Bagian 6

586 81 2
                                    

❪ PATUNG ❫

"Oke nama mu adalah Park Sunghoon dan usia mu..." Riki sempat bingung, dia berpikir sembari memperhatikan Sunghoon yang duduk di hadapannya.

"28 tahun" dari pada bingung lebih baik Riki menyamakan umur Sunghoon dengan umurnya.

Bagaimana pun Sunghoon harus memiliki identitas, dia sekarang sudah menjadi manusia jadi identitas sangatlah penting untuknya. Selain itu Riki juga akan mempekerjakan Sunghoon sebagai pegawainya.

Riki tidak tahu sampai kapan Sunghoon akan bekerja untuknya, tapi sementara ini dia sangat membutuhkan bantuan Sunghoon.

Sunghoon juga tidak masalah, apapun yang Riki berikan padanya, dia dengan senang hati akan menerimanya.

Di perhatikannya Sunghoon, sampai sekarang Riki masih tidak percaya pria yang duduk di hadapannya saat ini sebelumnya adalah patung kayu yang dia pahat sendiri.

Riki sudah menerima kenyataan dan berdamai dengan Sunghoon, patung yang sekarang sudah menjadi manusia itu dia jadikan pegawai dari pada tidak melakukan apapun dan menjadi beban baginya.

Ingat, di dunia ini tidak ada yang gratis. Maka dari itu Sunghoon di jadikan pegawai di tokonya, sebagai bayaran karena Riki sudah mengizinkan Sunghoon untuk tinggal dengan gratis bersamanya.

"Riki," panggil Sunghoon membuat Riki seketika tersadar dari lamunannya.

"Apa?"

"Katanya kita mau ke toko pagi-pagi."

Ah benar juga, perkara identitas Riki sampai lupa dengan tujuan pertama mereka. Langsung saja tanpa berlama-lama lagi Riki bersiap-siap untuk pergi, dia juga menyuruh Sunghoon untuk bersiap-siap.

❪ PATUNG ❫

Selama di perjalan menuju toko suasana sangat hening dan terasa canggung, tidak ada yang berani membuka pembicaraan.

Riki yang duduk di kursi pengemudi berusaha keras mencari topik agar keadaan tidak semakin canggung. Dia lirik Sunghoon yang sedari tadi melihat ke arah jendela, nampaknya pria itu sedang menikmati pemandangan mobil berlalu lalang.

"Sunghoon, aku boleh bertanya?" tanya Riki yang akhirnya membuka perbincangan. Sunghoon langsung mengalihkan pandangannya dan melihat Riki.

"Silahkan, mau bertanya apa?" kini perhatian Sunghoon berfokus pada Riki, tidak lagi pada jalanan yang di penuhi mobil berlalu lalang.

"Aku penasaran, bagaimana bisa kau berubah menjadi manusia" ya ini pertanyaan yang tersimpan di kepalanya selama ini, Riki sangat ingin tahu jawaban dari Sunghoon.

Sunghoon bingung, dia sendiri juga tidak tahu pasti bagaimana caranya dia bisa berakhir menjadi manusia seperti saat ini. Semuanya terjadi begitu cepat. Bahkan Sunghoon sampai tidak sempat mencerna apa yang terjadi.

"Aku tidak tahu, tapi yang jelas tiba-tiba aku sudah bisa menggerakkan tubuh ku dan aku berubah menjadi manusia" hanya itu yang bisa Sunghoon berikan sebagai jawaban, sementara Riki hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon.

"Kau tahu? sebenarnya aku masih tidak percaya kau adalah patung kayu milik ku. Terdengar mustahil."

"Kenapa?" Sunghoon bingung, apakah dia kurang meyakinkan?

"Bukan begitu, ya kau bayangkan saja benda mati tiba-tiba berubah jadi makhluk hidup, apa kau tidak terkejut melihatnya?" Sunghoon mengangguk, benar juga sih, pasti Riki sangat terkejut saat pertama kali melihatnya.

Mengingat kejadian tersebut membuat Sunghoon teringat pada ekspresi terkejut Riki. Di mata Sunghoon ekspresi Riki saat itu malah terlihat lucu dan menggemaskan. Namun waktu itu Sunghoon menahan rasa gemasnya karena suasana saat itu sangat tegang.

Tak terasa mereka sudah sampai di tempat tujuan, Riki langsung memarkirkan mobilnya di depan tokonya yang masih tutup.

"Kita sampai," ujar Riki kemudian keluar dari mobil di ikuti oleh Sunghoon.

Setelah itu Riki dan Sunghoon berjalan ke menuju toko, Riki buka kunci pintu toko tersebut dan mereka berdua masuk ke dalam. Sebelum membuka toko satu hal yang harus mereka lakukan adalah bersih-bersih.

Riki dan Sunghoon bersama-sama menyapu dan mengepel lantai, juga merapihkan rak-rak berisi patung-patung kecil maupun yang ukurannya sedang.

Riki ingin memindahkan patung dengan ukuran besar ke tempat lain, karena menurutnya meletakkan patung itu di dekat pintu agak sedikit mengganggu.

Riki mengangkat patung itu, tapi dia tidak tahu kalau patung yang dia angkat akan sangat berat, jadi bisa di bilang Riki sedikit kesulitan mengangkatnya.

Sunghoon yang sedang menyapu lantai di buat gagal fokus dengan Riki yang tampak kesulitan memindahkan patung yang sedang dia bawa.

"Mau ku bantu?" Sunghoon menghampiri Riki dengan sapu yang masih di tangannya.

"Terimakasih tapi aku bisa sendiri" Sunghoon mengangguk dan lanjut menyapu lantai yang masih kotor.

Riki lanjut membawa patung itu, namun beban patung itu terlalu berat jadi membuat Riki kehilangan keseimbangannya.

Dengan sigap Sunghoon langsung melempar sapunya dan menahan pinggang Riki agar dia tidak terjatuh.

"Kau baik-baik saja?" tanya Sunghoon, Riki mengangguk kikuk.

"T-Terimakasih" entah kenapa dia jadi gugup berada di posisi seperti ini dengan Sunghoon, belum lagi jarak mereka yang sangat dekat membuat jantungnya tidak aman.

Lonceng toko berbunyi, keduanya kompak menoleh ke arah pintu masuk di mana di sana sudah berdiri pria bermata rubah yang terdiam melihat mereka.

"Wow" Sunoo cukup kaget, dia baru masuk malah di sajikan pemandangan seperti ini. Sepertinya Sunoo datang di waktu yang tidak tepat.

Buru-buru Riki menyingkir dari Sunghoon, dia memberikan patung itu kepada Sunghoon membuat Sunghoon hampir saja menjatuhkannya karena keberatan.

Sunghoon yang keberatan langsung meletakkan patung itu di lantai, sementara Riki berusaha bertingkah senormal mungkin dan menyambut kedatangan Sunoo.

"Kenapa ke sini? kau tidak lihat kita belum buka?" tanya Riki sembari menunjuk papan bertuliskan Close yang masij tergantung di pintu toko.

Sunoo berjalan menghampiri Riki "Ya seperti biasa, tapi maaf aku sudah menganggu waktu kalian."

Riki mengernyit heran "Apa maksud mu sih?"

Sunoo berdecak, temannya tidak peka atau bodoh sih?

"Kalian itu serasi, masa tidak mau pacaran?" goda Sunoo, lalu menyenggol lengan Sunghoon yang ada di sebelahnya, sembari menarik turunkan alis kirinya.

Sunghoon hanya diam, walau sebenarnya dia agak heran sama Sunoo.

Riki mendengus "Lebih baik kau pergi kalau tidak ada hal penting yang ingin kau bicarakan."

Sunoo menggeleng pelan lalu melirik Sunghoon "Pacar mu galak sekali," bisiknya namun terdengar oleh Riki.

"Aku dengar ya, sialan!" geram Riki sementara Sunoo malah cengar-cengir dengan wajah tanpa dosanya.

─── 〔 𝐁𝐄𝐑𝐒𝐀𝐌𝐁𝐔𝐍𝐆 〕 ───

patung ★ hoonki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang