Transfer 11 [Wonderful Gift] rev.

12.3K 620 87
                                    

Time; 2 bulan yang lalu

Sunyi. Sangat sunyi. Semua orang terdiam mematung karena mereka dikejutkan oleh suatu yang sulit terjadi. Angin berhembus kecil dan suara monster mob dikejauhan bahkan terdengar jelas.

"..................eh?"

Apa yang baru saja dia dengar?

Kuro berharap apa yang dia dengar hanyalah candaan atau sebuah mimpi. Dia bahkan berharap ada seseorang yang menamparnya dengan sekuat tenaga agar dia cepat bangun dari mimpi buruk.

"Kuro, apa kau tak dengar? Aku memintamu untuk menikah denganku, sekarang juga."

".........."

Flamia bertanya sekali lagi. Kali ini lebih tegas daripada sebelumnya.

Jika disebut mimpi buruk, itu tak terlalu tepat karena dia diminta untuk menikahi gadis secantik Flamia.

Mimpi buruk Kuro lebih tepat jika berasal dari kedua sisinya yang kini seolah dewa kematian yang mengacungkan sabit mereka di leher Kuro.

Dia akan mati. Mati. Mati dan Mati.

Dia menghembuskan nafasnya untuk mengendalikan dirinya dan mencoba untuk tak panik.

[Onii-chan, apa jawabanmu?]

[Kuro-chan, kami menunggu jawabanmu...]

Suara telepati yang menyeramkan kini berada di kepalanya.

(Bisakah kalian diam sebentar! Aku juga terkejut seperti kalian.)

[........]

[.......]

(Dinginkan kepala kalian terlebih dahulu dan kita dengarkan dulu alasan Flamia mengajakku menikah. Aku akan menjelaskan semuanya kepada kalian nanti, sekarang kita selesaikan ini dulu, mengerti?)

[Tch....]

[Tchh..]

Kuro tersenyum kecut dalam hati.

"Kuro, apa kau mendengarku?"

"Ahh.. maaf, tapi bisakah kau menjelaskan kenapa kau memintaku menikah denganmu?"

Flamia menunjukkan tatapan kesal.

"Tentu karena aku mencintaimu!"

"......"

Meskipun tanpa ragu dan tak terlihat gugup, namun wajah Flamia yang memerah menunjukkan dia malu.

Bulu kuduk Kuro merinding karena merasakan hawa membunuh yang begitu dingin.

Keributan terjadi di antara ratusan liber yang mengelilingi mereka. Sekarang, mereka berempat bagaikan pusat pertunjukkan.

[Onii-chan pasti merayu dia.]

[Ya, tak diragukan lagi. Aku tak menyangka dia playboy.]

(..........)

Kuro hanya bisa terdiam mendengar caci maki yang sedikit ada benarnya (meskipun tidak bermaksud.)

"Dan karena itulah kau mengajakku .....menikah."

Flamia mengangguk.

"Yup. Bukankah kau sendiri yang bilang, aku tak bisa menikah denganmu karena aku tak mencintaimu, tapi sekarang aku mencintaimu, dengan kata lain bukankah itu artinya aku bisa menikah denganmu?"

"""..........""'

Mereka bertiga terdiam karena sadar ada yang salah dengan logika cinta Flamia.

Celestial Soul Online [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang