03

8.6K 198 115
                                    

Waktu begitu cepat berlalu, kini usia San sudah 1 tahun setengah dan Ten tengah mengandung anak kedua yang sudah memasuki bulan ke-9. Semenjak kehamilan kedua pun, Johnny sudah mempekerjakan seorang suster khusus untuk membantu Ten menjaga San. Ya, pasti sangat sulit mengurus toddler dengan perut besarnya, dan Johnny tidak ingin Ten kelelahan.

Seperti biasa, pagi hari Ten tetap menyiapkan kebutuhan Johnny seperti pakaian bekerjanya, namun untuk menyiapkan sarapan tentu saja Ko Ahjumma yang membantu. Johnny juga akan marah jika tau Ten melakukan pekerjaan berat.

"Jangan sampai kelelahan, ya." Ujar Johnny saat Ten memakaikannya dasi sambil mengusapi perutnya. "Jangan mengerjakan pekerjaan berat, dan harus langsung menghubungiku jika terjadi sesuatu."

"Ayolah, Jo... sudah berapa kali kau mengatakan itu? Euhm? Aku hanya hamil bukan sakit keras. Lagipula ini bukan yang pertama, sayang." Ten merengut membuat Johnny gemas lalu mengecup kilat bibir si manis.

"Iya, iya, aku hanya mengingatkan. Tidak perlu datang ke kantor membawa makan siang, hari ini aku akan pulang cepat dan makan siang di rumah bersamamu dan San."

"Mana bisa begitu!"

"Perusahaan itu milikku, aku bosnya, mau datang dan pergi jam berapa boleh kan?"

"Ish!! Tidak boleh seenaknya begitu!" Ten mencubit perut Johnny, namun si empunya perut hanya terkekeh.

"Aku sudah mulai mengambil cuti sayang."

"Tidak perlu sampai mengambil cuti, di rumah ada Ko Ahjumma dan Suster Han. Kalau ada apa-apa mereka bisa membantuku dan mengabarimu."

"Tidak, tidak, aku harus jadi suami siaga. Tidak mau kejadian saat San lahir terulang kembali."

"Baiklah, baiklah. Sesukamu." Johnny terkekeh gemas jika Ten sudah mengatakan hal itu.

"Aku berangkat ya sayang." Johnny mengecup bibir Ten dengan lembut sambil membelai perut besar ten kemudian sedikit merunduk menyamakan wajahnya dengan perut Ten. "Baby, jangan nakal selama Daddy bekerja ya." Kemudian mencium perut besar Ten, membuat Ten terkekeh gemas setiap kali suaminya melakukan itu.

.

.

.

.

Siang harinya setelah makan siang, Ten menemani San bermain di ruang Tengah sambil merajut sepatu bayi. Ya, di kehamilan keduanya ini, Ten sedang senang-senangnya merajut. Minggu lalu dia berhasil menyelesaikan sweater rajut untuk San dan calon anak keduanya. Tidak hanya Ten sendiri, tapi juga ada suster yang menjaga San bermain.

Sedang asyik merajut sambil memperhatikan San, ponsel Ten berdering. 'Doyoung's Calling' buru-buru Ten mengangkat telepon dari temannya.

"Halo?" ujar Ten membuka pembicaraan.

"Apa kau di rumah?" tanya Doyoung di seberang telepon.

"Menurutmu? Seperti tidak tau Johnny saja." Kekehan terdengar dari Doyoung. "Ada apa? Kalau mengajak pergi keluar, rasanya tidak bisa. Johnny tidak akan mengizinkanku pergi sendiri dalam keadaan hamil tua seperti ini."

"Tentu saja aku hafal tabiat suami mu itu."

"Lalu?"

"Johnny belum menghubungimu? Shohei Hyung baru saja menghubungiku, memberi kabar kalau anak pertama Jaehyun dan Taeyong sudah lahir."

"Apa? Kenapa aku tidak diberi kabar." Ten mempout bibirnya.

"Nanti malam rencananya aku dan Shohei Hyung akan pergi menjenguk Taeyong di rumah sakit."

PREGNANCY || JOHNTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang