BAB 04. Flashback

807 198 146
                                    

୨୧ Happy Reading ୨୧

Sorry to say, Typo bertebaran :)

~


Aku, Dinda, Rina dan Lena memang sangat lama berteman tapi dengan Dinda jauh lebih lama, karena aku dan Dinda berteman sejak kita masih kecil. Aku senang bisa berkenalan dan berteman dengan mereka, karena aku seorang anak yang kalo bahasa gaul sekarang tuh broken home kali ya, di usiaku yang sangat kecil hal itu sama sekali tidak aku pikirkan, namanya juga anak kecil mana ngerti, tapi kesaksian itu selalu membuat hatiku deg deg an setiap kali aku menyaksikan papa dan mamaku berantem, aku sedih, aku nangis, aku berusaha untuk melerainya, tapi aku tidak punya kekuatan yang besar waktu itu dan kalah dengan ego orang tuaku, karena itu aku senang berteman dengan mereka, adanya mereka membuatku tersenyum tanpa mengingat dan memikirkan hal itu.

Kita pernah berjanji untuk bersama dan tidak saling menyakiti, tapi janji itu hanya kalimat yang tidak ada artinya, kalimat yang penuh kebohongan.

Kita pernah berjalan beriringan bersama, namun pas di tengah jalan, langkahku terhenti kala sebuah pecahan kaca mengenai kakiku, terasa begitu sangat sakit dan perih, aku mendongakkan pandanganku ke depan ternyata sudah tidak beriringan lagi, mereka meninggalkanku dan melupakan perjalanan itu.

Flash back on

"Ini enak banget Len" ucap Layara memakan mie ayam buatan mama Lena dengan lahap

"Iya enak banget Len, gue mau pesen lagi deh buat di bawa pulang" sahut Rina

"Boleh Rin, nanti gue bilangin mama"

Empat gadis ini sangat menikmati mie ayam mamanya Lena, di iringi canda tawanya, mereka hampir sering makan di sini sepulang sekolah sebagai tempat bermainnya juga.

"Eh bentar ya gue mau pesen es dulu" ucap Dinda

"Gue juga mau beli es lagi deh" ucap Rina di angguki Layara dan juga Lena

"Eh len," Belum juga Layara meneruskan kata katanya tapi teralihkan dengan suara mamanya Lena

"Len sini bentar nak" panggil Sekar pada anaknya, mendengar suara mamanya, Lena segera langsung menghampirinya

"Iya ma, bentar dulu ya Ra"

Layara meneruskan makanannya yang sempat terjeda tadi, baru juga mau memasukkan bakso ke dalam mulutnya tangannya refleks terhenti begitu saja,

"Len kamu jangan temenan sama dia, dia anak yang gak bener, nanti kamu kebawa² ga6 bener gimana?" Ucap Sekar menunjukkan tangannya ke arah Layara, Layara yang mendengar itu refleks menengok ke arah sumber suara tadi.

Deggg... hatinya sesak, matanya berkaca-kaca, badannya lemes seketika, ketika tidak sengaja berpapasan mata dengan mamanya Lena, buru buru ia membuang mukanya dan memasukan makanan yang sedari tadi ia jeda, isi pikirannya kelut ia kebingungan, ia tidak mengerti apa maksud omongan mamanya Lena barusan itu terekam sangat jelas olehnya, tanpa ia sadari butiran air yang sedari tadi ia tahan lolos begitu saja membasahi pipinya, ia mendengar suara jejak kaki yang melangkah ke arahnya dan buru² menghapus air matanya yang keluar.

"Duh seger banget gasi panas panas gini minum es" ucap Rina yang baru saja kembali bersama Dinda dan juga Lena, terlihat Lena yang begitu canggung pada dirinya, ia penasaran Lena jawab apa tadi, apa dia mengiyakannya atau tidak, entahlah itu hanya jadi misteri sampe saat ini, ia pun tidak begitu memikirkannya.

"Len ada kentang goreng gak" ucap Layara

"Ada Ra, lo ke situ aja"

Layara memberanikan diri untuk membeli kentang goreng di mamanya Lena, sesampainya di depan warung , ia di suguhi tatapan sinis terlihat penuh benci dari mata mamanya Lena, ia yang melihat itu langsung menundukkan wajahnya takut.

LAYARA  (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang