09. KEBERSAMAAN

120 59 3
                                    

Malam mochi
Selamat membaca


"Cia pergi dulu ya bunda" ucap Alchia.

"Iya sayang, hati hati ya" Alchia hanya mengangguk pelan.

Kini Alchia menaiki motor Alvarez, Alvarez tersenyum ramah pada Bunda Gisel dan Bunda Gisel pun membalas senyuman Alvarez.

"Nitip cia ya ryan" ucap bunda Gisel.

"Iya bun aman"

Kini mereka meninggalkan rumah Alchia, bunda Gisel masuk ke dalam dan menutup pintu gerbang rumahnya.

****
Sesampainya di pantai, Alvarez mengajak Alchia menuju villa yang sudah mereka pesan sebelumnya. Saat membuka villa, Alchia terkejut melihat ada teman lain, dia mengira Alchia hanya berdua dengan Alvarez.

"SENJA"

"YONAAA"

Alchia berteriak histeris lalu menghampiri mereka berdua yang duduk di antara Azka dan yang lainnya. Alchia memeluk mereka berdua seperti orang yang sudah lama tidak bertemu.

"Ci? lepas atau gue gebuk" ucap Senja.

Alchia pun melepas pelukan nya lalu duduk di sebelah Lyona.

Kini mereka makan terlebih dahulu sebelum bermain di pantai, mereka ingin menghabiskan waktu bersama dan bersenang-senang lalu melupakan kejadian yang membuat mereka bersedih, hari ini adalah hari untuk bersenang-senang.

Mereka tengah mengobrol namun Alvarez hanya fokus pada Alchia yang sedang memperhatikan teman-temannya mengobrol. Alvarez benar-benar tidak tahan dengan kecantikan gadis itu.

Alchia yang menyadari kalau dirinya sedang diperhatikan oleh Alvarez, kini melirik ke arah Alvarez lalu menatapnya dengan wajah bingung.

Alvarez yang menyadari Alchia sedang memperhatikannya langsung membuang muka dan berpura-pura membenarkan rambutnya.

Alchia hanya tersenyum gemas ketika melihat Alvarez seperti itu.

Setelah makan siang selesai, mereka bersiap-siap untuk bermain di pantai. Mereka kini berlari menuju pantai dan bermain air bersama, namun Alvarez masih berada di pantai.

Alchia meraih lengan Alvarez dan menuangkan air ke tubuhnya. Alvarez tertawa lalu kembali menyiram Alchia dengan air. Alchia berlari menghindari Alvarez, Alvarez kini mengejar Alchia, mereka berdua tertawa bahagia.

Yang lain hanya bisa melihat Alchia dan Alvarez bermesraan seolah hanya mereka satu-satunya yang ada di sini.

"Bagus, lanjutkan anak muda" ucap Algav.

Alvarez dan Alchia yang sedang asyik berkejaran tiba-tiba berhenti dan melirik ke arah Algav yang sedang duduk bermain pasir pantai.

Alvarez berjalan menuju Algav lalu menariknya ke dalam air, kini ia terus menyipratkan Algav air. Semua orang tertawa saat melihat Algav berusaha menghindari Alvarez namun terjatuh beberapa kali.

Setelah puas bermain, mereka mengambil foto untuk mengenangnya, untungnya Darren membawa kamera. Kini Darren mengambil foto mereka satu per satu. Tak lupa juga untuk berfoto bersama.

****
"Ayo main game" ucap Reyyen.

Mereka semua hanya mengangguk mengikuti apa yang di katakan Reyyen, Reyyen mengambil sebuah botol bekas yang sudah tidak terpakai lagi, mereka hanya bisa melihat Reyyen mengambil botol itu dan tidak tahu permainan apa yang dia maksud.

kini mereka duduk sambil membuat lingkaran, lalu Reyyen meletakkan botol nya di tengah tengah.

"Ini game truth or dare, truth itu kejujuran, dare itu tantangan, ngerti?". Reyyen menjelaskan cara memainkan permainan tersebut.

Semua orang mengangguk, Reyyen kini memutar botolnya lalu menunggu botol itu berhenti tepat di samping salah satu dari mereka. Botol tersebut mengarahkan kepada Kayzhano.

"Truth or Dare" tanya Reyyen.

"Dare"

Rayyen pun tersenyum miris, "cium Algav"

"ANYING, OGAH" tolak Kayzhano sambil menggelitik geli.

"YEUU GUA JUGA OGAH, MENDING SAMA SENJ-" Sebelum ia selesai berbicara, Algav segera menutup mulutnya dan melirik ke arah Senja.

Reyyen menggelengkan kepalanya lalu memutar botol itu lagi, sesuai keinginan kalian, botol itu menunjuk ke arah Alvarez.

"Dare" ucap Alvarez, padahal Reyyen belum mengucapkan sepatah kata pun.

Kini giliran Darren yang memberikan nya tantangan, "Tembak cia".

Alvarez dan Alchia kini saling bertatapan.

"Aduh hari ini cape banget, kayanya ciaa ngantuk deh, ciaa bobo dulu yaa" Alchia bangun dari duduk nya lalu masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya.

Mereka hanya bisa melihat Alchia memasuki kamar lalu terdiam.

"bubar bubar" ucap Azka.

Mereka pun meninggalkan ruang tamu lalu masuk ke dalam kamar, Alchia, Lyona, dan Senja berbagi kamar, karena hanya ada 3 kamar. Sisanya untuk Alvarez dan teman teman yang lain nya.

Saat yang lain sudah tertidur lelap namun Alchia tidak, Alchia tidak bisa tidur, dia mencoba memejamkan matanya namun tidak bisa.

Kini Alchia bangkit dari tempat tidurnya dan keluar mencari udara segar di balkon depan vila, namun dari jendela yang tidak tertutup tirai, terlihat Alvarez sedang duduk memandang ke langit.

Alvarez masih menatap ke langit meski Alchia memperhatikannya dari belakang. Kini Alchia sudah duduk di sebelah Alvarez. Alvarez terkejut saat melihat Alchia tiba-tiba ada di sampingnya.

"Kenapa belum tidur?" Alvarez bertanya lalu kembali menatap langit.

Alchia menarik napas dalam-dalam, ia pun ikut menatap langit dan menjawab pertanyaan Alvarez, "engga bisa."

Alvarez menyandarkan kepalanya ke arah Alchia, Alchia mengelus kepala Alvarez dengan lembut.

Alchia menyukai Alvarez, namun Alchia takut kedepannya dia akan terlalu mencintai Alvarez, karena keduanya sangat berbeda, kenapa bisa berbeda? Tuhan mereka berbeda.

Alchia hanya ingin mengaguminya, namun entah sampai kapan Alchia bisa bertahan mengagumi Alvarez, jujur ​​saja Alchia juga ingin menjadi miliknya Alvarez.

"Gua mau nunjukin ke langit kalau lo sempurna, Alchia".

31 Desember 2022

🎀🎀🎀

Jangan lupa vote dan komen nya mochi sayang
see you and love you !

KITA YANG BERBEDA { ON GOING }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang