Ejekan Keterlaluan

684 139 8
                                    

Kepalan tangan Ester mengetat. Sirkulasi udara dalam rongga dadanya seakan menyempit seketika, sehingga berpengaruh pada kinerja indera pengecapnya yang mendadak kelu. Bola matanya yang bening pun tampak memerah. Namun, dengan sekuat tenaga Ester berusaha mengusir rasa cemas yang merajai.

"Mau apa datang ke sini?" hardiknya kesal walau dari nada suaranya ada sedikit getar akibat marah yang terpendam.

"Astaga, baru semalam jadi Nyonya besar sikapnya udah begini!" Lelaki berkemeja putih yang dibalut jas hitam berdecak seraya menyilang kedua tangan di dada—menunjukkan keangkuhannya.

Ester menundukkan kepala dengan mata terpejam sembari mengembuskan napas berat. Ia harus bisa mengatur emosi menghadapi bedebah di hadapannya. "Tuan Gary ada keperluan apa ke sini? Bang Lukas udah berangkat dari tadi kalo itu tujuannya," tuturnya penuh kesopanan walau ingin sekali menjambak tatanan rambut legam sang tuan muda.

"Uh, Bang Lukas!" Gary mengerling seraya tertawa sumbang. "Intim banget ya panggilannya!"

Ester mendengkus sebal. Cibiran sekaligus cemoohan barusan malas untuk diperdebatkan. Memilih memalingkan wajah agar tidak tersulut emosi.

"Wajar, sih." Gary menatap Ester dari kepala sampai ujung kaki. Seringai bibirnya terbentik sinis. Tanpa aba-aba jemarinya menyentuh rambut basah Ester yang ujungnya sudah mengering, "Gimana malam pertamanya? Lebih hebat aku atau dia?"

"Jaga bicara, Tuan!" sentak Ester sembari menepis tangan kurang ajar yang berani menyentuhnya.

"Kenapa? Kamu tersinggung karena nggak bisa kasih penilaian, ya?" Telunjuk Gary menutup bibirnya sendiri dengan tatapan remeh, "Ops, sorry, waktu itu kan kamu nggak sadarkan diri, makanya nggak inget betapa hebatnya malam panas yang kita lalui."

Jemari tangan kanan Ester mengencang. Ia sudah tak kuasa untuk meredam amarah yang menggebu. Namun, belum sempat melayangkan tinju, bahana seseorang yang sudah dikenalnya menginterupsi keduanya.

"Jaga omongan lo, Gary! Masih belum cukup lo hancurin hidupnya, ha!"

Tidak ada yang menyadari kapan roda dua sporty sudah bertengger di depan gerbang. Sampai pemiliknya bangkit, kemudian berjalan gagah mendekati teras—tempat dua orang yang saling mematung melihat kehadirannya.

"Budar, tolong bawa Ester masuk!" titah Lukas pada ART yang ternyata ada di balik pintu menatap waspada.

Gary menghela napas kesal seraya berdecak saat melihat Ester dibimbing Budar meninggalkannya. Merasa objek tujuannya sudah tidak ada di hadapannya, Gary pun melenggang pergi tanpa permisi.

Lukas terus mengamati sampai mobil mewah hitamnya menghilang dari pandangan. Ia pun heran dengan tujuan sebenarnya laki-laki itu ke rumahnya, karena sedikit kalimat yang dicuri dengar dan itu pun berujung ejekan keterlaluan yang tidak pantas dilontarkan untuk wanita yang sedang mengandung.

Langkah lebarnya memasuki huniannya berniat mencari wanita yang ditebaknya pasti sedang menangis. Benar saja, di kursi makan terlihat Budar sedang menghibur suasana hati nyonya muda yang tengah terisak.

"Maaf, saya datang telat. Mungkin kalo tadi saya sempat nahan dia, nggak akan ada kejadian ini," sesalnya tak enak hati.

Lukas mengingat ketika di lampu merah saling berpapasan dengan arah yang berbeda. Jelas itu memantik kecurigaannya mengingat mereka walau berbeda kantor, tetapi mengarah pada jalan yang sama.

"Aku gapapa, kok." Ester menyeka sisa air mata di pipinya. "Cuma kesel aja, harusnya Abang datengnya nanti-nanti dulu. Aku bakalan puas kalo tadi sempat kasih tinjuan buat si mulut besar!" lanjutnya menggerutu. Tentu saja ekspresi parasnya sangat menggemaskan. Dengan mata dan hidung memerah, pipinya yang ranum mengembung bersamaan. Budar saja sampai menahan tawa—membekap mulutnya dengan tangan. Meski Lukas tetap terlihat tenang, tapi ada terselip rasa takjub atas reaksi gadis delapan belas tahun yang ternyata tidak secengeng dugaannya.

"Oh, itu tadi ..." Lukas menjeda sesaat, ia menatap sekilas wajah sembap Ester yang menantikan lanjutannya, "Saya nggak suka aja ada orang lain yang bikin keributan di rumah saya. Tanpa terkecuali siapa pun meski orang itu punya kuasa." Kemudian Lukas melempar pandangan ke arah lain seraya berdeham, "Gimanapun juga kamu adalah tamu yang harus diberi kenyamanan selama tinggal di sini."

Kontan saja raut wajah Ester berubah muram, dan cepat disadari Budar yang masih berada di antara pasutri baru itu.

"Non Ester sebaiknya istirahat aja di kamar. Yuk, Non!" Budar mengajak wanita muda itu menuju pintu kamar bercat putih.

Sementara Lukas berbalik badan hendak berlalu. Namun, langkah kakinya terhenti oleh suara lembut yang menarik perhatiannya.

"Bang Lukas, makasih ya!" panggil Ester memamerkan senyum cerah, lantas menutup rapat pintu kamarnya.

Getar dan instrumen gawai dari saku celana menyadarkan Lukas dari keanehan dirinya yang membeku di tempat. Ia pun bergegas keluar kembali menunggangi kuda besi yang siap mengantarnya ke lokasi mengais rezeki.

***

Jemarinya sibuk menukar-nukar acara televisi yang tidak ada satu pun diminati. Remote control di letakkan sembarangan di sisinya karena tidak berminat lagi menontonnya. Sambil bersandaran pada headbord, pikirannya mengawang jauh. Lamunan masa lampau kembali terlintas di pelupuk matanya.

Sejak ditinggalkan kedua orang tuanya saat berusia lima tahun, Ester dirawat keluarga Juan Jeremy yang notabenenya sebagai kakak tertua dari ayah Ester dan si bungsu Lena Latjuba. Dalam naungan kasih sayang Juan, Ester tumbuh menjadi remaja yang pintar dan periang. Namun, sejak tahun ajaran baru menjadi pelajar putih abu-abu, Ester memutuskan pindah ke Ibukota agar bisa berdekatan dengan bibi kesayangannya. Di sana ia tinggal di kontrakan khusus perempuan sampai menamatkan pendidikannya.

Lena Latjuba sudah bekerja hampir sepuluh tahun sebagai juru masak di kediaman Robby Eleazer. Tak ayal, mendapat kunjungan dari keponakan tercintanya. Dalam kurun waktu tiga tahun, Ester hanya tiga kali datang ke hunian mewah majikan sang bibi. Tentu saja akan datang berkunjung jika nyonya besar pemilik mansion tidak ada di tempat.

Ingatannya terlempar saat pertama kali melihat Gary Gevariel. Saat itu Ester hendak berpamitan pulang dengan Bibi Lena lewat pintu belakang. Belum lama melangkah, terdengar suara laki-laki sedang mengultimatum pegawai agar tidak sembarangan mengizinkan orang lain masuk kendati untuk mengunjungi kerabat atau keluarga yang bekerja di mansion. Benar-benar watak sang nyonya menurun pada sang tuan muda.

Ester juga mengingat awal perjumpaannya dengan Lukas Leonathan di kesempatan yang berbeda. Ia ingat betul pada saat itu sedang terburu-buru ingin memberitahukan peringkatnya pada sang bibi saat kenaikan kelas satu. Ketika melewati area pekarangan belakang, Ester tak sengaja menabrak seorang laki-laki berkemeja hitam, sehingga beberapa barang bawaannya berjatuhan.

Namun, Lukas gegas membereskan dan melarang Ester membantunya. Suara tegasnya membuat Ester tak berkutik, sehingga hanya berdiam diri mengamati laki-laki itu membereskan sendiri. Setelahnya, Lukas melenggang pergi tanpa memedulikan permohonan maaf Ester yang menyesal.

"Siapa sangka sekarang malah aku dinikahi oleh salah satunya," gumamnya tersenyum miris. Tapak tangannya bertumpu di depan perutnya yang masih rata sembari membelai, "Entah harus bersedih atau harus bersyukur, Tuhan? Laki-laki yang bersama kami saat ini bukan tuan muda arogan."

Ester memang tidak tahu akan seperti apa kehidupannya setelah ini. Yang pasti pada saat gelar ibu disematkan untuk dirinya, Ester akan fokus memberi yang terbaik pada buah hatinya. "Jujur ibu nggak kuat kalo harus nanggung beban ini sendirian. Maaf ya, Nak, harus bawa kamu dalam situasi begini."

Usia yang masih belum terlalu matang dari segi mental, tentu saja akan sangat menjadi beban jika hamil di luar nikah tanpa adanya suami. Namun, sisi keibuannya tumbuh seketika mengingat sejak lama menginginkan adik kecil yang tidak pernah dimiliki. Walau pernikahan yang terjadi hanya untuk menutup aibnya, Ester tidak akan dipusingkan dengan pandangan masyarakat mengenai status bayinya yang terlahir tanpa adanya sosok ayah yang mendampingi.

.
.
.

Mau baca duluan mampir ke KARYAKARSA ✅

Follow Instagram untuk kepoin cast character, spoiler part dan video ala trailer semua cerita 📲

Aliceweetsz || Senin, 16 Oktober 2023

Redeeming LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang