Transfer 33 <Guardian part 2>

3.7K 281 8
                                    

Flamia tak pernah berpikir dirinya akan bertarung demi suatu hal di luar misinya sebagai Valkryie Maiden. Dia tak ingat sejak kapan dia berada di Celestial World dan mulai bertarung. Mungkin bukan hanya dirinya saja yang merasakan semua ini, keenam Valkryie Maiden lainnya pasti merasakan hal yang sama.

Orang lain menganggap dunia itu adalah dunia permainan yang bisa dinikmati tanpaperlu takut akan kematian. Namun pada kenyataannya dunia itu adalah dunia dimana setiap pertarungan adalah nyata dan benar benar terjadi.

Bertarung dan menjadi yang terkuat untuk mengalahkan Demon God. Itulah misi para Valkryie Maiden.

Sejak dulu tak ada yang mampu merubah semua itu, tetapi perubahan perlahan mulai terjadi.

Flamia yang hanya bertarung mulai penasaran dengan apa yang dinamakan cinta dan hubungan asmara antara dua insan. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya pasangan yang setiap hari semakin banyak. Bahkan dunia yang hanya bertujuan untuk bertarung berubah menjadi dunia yang digunakan untuk menjalin hubungan kekasih.

Dia pernah melihat sepasang kekasih sedang menunggangi naga terbang di lembah. Normalnya kedua liber itu akan menuju ke tempat tertentu dan bertarung. Tetapi mereka hanya melihat lihat pemandangan.

Itu hanyalah pemandangan hutan biasa. Apa ada suatu yang luar biasa dari semua itu?

Flamia tak tahu. Dia tak mengerti. Dia penasaran dan ingin bertanya, tetapi dia tak tahu siapa yang harus dia tanyai.

Dengan semua perasaan itu, dia kebetulan melihat seorang liber bertarung dengan cara yang tak biasa.

Itulah awal dari pertemuannya dengan seorang bernama Kuro Kanata.

Dia mulai mengamati dan mencari tahu. Dia bahkan bertanya pada teman temannya mengenai orang yang tak dia kenal.

Banyak yang menanyakan kenapa dia sangat ingin tahu tentang Kuro. Dia tak tahu kenapa, tetapi dia tak pernah menyangkal tertarik dengan Kuro. Dia tertarik bukan karena Kuro bertarung dengan cara unik, tapi lebih dari itu.

Dia awalnya terkejut saat tahu Kuro memiliki adik dan teman yang menyukainya. Mungkinkah Kuro begitu terkenal dan populer? Semua itu tak ada hubunganya. Yang dia tahu hanyalah mereka berdua menyukai Kuro.

Hm.. Aneh. Apakah wajar jika memiliki lebih dari satu orang yang kau cintai?

Itu konsep yang sulit Flamia mengerti. Bagaimanapun juga dia tak pernah jatuh cinta.

Dan pada akhirnya, dia bertemu dengan pemuda itu. Bertemu dengan Kuro. Dan tak disangka, keduanya berciuman.

Itu adalah ciuman pertamanya. Dia bisa merasakan bibir Kuro yang lembut dan ..sedikit terasa manis. Apakah setiap bibir memiliki rasa seperti itu?

Dia penasaran. Tetapi dia lebih penasaran dengan apa yang dia rasakan setelah berciuman dengan Kuro.

Ada suatu yang hangat muncul di dadanya. Ini perasaan yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Hangat dan nyaman. Jantungnya berdebar kencang dan tak ingin melupakan perasaan itu.

Dia akhirnya membuat syarat jika bertemu mereka akan berciuman.

Dia senang karena Kuro bersedia meskipun dengan cara sedikit memeras. Tetapi yang terpenting dia tak pernah kehilangan perasaan itu.

Hari hari berlalu dan mereka bertemu setiap hari dan berciuman. Entah mengapa setiap kali melakukannya, dia ingin berciuman lebih lama lagi. Lagi dan lagi.

Dengan niat awal untuk tak melupakan sensasi itu, perasaan itu perlahan berubah dan tumbuh menjadi lebih besar dan sulit terkendali.

Dia ingin berciuman lebih lama. Tak hanya di bagian bibir, tapi juga bagian lain.

Dia ingin mengenal lebih banyak. Tak hanya penampilan, namun juga kesukaan, apa yang dia benci dan masih banyak lagi.

Dia ingin tahu.

Dia ingin merasakan lebih dari jantung berdebar.

Dia ingin lebih lama lagi bersama dengan Kuro.

Dia tak tahu apa sebenarnya yang dia rasakan, tetapi dia merasa bahagia. Kebahagiaan yang dia rasakan bahkan lebih menyenangkan daripada saat mendapatkan hadiah senjata langka.

Untuk pertama kalinya, dia merasakan yang dinamakan kebahagiaan sejati.

Perasaan itu akhirnya semakin tumbuh dan tak terbendung setelah mengalahkan Akaku dan mendapatkan senjata terkuat untuk mengalahkan Demon God.

Dia sudah tak bisa menahan diri lagi.

Pada akhirnya dia memutuskan untuk menyatakan cinta sekaligus mengajak Kuro menikah. Itu tindakan paling memalukan dalam hidupnya, tetapi semuanya setimpal dengan apa yang dia dapatkan. Suami yang baik dan teman gadis yang baik.

Karena percaya pada mereka, dia akhirnya memberi tahu kenyataan tentang dunia itu. Normalnya orang akan terkejut, tetapi mereka semua menerimanya dengan mudah. Tak hanya itu, dia dikejutkan oleh kenyataan tentang mereka merupakan seorang God Slayer.

Tentu dia tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia selama ini menjadi kuat untuk membunuh dewa, tetapi suaminya merupakan seorang yang telah melakukan semua itu.

Banyak hal yang ingin dia ketahui dari suaminya.

Pada akhirnya, dia mengetahui kalau dunia yang selama ini dia tinggali hanyalah sebagian kecil dari suatu yang disebut Dunia yang sebenarnya.

Dan disaat yang sama, dia sadar kalau dirinya bukanlah orang yang spesial, terpilih atau seorang ditugaskan dalam sebuah misi luar biasa.

Dia hanya salah satu dari milyaran orang biasa di dunia.

Meskipun Kuro dan lainnya adalah seorang God Slayer, mereka juga manusia biasa. Karena itulah mereka tak lepas dari masalah.

Dan masalah itu lebih cepat datang daripada yang dia perkirakan.

Gadis lain, kepribadian ganda yang muncul, kekuatan yang harus disegel, dan yang paling menyakitkan adalah kenyataan untuk harus membunuh suaminya, tidak meskipun hanya membunuh suatu yang lain di tubuh Kuro, namun dalam hatinya yang terdalam dia tak menginginkannya.

Itu terlalu menyakitkan meskipun hanya dalam imajinasinya.

Saat tahu bisa menghindari semua itu, dia sangat bersyukur pada tuhan. Dia akhirnya tak perlu lagi cemas dengan masalah rumit yang tak terlalu dia mengerti.

Sayangnya, semua itu hanyalah hitungan mundur menuju masalah terbesar saat ini.

Suami yang dia cintai, akan bangkit menjadi Demon God.

Seorang yang dia cintai, menjadi musuh seluruh orang dari dunianya.

Di antara dua pilihan, harus mengalahkan Kuro sebelum dia bangkit atau sepenuhnya atau menyelamatkannya dan mengembalikannya seperti semula. Keduanya bukan pilihan mudah. Tetapi jika disuruh harus memilih tentu dia akan memilih pilihan kedua.

Alasan kenapa dia memilih pilihan itu bukan karena dia sangat mencintai Kuro, namun juga karena dia tak bisa mengkhianati perasaan Ruko dan Chiaki yang memilih jalan untuk berjuang.

Sebelum detik terakhir, mereka harus terus berjuang tanpa menyerah.

Inilah yang dia lakukan saat ini.

Dengan bantuan dua saudaranya, dia melawan salah satu hambatan terbesar sebagai seorang Valkryie Maiden dan seorang Flamia.

"Ange-chan!"

"<Water Jet>"

Mikaku menggunakan <Water Jet> dan Angela melawan menggunakan skill yang sama.

Kedua serangan beradu dan akhirnya menghilang secara bersamaan. Meskipun terlihat seimbang, namun tak ada yang berpikir seperti itu.

Demon King merupakan monster yang dikalahkan melalui misi Raid. Meskipun level mereka tak terlalu tinggi, namun memiliki serangan dan pertahanan yang kuat. Tak hanya itu, mereka memiliki senjata yang sangat kuat. Melawan Demon King dengan hanya tiga liber sebenarnya bukan pilihan yang tepat.

Tetapi, saat ini mereka harus melakukannya. Hampir semu liber saat ini mencegah kebangkitan Demon God. Tak ada waktu untuk melakukan misi biasa apalagi misi Raid.

"Kita mundur dulu <Mist Area>"

Seluruh tempat tertutupi oleh embun tebal. Skill itu memiliki fungsi untuk menghapus hawa keberadaan dan sekaligus menutupi skill pendeteksi.

Jika mereka menggunakan kesempatan itu untuk menyerang, itu akan memberikan kesempatan besar, namun saat ini itu bukan keputusan yang tepat untuk melawan Mikaku.

Seperti Akaku dan Demon King lainnya, Mikaku memiliki skill khusus yang akan aktif di dalam kondisi tertentu. Dan skill itu sekarang aktif dan membuat ketiganya kesulitan mengalahkan Mikaku.

"Kita harus memikirkan cara agar kita mengalahkannya dengan cepat."

Angela mengeluh. Tak ada yang menyalahkan di situasi mereka saat ini.

Skill khusus Mikaku adalah regenerasi 30 persen HP bar setiap 4 menit. Dengan pertahanan yang kuat, memberikan dampak sebesar itu sudah cukup sulit dan itu ditambah dengan regenerasi, mereka seolah melawan musuh yang abadi.

"Kita hanya punya pilihan harus menyerang titik lemahnya." saran Flamia. "Tetapi itu sulit jika Mikaku terus bergerak. Apalagi titik lemahnya berada di tengah dada. Kita harus menghancurkan armornya terlebih dahulu."

Jika Demon King sebelumnya hanya bertelanjang dada dengan pedang, kini Mikaku merupakan Demon King yang memakai perlengkapan lengkap seperti armor yang menutupi dada dan lengannya. Tak hanya itu, tombak besar menjadi senjata utamanya. Bisa dibilang saat ini mereka seperti melawan Demon King Knight.

Saat berdiskusi, tiba tiba cahaya melesat bagai pedang, itu salah satu serangan Mikaku, tetapi <Mist Area> tak hanya membutakan lawan, namun juga berfungsi mengalihkan arah serangan. Untuk sementara mereka bisa aman, tetapi hanya menunggu waktu tinggal masa aktif skill habis.

"Aku bisa saja menghancurkan armornya, tetapi jika Mikaku menahan seranganku dengan tombak itu, aku tak yakin bisa menembusnya."

"...mengenai itu serahkan padaku. Yang menjadi masalah siapa yang akan melakukan serangan terakhir?"

Angela dan Flamia melirik ke arah Horizon. Kemudian ketiganya mengangguk bersamaan.

Efek <Area Mist> menghilang dan akhirnya semuanya terlihat jelas.

Dan setelah jelas, yang terlihat adalah-

"Berpencar...!!!"

Mikaku yang bersiap menyerang dengan tusukan cepat. Tak hanya teknik, namun juga gerakan yang indah seolah Mikaku adalah ahli bela diri yang mengabdikan dirinya pada tekhnik tombak.

Tetapi, ketiganya menghindar dengan cepat tanpa terluka sedikitpun. Level mereka bukan hanya sebuah kiasan belaka.

Sebagai Valkryie Maiden mereka tahu tak boleh menerima dampak serangan yang berbahaya. Tak hanya menaikan level, namun mereka juga memperkuat pertahanan, kekuatan dan yang paling penting ...kecepatan. Lalu ditambah dengan perlengkapan langka dan kuat, kekuatan mereka bisa disamakan dengan 10 liber terkuat sebuah guild.

Meskipun begitu, mereka saat ini kesulitan melawan Mikaku.

"Aku tak akan membiarkanmu seenaknya, <Flame Whip>"

Tujuh cambuk api menyerang Mikaku. Mikaku tak berusaha bertahan dan memilih untuk memotong cambuk api dengan tombak.

"Jangan remehkan aku."

Dengan senyuman, skill Flamia naik ke tingkat yang lebih tinggi. Cambuk yang tersisa bergabung menjadi cambuk besar berduri.

Mikaku berusaha menebas, tapi gagal. Cambuk itu mengikat tombaknya dan membuat Mikaku tak bisa menggunakannya.

"Summon <Mermadia>, lalu summon <Dragonfly>"

Putri duyung dan naga air muncul menuruti panggilan Angela.

"Semuanya, serang!"

Keduanya mengeluarkan serangan tembakan air dan semburan air dalam jumlah besar tepat ke arah Mikaku. Tetapi serangan itu tak terlalu memberikan dampak karena Mikaku adalah Demon King berelemen air. Tak hanya bisa menggunakan serangan elemen air, namun juga memiliki ketahanan terhadap serangan air.

"Serang serang serang!!"

Air terus bertambah dan mulai memenuhi ruangan. Semuanya mulai menjadi basah oleh air.

Hal ini tak banyak berpengaruh karena itukah Mikaku tak melakukan perlawanan berarti. Mikaku terlihat tak terlalu peduli dengan serangan Angela dan lebih fokus melepaskan diri dari cambuk Flamia.

Tak berapa lama kemudian Mikaku akhirnya berhasil melepaskan diri dengan paksa. Lalu Mikaku berusaha menyerang Flamia yang memiliki serangan berdampak paling besar.

Sayangnya, baru tiga langkah bergerak, Mikaku berhenti. Perlahan, tubuhnya tenggelam ke air.

"Jangan pikir aku menyiram agar kau bisa bersih fufu!"

Karena pertempuran sebelumnya, banyak pijakan yang hancur dan itu membuat tanah menjadi gembur. Dengan menambah air, tanah menjadi lumpur dan membuat gerakan Mikaku terganggu.

Meskipun mereka dalam game dan hanya tinggal menggunakan sistem skill, namun jika keadaan tak memungkinkan, maka skill tak akan aktif. Sama seperti dunia nyata.

Tidak, memang begitulah aturan dunia itu.

"Selanjutnya, <Water Prison>"

Air yang mengelilingi Mikaku bertranformasi menjadi kubus besar yang mengurung Mikaku. Sama seperti sebelumnya, serangan itu hanya memberikan dampak sedikit.

Tetapi semua itu bukan masalah.

"Ange-chan, terima kasih telah mengulur waktu. <Triple Boost>"

Aura merah menyelimuti Flamia. Disaat yang sama status miliknya berubah menjadi tiga kali lipat. Walau hanya 30 detik, namun itu sudah cukup.

"Misteltein Slayer Skill <Hell Flash>"

Misteltein bertransformasi menjadi pedang tipis dan kecil menyerupai katana dengan api membara. Wujud itu bukan wujud asli atau wujud tersembunyi, itu adalah wujud dari kekuatan yang Flamia inginkan.

Kekuatan tak terkalahkan dan tak tertandingi.

Dia menebas dengan tekhnik tebasan cepat. Pedang api memotong Mikaku bersamaan dengan <Water Prison> yang mengekangnya.

Serangan itu merupakan serangan terkuat Flamia dengan mengobankan sebagian besar MP miliknya. Serangan yang mampu menembus pertahanan dewa dan melukainya. Serangan seperti itu akan menghabisi Demon King dalam sekejap mata.

Setidaknya itulah yang seharusnya terjadi.

Sosok Mikaku terlihat masih utuh. Tidak, meskipun tubuhnya terbelah menjadi dua dan HP bar berkurang banyak hingga menjadi 30 persen, namun perlahan HP bar kembali pulih dengan kecepatan luar biasa.

"Tch.. Memiliki 2 skill khusus suatu kecurangan oey!!"

Jika skill khusus yang pertama memulihkan 30 persen HP bar dalam kurun waktu tertentu, yang satunya merupakan skill <Super Auto Regeneration> yang memulihkan diri dengan sangat cepat dengan menyerap air di sekitarnya.

Tentu sebagai Valkryie Maiden ketiganya mengetahui hal itu. Kalau begitu bukankah artinya jika Angela menyerang, itu sama saja artinya bunuh diri?

Jawabannya tidak.

Angela dan Flamia tersenyum lebar saat melihat Mikaku perlahan kembali pulih.

"Hori-chan, kami serahkan padamu."

"Onee-chan, lakukan!!"

Cahaya muncul di kegelapan. Cahaya itu semakin kuat dan memenuhi ruangan bagaikan mentari ke dua. Cahaya menyilaukan itu berasal dari ujung anak panah God Slayer milik Horizon, <Meninas McAllon>

Sama seperti Misteltein, <Meninas McAllon> memikili kemampuan untuk melukai dan membunuh dewa. Horizon juga bisa mengubah kekuatan tergantung lawannya, hanya saja untuk menggunakan kekuatan penuh, Horizon harus berkonsentrasi untuk mengumpulkan kekuatan penuh. Selama masa itu, dia tak boleh bergerak dari tempatnya.

Inilah alasan sebenarnya kenapa Angela dan Flamia masih menyerang meskipun itu tak cukup untuk membunuh Mikaku.

Horizon membuka kedua matanya. Mata yang indah dan seolah tanpa emosi. Kedua mata itu kini hanya melihat satu arah. Satu buah titik di bagian dada Mikaku yang terbuka lebar.

Seolah tahu dalam bahaya, ekspresi Mikaku berubah. Dia tahu akan mati jika serangan itu mengenai kelemahannya. Dengan menggunakan tombak God Slayer di tangannya, dia akan bisa bertahan.

Tetapi dia tak bisa melakukannya. Mikaku memang hampir abadi, namun dia tak bisa bergerak saat melakukan regenerasi, apalagi dari dampak besar seperti serangan Flamia.

Inilah yang mereka incar.

"Aku tahu kau hanya menjalankan tugasmu sebagai penjaga gerbang dunia. Tetapi kami harus ke tempat itu. Meskipun hanya demi keegoisan saudara kami. ...aku minta maaf dan beristirahatlah dengan tenang, ...Mikaku."

Anak panah dilepaskan dari tali busur. Tembakan keras bagaikan sebuah tembakan meriam meluncur ke arah tepat bagian dada Mikaku. Dalam sekejap, tubuh Mikaku membeku dan hancur menjadi kepingan es yang indah.

Tak berapa lama kemudian sistem memberi tahu kalau misi telah selesai dan Demon King telah mati. Hadiah yang didapat adalah salah satu God Slayer Gungnir.

Meskipun yang mengalahkan Mikaku adalah Horizon, namun dia memberikan Gungnir pada Angela karena dialah satu satunya yang belum mendapatkannya.

"Onee-chan, terima kasih..."

Dengan senangnya, Angela memeluk Horizon. Setelah itu dia menoleh ke arah Flamia. Dengan senyuman lebar, dia juga memberikan Flamia sebuah pelukan hangat.

Setelah puas, dia mengambil Gungnir dari tempat penyimpanannya.

Tombak merah yang mengancam, Gungnir. Menurut legenda itu adalah senjata yang digunakan oleh dewa tertinggi, Odin.

"...aaa.. Indahnya. Sepertinya aku harus menaikkan level tekhnik tombakku.. Moou.. Akan butuh waktu lama untuk melakukannya. Tetapi tak apalah, yang terpenting aku dapat God Slayer. Akhirnya aku bisa bertarung di sisi Onee-chan.."

Angela memeluk Gungnir dengan senangnya.

Horizon dan Flamia tersenyum kecut. Mereka merasa apa yang dilakukan Angela terasa wajar karena sudah lama dia mendambakan sebuah senjata God Slayer. Karena keinginan terbesarnya terpenuhi, maka wajar jika dia sangat senang.

"Selamat, Ange-chan."

"Terima kasih, Flamia-chan. Jika bukan berkat bantuanmu, aku, kita tak akan berhasil melakukannya."

"Yah.. Meskipun cara kali ini bisa dibilang termasuk terlalu mengambil resiko, namun aku senang semuanya berjalan lancar. Sekali lagi maaf karena harus melibatkan kalian berdua dalam masalah ini."

Flamia menunduk meminta maaf.

"Flamia-chan tak perlu sungkan. Meskipun kita tak sedarah, namun bukankah dulu kita bersumpah menjadi saudara dalam susah maupun duka. Masalah salah satu dari kita adalah masalah kita semua. Kami di sini hanya membantu saudara kami, itu saja."

Flamia merasa tersentuh dengan perkataan Angela. Meskipun dia terlihat paling kekanak kanakan di antara semua Vlakryie Maiden, namun bisa dibilang dialah yang paling jujur dan tulus.

"Ange-chan.... Hori-chan.."

Horizon mengangguk tanda sependapat dengan Angela.

"Terima kasih, aku benar benar menyayangi kalian berdua. Jika bisa aku ingin memeluk kalian, tetapi aku rasa akan lebih baik jika melakukannya nanti."

"Oh.. Benar.. Ada tugas yang Flamia-chan harus kerjakan. Hmm.. Bukankah sebaiknya kami membantu?"

"Angela, kita tak bisa melakukannya."

Horizon memotong.

"Huh.. Kenapa?"

"Apa kau lupa apa yang dicari Flamia-oneesama?"

"....ah.."

Setelah ingat kalau apa yang dicari Flamia bukanlah suatu yang bisa ditemukan dengan mudah, Angela tak punya pilihan selain setuju dengan perkataan Horizon.

"Begitulah. Ini suatu yang harus aku selesaikan dengan tanganku sendiri. Aku senang dengan niat baik kalian, tetapi cukup sampai di sini saja."

Tiba tiba cahaya memasuki ruangan. Itu berasal dari Heaven Gate yang menghubungkan dengan dunia selanjutnya. Tetapi ketiganya sadar, Heaven Gate yang muncul kali ini sedikit berbeda dengan yang biasanya.

Gerbang itu mungkin menghubungkan mereka dengan dunia selanjutnya, namun bisa juga ke tempat lain. Meskipun tak memiliki bukti, namun ketiganya merasakan hal itu.

"...aku pergi dulu. Kita akan bertemu lagi di Alfheim."

"Oh iya, kita harus membuat suamimu sadar untuk berhenti merusak barang kuku.. Aku penasaran hadiah apa yang sebaiknya aku berikan.."

Flamia tertawa kecil karena ingat apa yang terjadi saat mereka melawan Brahma. Itu adalah pertarungan yang membuatnya sadar perbedaan jelas antara God Slayer yang sebenarnya dengan seorang yang berusaha menjadi salah satunya.

"Kalau begitu aku berangkat."

"Hati hati, Flamia-chan."

"Semoga berhasil, Flamia-oneesama."

Dengan senyuman lebar, Flamia melangkahkan kakinya menuju pintu cahaya.




Celestial Soul Online [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang