O

45 17 10
                                    

Malam itu Kota Bandung diguyur hujan, tak begitu deras namun mampu menyejukan suasana malam dikota ini. Dan mungkin ini waktu yang tepat untukku. Mencurahkan beberapa ide yang harus ku tulis, guna mengejar target novel yang harus ku setorkan kepada penerbit buku.

Aku Alina seorang penulis novel fiksi, tiga buku telah terbit beberapa waktu silam dan berhubung aku terikat kontrak dengan salah satu major publisher, mau tak mau harus ku penuhi dan ini adalah buku terakhir yang akan aku tulis dibawah naungan mereka. Cukup rumit mungkin cukup berat kali ini, menulis adalah kegiatan favoritku namun cukup berat untuk menumpahkan ide yang aku miliki saat ini, karena mereka meminta genre yang aku benci, yaitu romance.

Jam menunjukan pukul 20.01, belum satupun paragraf yang ku tulis. Ditemani matcha panas juga musik favoritku, dan aku masih saja berdiam diri sembari memikirkan ide cerita apa yang haru ku tulis sekarang.

Waktu terus berjalan, matcha yang tadinya panas perlahan menjadi dingin, beberapa jam telah berlalu bahkan sampai aku memohon kepada Pencipta agar diberi satu saja inspirasi menulis cerita kali ini.

"Ya Tuhan, gue mohon kali ini aja kasih gue inspirasi". Ucapku dengan memejamkan mata, namun tak ada perubahan.

"Mungkin tidur sejenak dapat menyegarkan otak kanan kiri" pikirku dengan menghela nafas panjang.

Jam menunjukan pukul 22.21.

Masih di tempat yang sama, aku duduk terdiam dikursi berfikirku. Tak lama ada notifikasi berbarengan dari laptop dan handpone milikku.

*notif berdering*

Aku tak mengenal nomor tersebut, awalnya aku hanya merasa mungkin tak terlalu penting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tak mengenal nomor tersebut, awalnya aku hanya merasa mungkin tak terlalu penting. Namun diimbangi rasa penasaran sengaja ku membuka chat tersebut.

 Namun diimbangi rasa penasaran sengaja ku membuka chat tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shitt! teriakku terkejut setengah mati.

Sungguh aku dibuat terkejut malam itu saat membaca chat tersebut. Dengan erat aku menggenggam erat kepalaku sembari berkata. "Nggak, ngga mungkin!".

Dengan sekuat tenaga aku menguatkan diriku ini. Tiba-tiba terdengar suara petir menyambar begitu keras, membuatku kaget dan menjatuhkan handphone milikku.

Spontan aku berlarian menuju ranjang kasur dan menutup diriku dengan selimut. Dan air mata perlahan mulai membasahi pipiku, mendadak seakan aku dibuat sedih saat membaca chat tersebut.

Tangis malam itu cukup membuatku lelah sehingga hanyut dalam tidurku malam itu.

One Of NataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang