Esok paginya, Kuro dan Chiaki berangkat sekolah bersama. Ini adalah suatu yang jarang terjadi karena Chiaki selalu berangkat lebih awal daripada Kuro. Tapi hari ini dikarenakan suatu hal, maka mereka berangkat bersama.
Seperti biasa, Kuro selalu membawa pedang bambu yang dibungkus kain, sedangkan Chiaki juga berangkat seperti biasa. Hal yang sedikit berbeda adalah kini mereka bergandengan tangan di kereta yang penuh sesak dengan wajah memerah karena saling berhadapan dan berdempetan.
Tubuh Kuro yang lebih tinggi membuat dia bisa melihat apa yang berada di celah kancing dada Chiaki. Bra merah dan lekukan dada yang tak terlalu besar, tapi begitu menggoda.
Satu hal yang tak biasa kali ini adalah di jari manis mereka, ada sebuah cincin yang menjadi sebuah simbol pernikahan mereka di CSO. Ini sedikit melegakan karena kini Chiaki dan Ruko juga memakai cincin yang sama dengan Flamia, tapi ini juga menjadi masalah karena cincin itu tak bisa dilepaskan dari jari manis mereka.
"......"
Kuro teringat kembali apa yang terjadi tadi pagi.
Seperti biasa dia bangun pagi, tapi kali ini dia dikejutkan tak hanya Flamia saja yang berada di kamarnya dengan kondisi telanjang bulat. Chiaki dan Ruko juga muncul di kamar Kuro dengan kondisi yang sama.
"Kuro-chan, apa yang sedang kau pikirkan? Mungkinkah kau memikirkan hal mesum?"
Dari balik kacamatanya, Kuro melihat Chiaki yang menatapnya dari bawah dengan senyuman nakal. Dia sangat manis saat seperti ini.
"Jangan berkata seolah aku orang mesum. Aku hanya berpikir apakah tak apa apa kita meninggalkan Flamia di rumah sendirian?"
Flamia datang lagi ke dunia ini dengan cara yang sama seperti kemarin. Dia datang setelah berhubungan suami istri dengan Kuro.
Berbeda dengan mereka bertiga, Flamia tak bersekolah, jadi tak ada pilihan lain selain meninggalkan dia di rumah sendirian. Kuro sempat bertanya apakah Flamia bisa kembali ke CSO daripada dia harus menunggu mereka pulang, saat itu Kuro mendapat jawaban yang tak terduga.
Flamia sekarang bisa datang ke dunia ini kapanpun dia mau dan kembali kapanpun, tapi dia tak bisa seharian penuh karena memiliki batas waktu. Inilah penjelasan kemarin malam.
"Mengingat sifat dia, kurasa bukan ide yang bagus meninggalkan Flamia-chan sendirian."
Kuro hanya tertawa pahit karena juga memikirkan hal yang sama.
Sekitar satu jam, mereka sampai di stasiun dekat sekolah mereka. Chiaki dan Kuro berpisah di tempat itu. Mereka tak ingin terlalu menarik perhatian, jadi inilah yang terbaik.
Kuro berjalan dengan santai sambil membaca buku yang sempat dia pinjam dari perpustakaan. Menurut perhitungannya, dengan kecepatan seperti itu, dia akan sampai di sekolah hampir saat tanda berbunyi seperti biasanya.
Dia sampai di sekolah disaat yang sudah dia perkirakan. Dia tahu semua orang yang dia temui pasti melihatnya atau berbisik setelah melihatnya. Ini pengalaman yang tak menyenangkan mengingat Kuro tak suka menjadi pusat perhatian.
Bu Frenda masuk ke ruang kelas dan pelajaran dimulai seperti biasa tanpa ada masalah berarti.
Jam makan siang, Kuro ke atap karena dia tahu hanya itulah tempat dia bisa bersantai. Dia membawa buku dan bekal makan siang yang disiapkan Ruko, tapi dia terkejut saat Chiaki sudah menunggunya sambil membawa sebuah bekal yang sama, yaitu bekal buatan Ruko.
"Kuro-chan, mau makan siang bersamaku?"
Kuro hanya tersenyum kecil sambil melangkahkan kakinya ke tempat duduk di samping Chiaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celestial Soul Online [End]
AdventureRank 3 #Adventure Rank 2 #Adventure Sinopsis; Kisah berpusat kepada Kuro Kanata. Dari luar dia terlihat hanyalah manusia biasa, tapi sebenarnya dia merupakan eksistensi langka yang disebut God Slayer. God Slayer memiliki tugas untuk melindungi du...