11

3.6K 109 52
                                        

*Jangan lupa vote dan spam komennya yaa ^^*


Beberapa waktu pun berlalu begitu cepat, sejak terakhir kali Ten menjenguk kelahiran David, putra bungsu Taeyong dan Jaehyun beberapa bulan yang lalu. Seperti biasa pagi ini Ten sibuk memasak di dapur membuat sarapan. Sudah dua hari ini tidak ada Ko Ahjumma di rumah, karena beliau izin untuk pulang ke rumahnya karena anaknya sakit. Seperti biasa, menu sarapan kelluarga mereka tidak neko-neko. Yang penting 4 sehat 5 semputna. Sedang asyik-asyiknya memotong sayuran sambil bersenandung, tiba-tiba saja ada dua tangan kekar yang melingkar di pinggangnya. Untung saja Ten sudah terbiasa.

"Kebiasaan, mentang-mentang tidak ada Ko Ahjumma!" protes Ten.

Johnny terkekeh sambil terus memeluk Ten dari belakang, sambil menyandarkan kepalanya di bahu Ten. "Sayang, rasanya aku malas ke kantor. Rsanya ingin terus bersamamu..."

Ten memukul tangan Johnny setelah meletakkan pisau di tangannya. "Jangan sembarangan bicara! Sana siap-siap, aku sedang masak. Anak-anak juga sebentar lagi selesai bersiap."

"Sayang..." Johnny kembali merajuk dengan deep voicenya.

"Diamlah, Johnny Suh!!"

Johnny melepaskan pelukannya, lalu membalikkan tubuh Ten agar menghadap ke arahnya. Matanya menatap mata Ten dengan intens sambil tangannya merebut pisau di tangan Ten dan meletakkannya di atas meja dapur, lalu setelah itu tangannya mengarah mematikan kompor. Setelah itu, Johnny mendapatkan sarapan makanan pembuka dari Ten. Bibirnya meraup lembut bibir Ten sambill sedikit melumat. Beruntung anak-anak tidak melihat itu.

.

.

.

.

Akhirnya, setelah pergulatan keduanya di dapur, kini mereka sudah duduk di meja makan bersama ke-4 anak mereka. Anak-anak juga sudah memakai seragam sekolah mereka masing-masing. Ten meletakkan tas bekal milik mereka masing-masing, untuk di bawa ke sekolah.

"Karena Mommy harus berbelanja hari ini, kalian berangkat di antar Daddy, ya. Nanti saat pulang sekolah, Mommy yang jemput." Ujar Ten.

"Siap, Mommy..." ujar ke-4 nya kompak.

"Bekalnya wajib di makan, oke?" sahut Johnny.

"Ay, ay, captain!!" jawab ke-4 nya lagi. Johnny dan Ten terkekeh melihat tingkah anak-anaknya.


Selesai sarapan, Ten mengantar Johnny sampai ke depan pintu bersama ke-4 anak mereka yang juga siap berangkat sekolah. Setelah mencium Ten, Johnny langsung mengusak rambut ke-4 anaknya untuk mengisyaratkan bahwa mereka juga harus berpamitan pada Ibunya. Ten merunduk dan menciup satu persatu anak-anaknya.

"Hati-hati di jalan, ya..." ujar Ten sambil tersenyum kemudian melambaikan tangannya.

Setelah memastikan mereka berangkat, Ten kembali masuk ke dalam dan bersiap untuk pergi ke supermarket. Setelah memakai coat dan mengambil dompet serta kunci mobil, Ten bergegas pergi menuju supermarket.



Satu persatu daftar belanjaan di catatan Ten sudah berpindah semua di keranjang. Setelah membayar Ten langsung membawa trolley berisikan kantung-kantung belanja menuju halaman parkir dan memasukkannya ke bagasi mobil. Ten berkali-kali mengecek barang belanjaannya, memastikan semua sudah lengkap. Setelah yakin, Ten langsung menutup pintu bagasi dan langsung membuka pintu kemudi. Namun, perhatiannya teralihkan pada apotek yang ada di Seberang jalan.

PREGNANCY || JOHNTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang