05

5.1K 130 43
                                    

Selesai mandi dan berpakaian, Johnny bergegas keluar kamar untuk mengurus kedua balitanya. Tak lupa Johnny juga menghubungi managernya untuk menghandle semua pekerjaannya hari ini, karena ia tidak mungkin pergi bekerja meninggalkan Ten bersama kedua anak aktifnya setelah pergelutan mereka semalam.

Johnny membuka pintu kamar Hendery dan San, terlihat keduanya masih terrtidur nyenyak di ranjang sambil berpelukan. Perlahan Johnny mendekati ranjang dan terkekeh gemas melihat pose tidur si sulung dan adiknya. Johnny mengeluarkan ponselnya lalu mengabadikan moment itu sebelum membangunkan keduanya.

"Kiddos, wake up... sudah pagi sayang." Ujar Johnny sambil membelai rambut keduanya.

"Euhm..." San dan Hendery mengerjapkan matanya membiasakan dengan Cahaya lampu. "Ommy ana?" tanya Hendery saat tau yang membangunkannya adalah ayahnya. "Au tama Ommy..." rengek Hendery.

Sementara itu San mulai berguling di ranjang lalu duduk mencoba mengumpulkan kesadaran. "Kok cama Daddy?"

"Hari ini kalian sama Daddy dulu, Mommy sedang tidak enak badan, jadi tidak bisa turun dari tempat tidur."

"Tenapa? Tenapa Ommy... (kenapa? Kenapa Mommy...)"

"Ssstt... habis mandi kita temui Mommy, sekarang kalian mandi sama Daddy, lalu sarapan, setelah itu bantu daddy bawakan sarapan untuk Mommy, ya?"

"Ay, ay, captain!!" ujar keduanya masih setengah sadar. Johnny langsung mengangkat tubuh keduanya lalu membawanya ke kamar mandi.


Singkat cerita, setelah mandi Johnny menitipkan sebentar kedua anaknya kepada Ko Ahjumma untuk ditemani sarapan, selagi ia membawakan sarapan untuk Ten ke kamar. Sampai di kamar, Ten baru saja mencoba merubah posisinya menjadi duduk dengan sedikit susah payah dan sedikit meringis. Melihat hal itu, Johnny buru-buru berjalan masuk dan meletakkan tray berisi sarapan untuk Ten di atas nakas kemudian membantu Ten untuk duduk.

"Mmhh... anak-anak sudah mandi?" tanya Ten sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran ranjang.

"Sedang sarapan bersam Ko Ahjumma." Jawab Johnny. "Sarapan dulu atau mandi dulu?" tanya Johnny sambil merapikan rambut Ten yang menutupi setengah wajahnya.

Bukannya menjawab, Ten malah mempout bibirnya. "Aku belum dapat morning kiss, Daddy..." rajuk Ten membuat Johnny tertawa semakin gemas.

"Ya Tuhan, Mommy anak-anak sedang merajuk, euhm?" Ten terkekeh mendengar ucapan Johnny. Lalu dengan cepat Johnny menyentuh pipi Ten kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah Ten hingga taka da jarak lagi bagi wajah mereka. Johnny langsung meraup bibir merah jambu Ten dan sedikit melumat. Tak berhenti sampai di situ, tentu saja Ten membalas lumatan bibir Johnny hingga akhirnya Johnny hampir kembali hilang kendali. Namun dengan cepat, Ten memukul pelan dada Johnny dan mendorong tubuhnya sekuat tenaga.

"Sudah cukup, jangan lagi... rasanya masih sakit, tau!!" Ten kembali merajuk.

"Hahaha... iya, iya, maaf ya sayang. Jadi, mau sarapan dulu atau mandi?"

"Aku mau mandi dulu, tapi bantu aku ke kamar mandi." Ten merentangkan tangannya, memberikan isyarat untuk di gendong.

"As you wish, your Majesty~" Ten semakin tertawa dibuatnya saat mendengar ucapan Johnny, lalu dengan cepat tubuhnya seperti melambung karena digendong oleh Johnny bridal style.

"Cukup antarkan aku saja ya, jangan macam-macam, atau kutendang kau." Canda Ten membuat Johnny tertawa.


🍼🍼🍼


Satu bulan telah berlalu, obrolan mengenai "Kapan punya adik?" dari San dan Hendery tak pernah berhenti. Dan jawaban Ten tetap sama, "Bersabarlah, nanti kalau waktunya punya adik juga, adiknya datang." Sebenarnya ada kalanya ten ingin rehat sebentar supaya lebih puas mengurus kedua jagoannya ini. Tapi di satu sisi, terkadang ia juga merindukan perut besar berisi buah hatinya bersama Johnny. Ya, pada dasarnya Ten dan Johnny sama. Sama-sama senang anak-anak dan senang rumah ramai dengan suara anak-anak. Mungkin karena Johnny anak tunggal dan Ten juga hanya 2 bersaudara.

PREGNANCY || JOHNTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang