08

4.3K 88 23
                                    

*Jangan lupa vote dan spam komennya yaa ^^*



Pintu kamar Ten terbuka perlahan. Ten tersenyum saat melihat kedua jagoannya berjalan masuk setelah berusaha membuka pintu kamarnya, diikuti Johnny di belakang mereka.

"Hei, Kiddos... sudah mandi?" tanya Ten yang duduk bersandar di ranjang sambil tersenyum.

"Cudah, telus mandi cama Daddy, telus ciapin calapan buat Mommy..." jawab San sambil berlari kecil menghampiri Ten diikuti Hendery di belakangnya lalu berusaha naik ke ranjang. Ten terkekeh melihat keduanya berusaha naik ke ranjang.

"Hati-hati, sayang..." kekeh Ten.

"Waah... dedek na bobo..." ujar Hendery takjub melihat kedua bayi yang tengah terlelap di sebelah Ten.

"Iya, adiknya bobo habis minum susu." Ujar Ten.

"Ayo, kalian bergeser dulu sedikit, Mommy mau makan." Ujar Johnny sambil membawa meja lipat berisi makanan untuk Ten. Johnny meletakkan terlebih dahulu meja di lantai kemudian beralih kepada kedua bayi di ranjang.

"Adiknya Daddy pindahkan ke keranjang dulu, ya. Kalian bisa lihat dari keranjang saja. Mommy nya mau makan dulu." Ujar Johnny kemudian menggendong Hina dan Haechan satu persatu untuk dipindahkan ke dalam keranjang.

"Ommy nda mam di lual?" tanya Hendery.

"Mommy nya masih belum bisa keluar sayang, masih capek kan. Semalam adik-adiknya Hendery dan San baru lahir." San dan Hendery mengangguk-angguk mendengar ucapan Johnny meskipun sebenarnya mereka juga tidak begitu paham.

"Otee... dedek na Eyi jaga, Ommy mam yang banak. Ugh..." Ujar Hendery sambil berusaha turun perlahan dari ranjang, lalu disusul San. "Nyung... dedek nan nda item taya kemaln..."

"Huum... kan dulu juga Eyi item kayak di foto kemalin..." celetuk San.

"Dedek na tantik... taya Ommy..." ujar Hendery sambil memperhatikan kedua adiknya.

"Dedek bica main bola, Dad?" tanya San menoleh ke arah Johnny yang sedang mengangkat kembali meja lipat dan di letakkan di ranjang untuk Ten makan.

"Haha... belum bisa sayang. Tunggu beberapa tahun lagi, ya." Jawab Johnny. "Mau kusuapi?"

"Tanganku masih bisa bergerak, sayang." Kekeh Ten.

"Aku jadi sedikit rindu manjamu saat hamil si kembar." Cicit Johnny duduk di pinggir ranjang sambil melirik San dan Hendery yang mulai hanyut asyik menatapi kedua adik baru mereka.

"Aku semanja itu, ya?" tanya Ten sambil menyuap makanannya.

Johnny mengangguk-angguk. "Sejujurnya, saat hamil si kembar, kau banyak membuatku takjub. Yang biasanya kau lakukan sendiri meskipun sedang hamil besar, tapi saat hamil si kembar kau banyak bergantung padaku. Meskipun itu hal sepele. Dan aku menyukai itu."

"Kau suka saat aku bergantung padamu? Bukankah jadinya sangat merepotkan? Kau harus cuti lebih awal saat aku hamil si kembar, karena memang semerepotkan itu. Aku banyak merengek, menangis, mengeluh, bahkan marah padamu karena hal sepele."

Johnny menggelengkan kepalanya. "Justru aku merasa dibutuhkan." Ten tersenyum mendengar ucapan Johnny lalu menggenggam tangan Johnny erat.

"Mungkin aku jarang mengatakan ini padamu. Tapi terimakasih selalu mendampingiku dan anak-anak. Aku sangat mencintaimu Hyung... bukankah aku beruntung bisa bersama denganmu?"

"Aku jauh lebih beruntung. Bersamamu, aku mendapatkan 4 malaikat kecil yang lucu. Aku jauh lebih mencintaimu." Ten mengecup kilat bibir Johnny. 

"Tapi Hyung..."

PREGNANCY || JOHNTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang