian dari band terkenal terdengar keras, Alexa masih tidak merasakan dorongan apapun. Gadis itu hanya menatap stage dengan helaan nafas berat yang keluar berkali-kali.

"Kemari Alexa," Axelle menarik tubuh Alexa yang akan terseret oleh rombongan orang-orang kemudian menjaganya erat-erat dalam rangkulannya. Sebagai satu-satunya lelaki, Axelle berperan sebagai penjaga bagi adik dan kekasihnya.

"Abang aku lapar," rengek Alexa sembari melihat deretan stan makanan di belakang penonton.

"Mau makan apa?"

"Apa aja deh, yang penting kenyang."

"Kalian tunggu disini, ingat jangan kemana-mana," pesan Axelle setelah menggiring Arelia dan Alexa untuk duduk di kursi besi di pinggiran area.

Sambil menunggu Axelle yang membelikan mereka makanan Alexa memilih untuk mengecek ponselnya, tapi sejurus kemudian Alexa langsung memasukkannya kembali ke dalam tas. Bibirnya mengerucut pertanda tidak senang.

"Masih belum ada kabar?" Tanya Arelia yang tertarik dengan kegiatan Alexa.

Alexa menggeleng. "Mungkin dia udah benar-benar berhenti. Are, apa aku udah enggak cantik lagi?"

"Mana mungkin! Lihat cowok-cowok itu, mereka terus lirik-lirik kamu." Arelia menunjuk sekumpulan lelaki berjaket hitam yang sejak tadi melirik Alexa. Sayangnya meski Alexa merasa kalau salah satu dari mereka termasuk tampan sesuai tipenya, Alexa sedang tidak berminat untuk mengajaknya berkenalan. Gadis itu malah memalingkan pandangannya.

"Terus kenapa Narel enggak hubungin aku lagi?"

"Mungkin dia masih membutuhkan waktu untuk berpikir, setiap manusia pasti membutuhkan waktu untuk meredakan perasaannya yang sedang kalut bukan?"

"Tapi ini udah seminggu, Are! Seminggu!!" Alexa menghentakkan kakinya ke udara. Dia sudah menunggu kabar Narel setiap hari, bukan! Tapi setiap jam. Orang-orang mungkin tidak akan percaya bahwa Alexa akan senantiasa mengecek ponselnya setiap beberapa saat, hanya berharap bahwa suatu kali Narel akan menghubunginya. Tapi nihil, Narel benar-benar menghilang.

Meski Alexa beberapa kali berpapasan dengan Narel di kampus, namun setiap kali Alexa akan mendekat Narel langsung berbalik pergi. Tak memberi Alexa sedikitpun kesempatan. Hal ini makin membuat Alexa merasa kecewa. Setidak mau itukah Narel menemuinya lagi? Atau Narel sudah membencinya?

"Kamu enak, Are. Ada Bang El yang terus mencintai kamu."

"Orang-orang bilang cinta itu tentang memberi dan menerima, Al. Jika kamu ingin seseorang mencintai diri kamu maka cobalah untuk mencintai seseorang."

Memberi dan menerima?

"Apa maksudnya?"

"Yah, cinta merupakan hubungan dua arah 'kan? Pada awalnya aku juga tidak terlalu mengerti. Tapi anggap saja seperti ini, dulu Bang El yang pertama kali memulai inisiatif. Dia yang pertama maju mendekat, mengatakan kalau mencintai aku, dia yang selalu kasih aku hadiah, dia juga yang menjadi orang pertama yang mengulurkan tangannya tanpa ragu. Tapi sebaliknya aku justru jadi pihak yang banyak diam. Dulu aku tidak terlalu memikirkannya, lalu seseorang pernah bilang uluran tangan tidak pernah terasa sempurna tanpa ada orang yang menerimanya. Kamu mengerti maksudnya? Seseorang akan merasa bahagia jika perasaannya disambut dengan baik dan juga balik dicintai dengan cara yang sama. Jika mereka hanya memberi tanpa diberi, lama-lama manusia juga merasa lelah dan bosan.

LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang