Qobiltu

118 9 0
                                    

Sebelumnya, aku minta maaf kalau banyak typo yang berserakan dan banyak tulisan yang belepotan. Kalau ada kesalahan dalam penulisan, jangan sungkan untuk mengoreksi ya!

Happy reading🌷

___________________________

Hari, jam, menit dan detik berlalu begitu cepat. Hari ini, dua insan akan dipersatukan dalam ikatan suci, ikatan yang Allah ridhoi. Ikatan yang dapat mengubah dia yang tadinya haram menjadi halal. Sebuah ikatan yang bukan hanya menyatukan dua orang, namun dua keluarga.

Azkia menatap pantulannya dalam cermin. Benarkah dalam cermin itu dirinya? Gaun pengantin, hijab putih dengan mahkota di kepalanya, bahkan riasan yang tidak terlalu tebal menambah kesan anggun pada diri Azkia.

"Gue tahu, lo lagi muji diri sendiri dalem hati, kan?" celetuk Elvina yang duduk di samping Azkia.

Seakan tak mendengar apa yang diucapkan sahabatnya, Azkia masih mempertahankan diamnya. Pengantin itu masih setia melihat cermin di hadapannya, seperti enggan untuk mengucapkan sepatah kata saja.

Hingga pada akhirnya Elvina pun merasa geram, dengan kekuatan sedang ia memukul pundak Azkia.

Namun nihil, tak ada reaksi yang biasa Elvina dapatkan.

Ini bukan Azkia, diam dan irit bicara. Biasanya Azkia akan marah jika Elvina memukul pundaknya, tapi sekarang dia hanya menoleh sekilas lalu kembali pada cermin.

"Ada apa, Kak?" tanya Intan.

Elvina menatap Intan dengan wajah cemberutnya.

"Ini nih, masa pengantin lemes gini," adu Elvina.

"Coba tanya lagi dengan cara baik-baik," ucap Intan.

'Dikira gue tadi ngomong kagak baik-baik gitu?' batin Elvina.

"Kia?"

"Hm ...."

Meskipun Elvina sedikit kecewa dengan respon Azkia, namun setidaknya kali ini Azkia mau menjawab panggilannya.

Dari ruangan tempat acara inti dilaksankan, mulai terdengar telah sampai pada pembacaan ayat suci Al-qur'an.

"Bang Azka?" Azkia mengangguk mengiyakan pertanyaan Elvina.

Setelah mengetahui sang pemilik suara, Elvina langsung memasang telinganya untuk fokus mendengar pada satu suara saja. Dia benar-benar terlihat khusyuk mendengarkan. Bahkan Azkia merasa sedikit geli melihat Elvina yang kini tengah senyum-senyum sendiri.

"Kak Azkia beruntung, ya. Resepsi pernikahan yang ngisi acara kebanyakan keluarga," celetuk Intan.

Azkia melihat Intan sekilas. Sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah lengkungan. Intan benar, dia beruntung, sangat beruntung.

Azkia menatap kosong ke depan. Tiba-tiba ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

'Najid, terakhir kali gue lihat dia di swalayan. Gue gak pernah ketemu atau bahkan sekedar bertukar kabar setelah kejadian itu. Tapi ... anehnya pernikahan ini masih berjalan seperti semestinya. Bahkan tanpa kendala.'

"Kia!" Elvina mengguncang pelan bahu sahabatnya, membuat Azkia tersadar dari lamunannya.

"Kak, rombongan pengantin laki-laki udah datang!" Azkia membulatkan matanya mendengar ucapan Intan. Bahkan gadis itu kini tengah heboh melihat rombongan dari jendela kamar.

Azkia pun bangkit, ia berniat menghampiri Intan. Namun Azkia berhenti, merasakan ujung gaunnya yang tiba-tiba sedikit terangkat dan terasa lebih ringan. Sat menoleh ke belakang, ia mendapati Elvina yang memegang ujung gaunnya yang lumayan panjang.

Nakia [ Na Jaemin ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang