Eps. 2

113 18 0
                                    

Sebelumnya Ibas telah mengirimi Anya lokasi dimana dirinya akan bertemu dengan Koleganya Ibas.

Dan sebelumnya juga Anya telah memesan minuman dan cemilan sampai koleganya Ibas datang, saat sedang menunggu Anya mengeluarkan ponsel miliknya
Sambil mengambil beberapa gambar dirinya. Tanpa sadar ada dua orang, yang sedari tadi berada di belakang Anya. Dan tak sengaja ikut terfoto.

"Selamat sore, Nona Anya, maaf membuat anda menunggu lama" sapanya membuat Anya refleks menengok ke sumber suara sampai-sampai ponsel miliknya terlempar ke kolong meja karena terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat sore, Nona Anya, maaf membuat anda menunggu lama" sapanya membuat Anya refleks menengok ke sumber suara sampai-sampai ponsel miliknya terlempar ke kolong meja karena terkejut.

Anya:
"So... Soreee" sahut Anya sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. Untuk menghilangkan rasa malunya.

Saat Anya ingin mengambil ponselnya yang terlempar di kolong meja. Salah satu pria yang bersama dengan yang menyapa Anya berniat membantu Anya untuk mengambilkan ponselnya, dan tanpa sadar tangan keduanya saling bersentuhan.

Anya:
"Silahkan duduk tuan-tuan"

"Terimakasih banyak Nona Anya,
Ah sampai lupa saya memperkenalkan diri, nama saya Septian Nugraha anda bisa panggil saya tian, dan di sebelah saya beliau pak Albian prayoga atasan saya.

Anya terlebih dahulu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan mereka berdua.

Kini Anya dan Bian pun saling berjabat tangan. Mereka berdua entah kenapa larut dengan pikiran mereka masing-masing.
Tian yang melihat reaksi Bian saat berjabat tangan dengan Anya sangat kentara jika Bian tertarik dengan Anya.

Baik Tian dan Bian kini sudah duduk, dan sebelumnya sudah memesan beberapa cemilan dan Iced coffee. Sedangkan Anya membuka tas miliknya mengeluarkan laptop dan beberapa berkas yang sudah di persiapkan sebelumnya oleh Ibas untuk di persentasikan di depan Bian kolega dari Ibas.

Di tengah-tengah penjelasan yang di sampaikan oleh Anya, seketika Anya melirik ke arah Bian ada perasaan kesal

Anya menggebrak meja dan memberikan tatapan tajam ke arah Bian, yang di tatap belum menyadari, tapi seketika Tian mengerti akan tatapan yang di berikan pada Bian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anya menggebrak meja dan memberikan tatapan tajam ke arah Bian, yang di tatap belum menyadari, tapi seketika Tian mengerti akan tatapan yang di berikan pada Bian. Tian langsung memberikan kode pada Bian agar menutup ponselnya dengan menyenggol siku Bian.

Anya pun berdiri lalu berkata,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anya pun berdiri lalu berkata,

Anya:
"sepertinya meeting kita kali ini cukup sampai di sini, untuk lebih lanjutnya silahkan tuan-tuan konfirmasi dengan bosa saya"! Sontak mendengar ucapan Anya barusan Bian langsung menatap Anya dengan kebingungan.

Dengan refleks Bian menahan tangan Anya, agar tidak meninggalkan cafe tersebut dan berkata,

Bian:
"Nona Anya ada apa dengan anda, kenapa anda menyudahi meeting kita begitu saja padahal kita baru mulai"?

Anya menepis tangan Bian dan berkata,

Anya:
"Anda ingin tau saya kenapa"?

Bian:
"Iya anda kenapa"?

Anya:
"itu karena anda tuan Albian Prayoga"!
Ucap Anya penuh dengan penekanan saat menyebut nama Bian secara lengkap.

Bian:
"Sayaaaa....
Kenapa saya, loh kenapa jadi karena saya,
Memangnya saya salah apa"?
Tanya Bian bingung.

Anya:
"Asal anda tahu ya tuan Albian Prayoga saya paling tidak suka, jika saya sedang berbicara lalu lawan bicara saya tidak mendengarkan, itu sama saja anda tidak menghargai lawan bicara anda, jika anda keberatan dengan sikap saya, silahkan anda sampaikan langsung ke bos saya.
Kalau begitu saya permisi selamat sore tuan-tuan"!

Setelah Anya pergi meninggalkan cafe tersebut, Tian dan Bian hanya saling melempar pandang mendapati jika baru kali ini mereka berdua di tinggal begitu saja padahal meeting belum selesai.

Bian:
"Telepon Ibas kasih tau kelakuan anak buahnya, bisa-bisanya punya karyawan gak sopan kaya gitu, jangan sampai kontrak kerjasama saya batalin"!

Tian:
"Bapak juga sih, malah sibuk main ponsel, tentu jelas Nona Anya marah. Jika aku jadi Nona Anya juga saya juga akan marah ke bapak, karena di sini Bapak juga salah, sebaiknya bapak minta maaf deh sama Nona Anya, karena kerjasama ini kita gak bisa di batalin begitu saja"!

Bian:
"Loh kamu kok juga jadi nyalahin saya"?

To be continue....

septian Nugraha

septian Nugraha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Marriage AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang