SARAN

177 17 0
                                    

Pria kelahiran April ini dengan berhati hati membuka pintu rumahnya yang berukuran sederhana itu. Tidak ingin menganggu si ibu yang mungkin sudah tidur.

Haruto balik pada malam hari, sekitar pukul 11 malam hampir pukul 12. Sudah tentu orang rumah sudah tidur. Ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke rumah itu.

Namun ia melihat lampu didapur masih terbuka, apa bundanya belum tidur? Haruto dengan langkah yang berat pun pergi ke arah dapur itu. Sungguh ia sekarang lelah.

Memang benar itu bundanya, terlihat Nyonya Watanabe sedang memasak sesuatu. Haruto tersenyum iba, kala ia mengingatkan dahulu ibunya itu bagai ratu mahkota di istana. Tetapi sekarang takhta itu turun.

Dia gagal menjaga keluarga Watanabe itu. Ia berpikir, ia belum cukup membuat si bunda kesenangan.

"Bunda" suara berat yang kedengaran lelah itu dapat membuat si ibu membalikkan ke belakang. Wanita paru baya itu menghampiri sang anak sembari membawa makanan yang sudah disiapkan itu.

"Ruto, yuk kita ke meja makan" ia merangkul lengan sang anak dan duduk kerusi makan itu.

"Ruto udah makan?" Haruto menggeleng. "Nah, bunda udah masak nasi goreng kesukaan kamu. Makan"

Haruto tersenyum dan mengecup punggung tangan ibunya."Makasih bunda." Haruto pun membuka jas kantornya dan melonggarkan sedikit dasi itu.

Nyonya Watanabe mengerut kening dan sepertinya menghidu sesuatu yang agak aneh." Haruto, kamu pakai bedak bayi?" Tanya bunda.

Si anak yang mendengar lantas terkekeh, yang benar Haruto pakai bedak bayi?

"Nggak bund, Ruto bukannya bayi lagi"

"Terus kok kamu bau wangi bayi?"

Ingin Haruto menyuap suapan pertamanya, tetapi otaknya malah terpikir kejadian siang tadi. Apakah aroma itu dari anaknya Jeongwoo?

"Mungkin bau ini dari Ruwoon?" Wanita paruh baya itu mengerut dahi lagi "Ruwoon? siapa?"

"Anaknya Jeongwoo" Cakapnya enteng.

Ibu yang ingin minum air, terbatuk kala ia mendengar kata dari anaknya itu. "Anak Jeongwoo? Jeongwoo udah punya anak?"

Haruto mengangguk." Ya Bund, udah tiga tahun. Ruto tadi disuruh Jeongwoo jagain sebentar, makanya bunda ngehidu bau khas bayi. Bunda tahu kan aroma bayi itu kuatnya gimana"

Sang bunda tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya. Bisa bisanya anaknya itu membahas sang mantan istri dengan santai. Apakah hati Haruto tidak terasa dihiris kah?

"Ruwoon udah tiga tahun? kalian juga udah cerai tiga tahun. Apa artinya, Jeongwoo ketemu orang lain setelah bercerai dengan kamu. Bahkan dalam masa yang singkat, dia telah menemukan orang baru? semudah itu dia melupakan Ruto?"

Haruto terhenti dengan suapan nya. Ia melirik ke arah bunda. " Maksud bunda apa?"

" Yakin kalo Ruwoon bukan anak kamu?" Haruto meletakkan sendok itu di piring. Mengapa ia tidak terpikirkan itu.

"Ruto nggak pernah terpikir sampai disitu bund. Tapi aku nggak pernah berharap kalo Ruwoon itu anak aku"

"Kalo Ruwoon itu emang benar anak kamu?"

Seketika Haruto berpikir sejenak, lalu ia menatap Netra ibunya "maka, Ruto minta hak asuhan anak"

Nyonya Watanabe itu mengangguk ngerti, kemudian manik wanita itu terus menatap si anak seolah ia ingin bertanya lagi "Jeongwoo udah nikah lagi?"

Kali kedua kegiatan makan Haruto terhenti, ia memiringkan kepalanya sedikit " Itu, Ruto nggak pasti juga"

Wanita paruh baya itu mengeluh," Bunda mau kamu cari tahu, Ayah Ruwoon siapa."

GET BACK [HAJEONGWOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang