Bagian 7

494 82 21
                                    

❪ PATUNG ❫

Riki saat ini sedang melayani pelanggan di kasir. Loh Sunghoon kemana? jangan di tanya, Sunghoon sekarang lagi asik bermain kartu bersama Sunoo.

Saking asiknya, Sunghoon sampai melupakan tugasnya sebagai penjaga kasir. Untung hari ini Riki ada waktu luang, jadi dia bisa menggantikan posisi Sunghoon sementara.

Sebenarnya tadi Sunghoon sudah menolak ajakan Sunoo tapi karena Sunoo terus memaksa akhirnya Sunghoon menurut saja.

"Terimakasih, datang lagi ya!" Riki tersenyum manis pada pelanggan yang sudah pergi dari tokonya.

Riki menghela nafas, dia melirik Sunoo dan Sunghoon yang masih asik bermain kartu di bangku yang di sediakan memang untuk istirahat mereka.

Awalnya yang Sunoo ajak bukan Sunghoon, melainkan dirinya. Tapi sudah jelas Riki akan menolak ajakannya itu, makanya dia langsung beralih ke Sunghoon.

"Kau pandai bermain kartu ya" Sunoo kagum, dia kira Sunghoon tidak pandai bermain kartu uno tapi ternyata dia sangat pandai.

"Benarkah? terimakasih" Sunghoon sendiri tidak tahu, dia cuma asal main saja tapi ternyata malah di bilang jago.

Lonceng toko berbunyi, tanda pelanggan masuk, Riki langsung mengalihkan pandangannya dan langsung menyambut pelanggan yang masuk.

"Selamat datang," sambut Riki sembari tersenyum kepada pelanggan yang masuk.

Seorang pria berjas rapih masuk, pria itu mengamati isi toko Riki sebelum akhirnya dia berjalan ke arah rak besar berisi patung-patung.

Riki hanya memandangi pria itu dari kasirnya, terlihat pria itu sedang memilih-milih patung yang ingin dia beli.

Tak lama kemudian pria itu kembali, sembari membawa patung kecil berbentuk Cupid, sang dewa cinta dalam Mitologi Romawi.

"Aku beli yang ini," ujar pelanggan itu sembari meletakkan patung Cupid yang dia ambil di meja kasir. Riki langsung membungkus patung itu dengan cantik dan aman.

"Harganya 5 won" Riki memberikan patung itu yang langsung di terima oleh si pembeli. Cukup terkejut dengan harganya, tapi pria itu tetap membayar patungnya.

"Aku menyukai semua patung mu," ujar pria itu setelah membayar patungnya.

Riki tersenyum kepada pria itu "Terimakasih."

"Ngomong-ngomong apa kau ingin datang ke pameran seni ku?" Riki mengernyitkan dahinya, dia sedikit terkejut dan bingung dengan tawaran pria itu.

"Pameran?"

Pria itu mengangguk "Ya, kau bisa mempromosikan semua patung-patung mu di sana."

Riki berpikir sejenak, sungguh mengejutkan karena dia mendapatkan tawaran ini secara tiba-tiba. Selama dia membuka toko, baru pertama kali ini ada orang yang menawarkannya kesempatan yang bagus seperti ini.

"Entahlah aku tidak yakin, sepertinya tidak sekarang" Riki tahu sebenarnya ini ide bagus untuk memamerkan semua karya patungnya agar lebih banyak pelanggan yang datang.

Tapi Riki terlalu malas menerima tawaran itu sekarang, dia ingin fokus menyelesaikan pesanan pelanggannya terlebih dahulu.

Pria itu hanya bisa tersenyum mendengar jawaban Riki, walau dalam hati sebenarnya dia merasa kecewa karena Riki menolak tawarannya.

"Kalau begitu ini kartu nama ku, hubungi aku jika kau berubah pikiran" pria itu memberikan kartu namanya kepada Riki, setelah itu dia pergi dari toko dan membawa patungnya.

Riki mengamati kartu nama tersebut dan di sana tertera sebuah nama beserta nomor teleponnya.

Lee Heeseung, nama yang tertera di kartu tersebut.

patung ★ hoonki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang