21

2.1K 267 53
                                    

____________________

People start understanding your value when you stop making efforts for them.

____________________

.

.

.

--- K A L O P S I A ---

.

.

.

Bulatan es krim itu jatuh. Tepat di bawah kaki dan sempat membuat Hinata tersentak kecil. Tetapi, ia tidak melakukan apa-apa. Hinata tahu jika cepat atau lambat, makanan manis di tangannya akan meleleh -- karena sedari tadi memang hanya dianggurkan begitu saja.

Hinata membeli es krim ini karena pernah mendengar bila makanan manis sangat ampuh memperbaiki suasana hati. Namun, meski Hinata sudah memakannya lebih dari setengah, perasaannya tetap tidak berubah. Malah, semakin banyak mulutnya mencicipi manis, ia merasa hidupnya semakin pahit saja.

Sudah pukul sepuluh malam. Pemilik minimarket bahkan sudah sempat bertanya sampai kapan dia akan duduk di sana dalam cuaca dingin seperti ini.

Bukankah Hinata terlihat lucu? Cuacanya sedang dingin, namun ia malah membeli es krim.

Oh, astaga. Hinata hanya merasa enggan. Ia enggan berpikir, ia enggan bergerak, dan itu menjadikannya enggan untuk pulang.

Demi Tuhan. Rasa malu Hinata benar-benar tersentil. Kalimat yang ia dengarkan beberapa saat lalu telah memukulnya secara telak.

Hinata tersinggung bukan karena merasa semua itu telah begitu merendahkannya. Malah, Hinata cukup membenarkan perkataan tersebut.

Kalau dipikir-pikir lagi, bukankah dia memang tidak tahu malu? Setelah meminta perpisahan, dirinya tetap bertahan tinggal bersama -- di rumah Naruto, hanya dengan bermodalkan alasan karena tidak ingin orangtuanya tahu seperti apa keadaan rumah tangganya bersama Naruto. Padahal, pada akhir, semua tetap akan terungkap.

".... Konyol sekali. Dia punya orangtua, 'kan? Tapi kenapa masih menetap di sini? Dia sangat angkuh saat berkata sudah memberikan surat perceraian, namun masih berharap hidup satu atap denganmu? Benar-benar!"

Erat, Hinata memejamkan mata. Memalukan sekali rasanya.

Begitu cepat, Hinata meraih ponsel miliknya. Ini sudah cukup malam. Hinata tidak bisa pergi ke rumah orangtuanya. Dia tidak ingin membuat mereka terkejut dan bertanya-tanya apabila ia mendadak saja datang di jam begini. Hinata tidak ingin membuat keributan di sana.

Jadi, ada satu orang lain yang terlintas di pikirannya; Sang Bibi. Natsu bisa diminta untuk menjaga rahasia. Jadi, Hinata tidak perlu khawatir jika hal ini sampai ke telinga ayah ibunya dan membuat mereka bertanya-tanya mengapa Hinata tidak berada di rumah. Ia hanya perlu membuat cerita untuk menciptakan kebohongan kecil.

.

.

Hinata tidak pulang semalaman. Setidaknya, itu yang Naruto tahu saat melihat rumah tetap sepi tanpa tanda-tanda kehadiran orang lain.

Semalam, Naruto juga menghabiskan waktu dengan berada di ruang tengah sembari mengerjakan apa yang bisa dikerjakan hingga lewat tengah malam, namun, wanita itu tidak kembali hingga ia memutuskan untuk masuk ke kamar.

Kalopsia [ NaruHina ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang