2. Curse!

382 58 27
                                    

🎵Palak Munchhal, Armaan Malik - Jab Se Mara Dil

CALLISTO

Jovian menatap bosan jalanan yang dilalui. Raja memintanya datang ke istana secara pribadi sebelum pertemuan dengan kelima Duke utama, pemimpin wilayah di kerajaan Metthia.

Setelah perang usai, hasil dari peperangan hanya di rasakan oleh rakyat ibu kota saja. Sedangkan wilayah kecil belum juga ada kemajuan. Mungkin saja dipanggilnya Jovian ke istana untuk menilai pemimpin mana yang cocok untuk di jadikan Duke di wilayah yang terbengkalai.

Batu kecil membuat kereta Jovian bergoyang, sontak matanya tanpa sengaja menatap gadis mungil berambut merah muda yang duduk di pinggir jalan.

Dilihat dari cara berpakaian, sepertinya gadis itu bagian dari rakyat biasa.

Tanpa sadar, gadis itu menoleh kedalam kereta. Mata biru terang itu menatap Jovian dengan indah.

"Wajahnya seperti bukan rakyat biasa. Begitu terawat."

Kusir kuda menoleh mendengar gumaman Jovian, "Apa yang anda katakan, Tuan?."

Jovian mengalihkan pandangannya, "Tidak ada. Lanjutkan."

Jovian menyentuh jantungnya, mereka berdebar memenuhi gejolak dalam diri, 'apa masih kurang?'

Gejolak itu bukanlah cinta karena bertemu gadis berambut pink dengan mata biru cerah yang indah tadi. Jovian sudah sering merasakannya, gejolak ini adalah hasrat ingin membunuh. Jantungnya di ambang batas jika tidak di penuhi.

"Percepat laju kudanya." titah Jovian.

"Baik, Tuan. Raja juga sudah menyiapkannya untuk anda."

"Status."

"Tawanan. Perempuan."

Jovian mengeratkan giginya, Raja mengingkari janjinya untuk memberi makan. Harusnya Raja menyiapkan tawanan laki-laki yang siap di bunuh dengan brutal oleh kutukan Jovian. Kenapa sekarang perempuan? Bukankah Raja tau bahwa Jovian tidak bisa membunuh perempuan setelah kematian Ibu nya.

"Raja gila!."

Tak lama melewati pasar. Kereta kuda milik Jovian telah sampai didepan istana. Sekertaris setia Raja Charles menyambut kedatangan Jovian yang sudah bercucuran keringat. Tak begitu nampak, namun Zelebu, sekretaris Raja Charles menyadarinya kalau Jovian tengah menahan hasrat membunuh dari kutukannya.

Mereka berjalan masuk kedalam istana, lebih tepatnya penjara sihir yang hanya bisa di akses oleh anggota kerajaan. Dan dari kelima Duke utama, hanya Jovian seorang yang bebas keluar masuk kedalam penjara sihir.

Tempat itu awalnya digunakan untuk mengeksekusi penyihir kelas atas. Namun sekarang, sudah beralih fungsi menjadi tempat dimana Jovian menerima makannya ketika pria itu tidak bertugas di medan pertempuran.

"Jovian!." panggil Raja Charles dengan senyum menjijikan. Tangan kanannya mengusap janggut panjangnya sedangkan tangan kirinya mengelus pundak gagah Jovian, "Makanan kali ini sangat spesial."

Jovian enggan menjawab, pria itu sudah tau.

"Didepan sana. Dia sudah siap menerima hukumanmu." Raja Charles menunjuk seorang wanita yang dirantai berambut kuning keemasan. Matanya hijau emerald. Serta wujudnya sesekali berubah dari usia tua menjadi muda.

"Penyihir menara?."

"Abellio meminta damai dengan menyerahkan penyihir mereka."

"Dan apa yang ada lakukan yang mulia?."

CALLISTO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang