1. What If Those Eyes Met?

924 69 14
                                    

🎵Sonu Nigam, Shreya Ghoshal - Main Agar Kahoon

CALLISTO

Suara dentingan pedang dan ledakan semakin intens terdengar di indra pendengaran. Suasana merah penuh darah menjadi pemandangan biasa di hamparan kosong tempat dimana perang sengit antara dua kerajaan tengah berlangsung.

Kedua kerajaan itu memiliki panglima perang yang hebat dan kubu dari beberapa pemimpin yang hebat juga.

Kerajaan Methia, salah satu kerajaan terbesar yang tak habis-habisnya memperluas wilayah, bahkan Raja yang saat ini memimpin pun berani menyerukan perang kepada kerajaan tetangga demi mengambil hasil tambang yang mereka miliki.

Kerajaan Abellio adalah kerajaan yang terkenal akan hasil tambang mereka, walaupun bukan kerajaan besar, rakyat disana begitu makmur dan sentosa. Tidak ada pengangguran dan preman di wilayah kerajaan Abellio, mereka juga di lindungi oleh penyihir menara yang selalu melindungi mereka dari serangan monster.

Berbeda dengan kerajaan Abellio, kerajaan Metthia terkenal dengan hasil perkebunan dan penyembuhan nya yang hebat di segala penjuru. Namun, kerajaan Metthia tidak di lindungi oleh penyihir menara. Penyihir menara mereka telah berkhianat dan menciptakan monster hingga sekarang yang tak ada habisnya walaupun sudah di bantai.

Di kerajaan Metthia juga masih banyak pengangguran serta kasus kriminal lainnya, banyak sebagian wilayah yang terbengkalai dan tidak memiliki pemimpin yang baik. Akan tetapi, melihat penderitaan tersebut, Raja yang sekarang memimpin sama sekali tak bertindak, Raja hanya fokus memperluas wilayah.

"Ini gila! Harusnya Raja meminta kerja sama bukan menyetujui perang!." teriak salah satu prajurit Abellio di garda terdepan yang diserang membabi-buta tanpa perlawanan.

"Penyihir menara juga bilang akan datang lima hari lagi, apa kita bisa bertahan. Raja memang-,"

Cres!

Sebuah kepala melayang, memperlihatkan pedang bercahaya biru yang sudah berlumuran darah mengacung di depan prajurit Abellio yang sejak tadi mengumpati Raja mereka.

Hembusan nafas kasar terdengar, dengan ragu mereka melihat ke arah genggaman pedang. Simbol sebuah pedang yang dilingkari ular hitam dengan corak mata merah, ditengah mata pedang itu terdapat permata berwarna biru gelap.

"Duke Ganymade." ujar salah satu prajurit itu bergetar hebat.

"Fokuslah perang bukan mengumpati Raja kalian."

Cres!

Dengan satu tebasan pria gagah berjubah hitam itu menebas kedua kepala prajurit Abellio yang ada di depannya. Pria berparas rupawan dengan mata biru gelap serta rambut hitam legam menambah kesan mematikan menyelimuti pria itu. Duke Ganymade. Itulah yang berani mereka katakan.

Hanya dengan melihat simbol keluarga pedang yang di lingkari ular hitam bermata merah, semua orang dibuat tunduk di depannya.

Para prajurit pimpinan Duke Ganymade tersenyum bangga, tanpa lima Duke utama dan hanya mengirim Duke Ganymade pun sudah bisa meluluhlantakkan kerajaan Abellio yang kecil ini.

"Jangan buat diri kalian sibuk dengan hal lain, fokuslah agar kita bisa pulang dalam waktu tiga hari." Duke Ganymade kembali menerjang kerumunan garda depan.

"Andai yang menjadi Raja kita adalah Duke Ganymade, mungkin kerajaan Metthia sudah menjadi kerajaan terkuat alih-alih kerajaan terluas."

"Apa kau tidak tau? Duke Ganymade adalah anak dari Raja terdahulu yang di lengserkan karena Ibu nya, Ratu Anathea berselingkuh."

CALLISTO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang