Bagian 16

391 52 2
                                    

❪ PATUNG ❫

Riki keluar dari kamarnya, di lihat pintu kamar Sunghoon masih tertutup, kemungkinan besar si pemilik kamar masih tidur.

Langsung saja, Riki pergi ke dapur untuk membuat sarapan, sebelum Sunghoon bangun. Sesampainya di dapur, Riki langsung menyiapkan alat-alat yang akan dia gunakan untuk memasak.

Ngomong-ngomong, hubungannya dan Sunghoon sekarang sudah lebih dari kata teman, alias mereka resmi berpacaran.

Sebenarnya Riki sudah lama menyimpan perasaan pada Sunghoon, namun dia tidak menunjukkannya dan pura-pura tidak peduli.

Saat Sunghoon dalam keadaan mabuk menyatakan perasaannya, perasaan Riki langsung campur aduk. Dia senang, namun di sisi lain tidak yakin dan mengira kalau Sunghoon hanya melantur karena mabuk.

Lalu keputusan Riki sudah bulat, dia menyatakan perasaannya pada Sunghoon tepat di hari ulang tahunnya sendiri.

Saat itu Riki kira cintanya sepihak, namun tanpa di sangka-sangka Sunghoon juga mencintainya dan menerima pengakuan cintanya.

Alasan Riki menyukai pemuda patung itu? Riki sendiri tidak yakin karena apa, karena perasaan itu muncul secara tiba-tiba. Mungkin karena mereka sering menghabiskan waktu bersama, di tambah mereka 24 jam selalu berduaan.

Kring kring!

Riki yang sedang memotong sayuran langsung menghentikan aktivitasnya, Riki letakkan pisaunya kemudian berjalan menuju ruang tamu untuk mengangkat telefon.

Tiba di ruang tamu, Riki langsung mengangkat telefon yang masih berdering itu.

"Halo?"

"Riki ini aku, Heeseung."

"Oh Heeseung, apa yang membuatmu pagi-pagi menelfon?"

"Aku akan melakukan pembukaan resmi untuk museum ku dan aku ingin mengundang mu. Aku harap kau bisa datang."

"Begitu ya, baiklah aku akan datang ke sana."

"Itu bagus! aku juga membutuhkan bantuan mu selama beberapa hari di sini, aku harap kau tidak keberatan."

Riki sebenarnya agak ragu untuk menjawab, namun karena sekarang Heeseung telah menjadi rekan bisnisnya maka Riki akan membantunya.

"Tentu, aku tidak keberatan. Aku akan membantu mu."

"Terimakasih! kalau begitu sampai jumpa besok!"

Sambungan terputus, Riki menghela nafasnya kemudian meletakkan telfonnya. Riki kembali ke dapur dan melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.

Kalau di pikir-pikir sudah lama Riki tidak bertemu dengan Heeseung. Terakhir kali dia bertemu dengan Heeseung saat Heeseung datang ke tokonya dan menawarkan kerja sama, itu pun sudah 2 bulan yang lalu.

Dan datang-datang pria itu membawa kabar bahwa dia akan membuka museum, tentu saja Riki akan datang dan tidak akan melewatkan acara pembukaan museum milik Heeseung.

Sunghoon yang baru bangun tiba di dapur, dia melihat Riki yang sedang sibuk memasak. Sunghoon langsung menghampiri Riki, tapi Riki tidak sadar karena dirinya terlalu fokus memasak.

Di tengah-tengah kegiatannya, Riki merasakan sepasang lengan memeluknya. Saat menoleh, ia melihat Sunghoon ada di belakangnya, sedang memeluknya.

"Kamu lapar?" Sunghoon tak membalas, dia hanya menganggukkan kepalanya.

"Tunggu sebentar, aku sedang memasak" lagi-lagi Sunghoon hanya mengangguk dan semakin mengeratkan pelukannya.

Di peluk erat oleh Sunghoon membuat Riki jadi sulit bergerak, pergerakannya sedikit terganggu karena Sunghoon. Tapi di sisi lain dia suka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

patung ★ hoonki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang