Selamat membaca
•
•
•Alvarez masuk ke dalam rumah, sepertinya Bi Minah sudah tertidur, karena sekarang sudah pukul 11.00. Alvarez naik ke kamarnya. Beberapa saat kemudian, Alvarez melepas jaketnya lalu menggantungkannya di balik pintu.
Alvarez keluar dari kamar mandi dan mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk tanpa mengenakan atasan. Tubuhnya sanggar dan lengannya berotot.
Alvarez mengambil pakaiannya di atas tempat tidur dan memakainya, setelah itu Alvarez mengalungkan handuknya di leher, dia melihat sebuah album foto berwarna biru tua terselip di meja belajarnya.
Ia mengambil album foto dan duduk di tempat tidur. Alvarez melihat foto dirinya dan Alchia saat SMP, Alvarez membuka semua halaman album, tak disangka Alvarez tersenyum saat melihat dirinya dan Alchia pertama kalinya.
Alvarez kini berbaring di tempat tidur, ia memejamkan mata, semuanya menjadi gelap, kini Alvarez sudah tertidur lelap di tempat tidur.
****
KRINGGKRINGG
KRINGG
Alchia masih tertidur pulas di kasurnya, alarm terus berbunyi hingga Alchia terbangun dari tidurnya, ia membuka matanya perlahan. Alchia bangkit dari tempat tidurnya lalu Alchia berjalan menuju kamar mandi.
Bunda Gisel juga sedang menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya sebelum beraktivitas. Bunda Gisel sedang menyiapkan nasi goreng untuk sarapan hari ini. Saat sarapan sudah siap, kini Bunda Gisel memanggil anak-anaknya untuk sarapan.
"ABANG"
"ADE"
"Sarapan udah jadi nih, ayo sini sarapan" Teriak Bunda Gisel, Bunda Gisel kini melanjutkan mencuci piring kotor. Saat tengah mencuci piring kotor, Lendra, Rayyan, dan Alchia datang untuk menyantap makanannya.
Bunda Gisel kini sudah selesai mencuci piring kotornya, sehingga ia ikut sarapan bersama ketiga anaknya sebelum berangkat kerja.
"Bun, si cia pacaran ma si ryan" kata Rayyan.
Alchia tiba-tiba tersedak makanannya saat kata-kata itu keluar dari mulut kakaknya.
"ENGGA BUN" Seru Alchia sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
Bunda Gisel hanya tertawa saat melihat putri semata wayangnya sudah beranjak dewasa.
"Udah ah cia mau berangkat dulu" ucap Alchia lalu mengambil ranselnya dan berpamitan dengan Bunda dan kakak-kakaknya.
Terdengar suara motor dari luar, Lendra dan Rayyan melirik ke luar, ternyata itu adalah suara motor Alvarez yang menunggu Alchia di luar.
Rayyan kembali melirik ke arah Alchia dengan ekspresi seperti mau meledak, Alchia rasanya ingin memukul abang nya ini, sungguh menyebalkan. Alchia kini menghampiri Alvarez yang menunggu di luar dan mengabaikan abangnya.
Alvarez terlihat menunggu di depan rumahnya. Alchia segera menghampiri Alvarez dan tersenyum.
"Morning cia" sapa Alvarez.
"Morning too, ayo berangkat" ucap Alchia kemudian segera menaiki motor Alvarez.
Alvarez menyalakan sepeda motornya lalu meninggalkan rumah Alchia menuju sekolah, Tak disangka, Alchia memeluk erat Alvarez dari belakang, jantung kiri Alvarez berdebar sangat kencang. Namun Alvarez berusaha tenang dan melanjutkan perjalanannya.
Saat dalam perjalanan menuju sekolah tiba-tiba sekelompok sepeda motor berhenti tepat di depan Alvarez, itu adalah Kevin dan temannya, bagaimana bisa mereka muncul di saat seperti ini?.
Kini Alvarez tidak bisa berbuat apa-apa selain turun dari motornya, Alvarez melawan mereka satu per satu, Alchia hanya bisa menatap mereka semua dengan perasaan sangat ketakutan, namun Alchia merasa kasihan jika harus menyaksikan Alvarez melawan 5 sekaligus sendirian.
Alchia kini membantu Alvarez untuk melawan mereka. Saat salah satu dari mereka ingin memukul Alvarez, Alchia langsung memukulnya dengan ransel yang dipegangnya.
Alchia terus melawan mereka hingga mereka puas, saat hendak dipukul, Alchia langsung menendang bagian kemaluannya hingga lelaki itu meringis kesakitan.
Mereka pun segera bergegas pergi meninggalkan Alvarez dan Alicia, kini Alchia menghampiri Alvarez.
"Ayoo kesana, cia obatin"
Alvarez hanya mengangguk pelan lalu mengikuti arahan Alchia, dia berjalan dengan bantuan Alchia.
Kini Alvarez duduk perlahan sambil memegangi perutnya. Alchia kini sibuk mencari kotak P3K yang selalu ia bawa di dalam tasnya.
"Coba buka baju nya" titah Alchia pada Alvarez.
"kenapa, lo mau liat?" Alvarez menggoda Alchia. Alchia pun menginjak kaki Alvarez, disaat seperti bisa bisa nya Alvarez seperti itu.
"Iya maaf"
Alvarez kemudian membuka sedikit bajunya dan menunjukkan lukanya kepada Alchia. Kini Alchia segera mengobati luka Alvarez secara perlahan. Alvarez terus menatap Alchia dengan tatapan mata yang tulus tanpa Alchia sadari.
"Nah udah" Alchia langsung menatap ke arah Alvarez untuk memberi tahu bahwa dia sudah selesai mengobatinya, Alvarez masih menatap ke arah Alchia dan kini mereka saling menatap.
Alvarez langsung membuang muka saat menyadari Alchia sedang menatapnya, "kenapa lo? tersepona sama gua?" Alvarez berkata dengan percaya diri.
"Enak aja, orang ryan duluan yang liatin cia, kenapa? cia cantik ya?" Alchia mengibaskan rambutnya dan mengedipkan mata ke arah Alvarez.
"Centil banget, cewek siapa sih?" tanya Alvarez.
"CEWEK JAEMIN LAH"
Alvarez menghela nafasnya, ia merasa muak saat Alchia membicarakan Jaemin, rasanya hatinya seperti terbakar dengan api yang sangat besar.
Ketika asyik ngobrol, mereka langsung teringat ingin berangkat sekolah, Alchia lalu melihat jam tangan di tangan Alchia.
Waktu sudah menunjukkan pukul 07.34, kini mereka bingung mau berangkat sekolah atau tidak. Saat Alchia sedang berpikir, Alvarez segera menyalakan motornya dan menyuruh Alchia untuk naik.
"bolos aja" Alvarez kemudian mengendarai motornya dan membawa Alchia ntah itu kemana.
30 Desember 2022
DORRRR
jangan lupa vote nya yang mochi sayang
see you di part selanjutnya
i love you all.
![](https://img.wattpad.com/cover/343633261-288-k400661.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA YANG BERBEDA { ON GOING }
Fiksi RemajaCinta memang indah, namun siapa sangka cinta juga akan menimbulkan luka di antara dua insan, Alvarez dan Alchia adalah dua insan yang ditakdirkan untuk tidak bisa bersama, namun mengapa semesta mempertemukan mereka jika pada akhirnya tidak bisa bers...