Bagian 13

418 59 7
                                    

❪ PATUNG ❫

Bulan ini sudah memasuki musim hujan, setelah beberapa bulan terakhir mereka di landa hawa yang sangat panas dan selalu kegerahan walau sudah menyalakan pendingin ruangan.

Maka dari itu bisa di bilang toko agak sepi pelanggan karena di musim hujan seperti ini siapa yang mau keluar dari rumah?

Pasti rata-rata semua orang pada musim hujan lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah untuk tidur ketimbang pergi keluar.

Riki sebenarnya juga ingin berdiam diri di rumahnya, menghabiskan waktunya seharian di dalam kamar dan tidur di kasurnya yang empuk.

Tapi apa daya dirinya yang punya bisnis dan hampir setiap hari harus bekerja banting tulang untuk mencari uang.

Riki punya uang kok dan dia terlahir di keluarga yang cukup kaya. Tapi memahat dan membuat patung adalah hobinya, dan selagi hobi itu bisa di jadikan uang, kenapa tidak?

Lagi pula hidup mandiri dan memiliki rumah sendiri adalah cita-citanya sejak kecil. Jadi ya semua ini adalah keinginannya sendiri dan sudah di rencanakan olehnya.

Riki meletakkan alat pahatnya di meja, dia juga meletakkan kayu yang belum selesai dia pahat. Dia lihat waktu di jam tangannya yang sudah menunjuk pukul setengah 4 sore, di mana tak terasa sudah 2 jam Riki berada di ruangan ini.

Ternyata benar ya ucapan Sunoo, dia tidak kenal waktu kalau sudah memegang alat pahat.

Di luar saat ini juga sedang hujan, Riki penasaran berapa pelanggan yang hari ini sudah Sunghoon layani.

Riki berdiri dari duduknya, dia keluar dari ruangannya dan berjalan menghampiri Sunghoon yang sedang melihat-lihat sebuah majalah di kasir.

"Berapa banyak pelanggan yang kita dapat hari ini?" tanya Riki sesampainya di samping Sunghoon.

Sunghoon langsung menutup majalahnya "10?" entahlah, Sunghoon tidak yakin dia menghitungnya dengan benar atau tidak tapi kalau memang benar 10 pelanggan, itu cukup banyak untuk hari ini.

"Kerja bagus, eh ngomong-ngomong apa Sunoo tidak mampir ke sini?" tanya Riki yang baru teringat dengan rutinitas Sunoo setiap hari. Yaitu mengunjungi tokonya.

Tapi sepertinya sejak tadi pagi Sunoo tidak menunjukkan batang hidungnya. Apa Riki yang terlalu sibuk bekerja sampai tidak tahu kalau Sunoo datang?

"Tidak, aku belum melihat Sunoo sama sekali."

Aneh, biasanya pemuda itu akan mampir walau hanya sebentar karena setelahnya dia harus pergi untuk mengurus teaternya yang tak jauh dari toko Riki.

Tapi bisa saja sih Sunoo sedang sibuk karena pengunjung teaternya membludak dan dia tidak bisa datang ke sini. Siapa tahu di musim hujan seperti ini ada banyak orang-orang yang ingin menonton film.

Namun di sisi lain toko Riki ternyata tenang juga tanpa kehadiran Sunoo.

Riki memperhatikan keadaan di luar dari dinding kaca toko, terlihat di luar sedang hujan deras dan karena itu suhu menjadi lebih dingin dari biasannya.

"Kau tidak kedinginan?" tanya Riki karena jujur dia menggigil saat ini.

Sunghoon menggelengkan kepalanya "Tidak," balasnya.

"Kalau begitu aku mau buat teh" Riki melenggang pergi, dia pergi ke dapur kecil di toko tersebut. Di sana dia membuat dua teh, untuk Sunghoon dan juga dirinya.

Setelah selesai membuat teh, Riki kembali dengan dua gelas teh di tangannya. Teh yang satunya dia berikan pada Sunghoon dan di terima dengan baik oleh Sunghoon.

patung ★ hoonki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang