🎵Aan Story & Abbie - Karma
CALLISTO
Yelena berjalan mengendap. Beberapa kali ia bersembunyi di balik pohon agar Iliana tidak menemukannya. Ya bagaimana tidak, Iliana yang Yelena pikir setia padanya, malah lebih setia pada Jovian.
Sedetik pun ia tak pernah memalingkan perhatian dan perintah Jovian atas dirinya. Sangat menjengkelkan.
Memang baru beberapa jam ia tinggal di dalam kereta, namun Yelena adalah tipekal manusia yang mudah sekali bosan. Gadis itu ingin keluar dan melihat-lihat pemandangan hutan Forezo yang katanya ada danau cantik di dalamnya.
Tapi Iliana selalu melarang dengan bilang 'Tidak boleh, Lady. Tuan Duke tidak mengijinkan'.
Padahal yang memberi Iliana gaji bukan Jovian melainkan dirinya, tapi Iliana lebih menurut pada Jovian. Yelena sangat kesal sehingga gadis itu memilih kabur dan berpergian sendiri tanpa Iliana atau pengawal lain.
"Dari pintu masuk depan melewati pohon cemara kembar." gumam Yelena menghapal semua arah yang diceritakan para warga di pasar.
Mata Yelena menoleh ke kanan dan ke kiri, tepat di bagian timur tubuhnya terdapat pohon cemara kembar.
"Itu dia pohonnya!."
Yelena berlari melewati pohon cemara tersebut, "Setelah cemara, maju sepuluh langkah ada lumpur hisap." Yelena berpikir sebentar, "Paman Heli bilang geser tiga langkah ke kanan ada tanah pijakan. Lalu jalan lurus ke depan. Maka danau nya akan terlihat."
Langkah demi langkah Yelena turuti, untungnya perjalanan solo nya ini lancar tanpa hambatan.
Hingga sekarang, terpampang lah danau biru dengan pantulan langit yang di penuhi bintang-bintang dan bulan yang begitu cerah. Seolah kini langit berada didalam danau itu.
Yelena tak bisa menyembunyikan girang dihatinya. Tak sia-sia kakinya sedikit sakit karena melakukan perjalanan yang lumayan jauh demi menikmati pemandangan danau seindah ini.
"Kenapa danau seindah ini harus disembunyikan? Apa karena jalannya yang cukup sulit. Padahal danaunya sangat sangat indah di malam hari."
Karena sudah tidak tahan lagi, Yelena melangkah masuk kedalam danau, ia tak takut sama sekali, selain bisa berenang gadis itu juga percaya diri dengan semua sihir yang telah ia pelajari secara diam-diam tanpa sepengetahuan Ayah dan kedua Kakak nya. Semua itu sudah lebih dari cukup untuk melindungi dirinya.
Yelena tidur diatas air danau, tubuhnya telentang menatap ke atas langit, air danau yang dingin dengan semilir angin hutan yang menggoyangkan dedaunan menambah kesan sunyi nan tenang di pikiran gadis itu.
Suasana seperti inilah yang Yelena impikan selama ini, tenang dan sunyi tanpa ada suara berisik dari banyaknya kegiatan di rumah dan lingkungannya.
Tanpa ada kata-kata takut di hatinya. Tanpa adanya teriakan. Tanpa adanya bisik-bisik yang mewajibkan tata krama. Andai Tuhan berbaik hati padanya, Yelena ingin terlahir menjadi bintang atau pohon saja. Tenang dan tanpa aturan.
"Ibu... Aku sudah membaca surat terakhirmu saat umurku 9 tahun. Ibu... Kau tau, kenapa aku harus menyembunyikan kekuatanku?." gumam Yelena, matanya terpejam menikmati suasana di sekelilingnya yang menerpa kulit wajahnya, "Aku sangat berharap Ibu menjelaskan kenapa kekuatanku harus di sembunyikan. Aku sudah mencari banyak buku di perpustakaan rumah, tapi tak ada satu pun buku yang membahas tentang kekuatan Callisto pada diriku."
"Ibu... Aku ingin menyembuhkan orang yang kucintai. Hanya saja kutukan yang dimilikinya terlalu kuat. Yelena takut kutukan itu menyakiti orang yang kucintai, Bu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLISTO
FanficJovian Ganymade, seorang Duke dari wilayah Elerosh, kerajaan Methia yang terkena kutukan hitam. Kutukan itu bersemayam di jantungnya dan selalu meminta persembahan membunuh setiap harinya. Tapi, pertemuannya dengan gadis bernama Yelena Callisto mer...