BAB 09. Wound

687 112 223
                                    

~

Ia sekilas melihat Lena yang melakukannya, selang beberapa detik kepalanya terhuyung ke belakang, tangannya di tarik², dan punggungnya di pukul serokan dan sapu, terlihat Rina menarik rambut Yara kuat hingga terhuyung ke belakang, Azell dan Disa yang menarik² tangan Layara agar tidak jatuh ke belakang, Dinda dan Lena lah yang memukulinya pake serok dan sapu.

Ia meringis kesakitan, tangan kiri dia memegangi jendela kelas Dinda agar tidak terjatuh.
tidak, ia tidak bisa melawan bahkan untuk menyeimbangi tubuhnya saja terasa sangat sulit, (kebayang ga si jadi layara sesakit apa), tidak hanya menarik tangan layara saja Azell dan Disa juga berani melawan iblis di depannya ini, Azell merebut serokan yg di pegang Lena dan di lemparkan ke dalam kelasnya, dan Disa menghalangi tubuh Layara yg hendak di pukuli Dinda, Layara terlepas dari iblis² ini, Azell dan Disa segera menarik tangannya untuk segera pergi dari sini, tidak lupa dengan tatapan² sinis para murid kepadanya.

"Murahan huu" ucap seorang laki² kepada Layara, ia dengar dan tau laki² itu tapi ia tidak mau menambah masalah jika ia menyahutnya.

Setelah sampai di kantin ke tiga gadis ini memesan beberapa jajanan saja setelah itu mereka langsung meninggalkan kantin dan memilih tempat lain untuk beristirahat.

"Ra lo gapapa? bagian mana yg sakit"? Tanya Azell khawatir, begitupun dengan disa, dia ga tega liat temannya di giniin.

"Iya Ra, pasti lo kesakitan banget ya, kita ke UKS aja yaa"

"Engga ko, cuma sakit dikit aja, tapi gue gapapa, makasih ya Zell, Sa udah bantuin gue tadi, kalo gaada kalian gatau deh gue bakal gimana" jawabnya berkaca² dan menghembuskan nafas beratnya

" udah yu makan, takut keburu bell" mengalihkan pembicaraan

"Raaaa..." Ucap Azell dan di potong Layara

" gapapa Zell, gue kuat ko" jawab Yara tersenyum perih

"Kalo ada apa² atau mereka jahatin lo lagi, lo harus bilang sama kita titik" ucap Disa bawel, Layara tersenyum dan mengangguk.

Merekapun menyantap jajanan yg mereka beli di kantin tadi.

Kring kring kring

Bel berbunyi menandakan jam istirahat telah selesai dan di lanjut mata pelajaran selanjutnya....

"Silahkan buka halaman 216-220, kalian isi semua beserta esainya" ucap bu Dita guru matematika

Para murid mulai mengerjakan tugasnya begitupun dengan ketiga gadis itu, layara tengah pokus menyelesaikan tugasnya, namun suara gaduh di luar cukup mengganggu kelas B yang sedang ulangan, layara melihat ke arah jendela kaca sampingnya dan ternyata beberapa kelas lagi jamkos, lalu ia kembali melanjutkan tugasnya.

Pluk...
suara kertas jatuh dari pentilasi jendela sampingnya, ia refleks menengok dan terdapat seseorang yang melempar kertas ini tadi, ia membacanya ternyata ga beda jauh dari surat yang mereka tulis kemaren.

Kira² begini isi suratnya:

(lo jangan ngelunjak deh pelakor, lo tuh murahan Ra,gatau diri, gatau malu, kenapa si lo masuk ke sekolah ini?, Lo gaakan tenang selama mengusik hidup gue dan temen² gue, gue punya kejutan buat lo, coba lo lihat sendiri di setiap pintu yang ada di sekolah ini, gue dan temen² gue menulis banyak sekali nama lo, dan satu lagi coba lo lihat ke arah jendela samping lo sekarang)

Byurr....

beberapa sampah berjatuhan mengenai kepalanya dan tubuhnya, bekas minuman, bekas pelastik makanan yang sudah basi mengenai rambut dan baju seragamnya, ia kaget namun tidak ada teman sekelasnya yg melihat itu, apa mungkin ada?, ia tidak tahu, yang ia tahu temen sebangkunya inilah yg tau kejadiannya, namun ia hanya melirik dan diam saja tanpa membantunya sedikit pun, ia paham mungkin dia takut atau emang tidak peduli i don't know.

LAYARA  (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang