Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari kedua ujian berjalan dengan baik, begitupun hari ketiga. Sebentar lagi ujian segera selesai, dua hari lagi. Aku dan Zena belajar bersama, itu pasti dan sepertinya kita memiliki tambahan personil sekarang haha.
“ehh, ke kantin dulu yuk.”
“ini jawabannya betul kan?”
“wahh kok nilai kalian bagus banget sih? Jadi insecure.”
“kok bisa gini? Darimana?”
“yang ini caranya gimana?”
Ah! Sudahlah!
Sejak tadi- tidak sejak kemarin Zulfah selalu mengikuti kemanapun aku dan Zena pergi. Itu bukan masalah besar buat kami tapi kemudian ia akan bertanya banyak hal dan terkadang juga sok akrab. Jujur saja itu cukup mengganggu tapi aku dan Zena hanya diam. Karena kalau dilihat-lihat kita(aku, Zena, dan Zulfah) belum sedekat itu.
Mungkin Zulfah hanya ingin belajar lebih banyak lagi, aku tak keberatan begitupun Zena, tapi jika itu mengganggu waktu belajar tentu saja kita akan keberatan.
“bisa diem dulu ngga? Kita juga mau belajar.”
Kata-kata yang dilontarkan oleh Zena membuat suasana hening seketika.
Aku menatap Zena tajam tapi ia hiraukan.
Kemudian aku segera kembali belajar, yah... Walaupun terkadang Zena juga terus berbicara kali ini Zena juga kesal. Ini sudah kelewat batas, begitu kata Zena.
Di dalam keheningan Zulfah kembali bersuara.
“maaf ya, kalau ganggu kalian belajar.” pelannya
Aku mengangguk sedangkan Zena tetap diam.
«««•••»»»
Semua berjalan baik baik saja sampai jam istirahat tadi. Niatku ingin pergi ke kelas Zena untuk belajar bersama, tapi di tengah jalan aku malah bertemu Vina yang menghentikan langkahku.
Vina Putri Pratiwi, ia teman sekelas ku sejak SD, SMP, dan sekarang. Kita jarang berinteraksi tapi nyatanya kita memang sedekat itu, bahkan mungkin lebih dari aku dan Zena.