Drama Season 2?

1.1K 146 16
                                    

Ester terkejut saat keluar dari kamar sembari menggendong Bella berpapasan dengan seseorang yang baru saja turun dari lantai atas. Ia pikir laki-laki itu sudah berangkat ke kantor pagi-pagi seperti biasanya, apalagi setelah semalam bersitegang.

Seharusnya Ester tidak bertatap muka seperti sekarang. Ingin menghindar, tapi sudah terlambat karena gadis berpotongan rambut persis animasi Dora sudah berceloteh manja memanggil dengan senyuman manis pada laki-laki yang membalas hal serupa.

"Ayah."

"Bella." Lukas menyapa balik bocah perempuan yang sudah bersiap ingin pindah dengannya. Namun, belum sempat mengabulkan, Ester sudah menyelonong pergi ke arah pantri, lalu dipindahkan pada baby chair.

Terlihat Budar sedang menyiapkan beberapa hidangan di meja makan. "Selamat pagi, Den Lukas!"

"Selamat pagi, Budar! Ikut sarapan bareng kita, ya!" Lukas menarik kursi tepat di hadapan Bella, lalu mengempaskan bokongnya.

"Sebelumnya makasih, Den, tapi tadi sebelum berangkat ke sini saya udah sarapan bubur ayam." Budar menolak sopan.

Lukas hanya tersenyum tipis seraya mengangguk hingga Budar menghilang dari pandangan, padahal ia berharap wanita paruh baya itu akan menerima tawarannya. Selain memang tulus mengajaknya, Lukas juga berharap agar kehadiran Budar bisa menetralisir suasana canggung ketika sarapan berlangsung di meja makan.

Ester hanya terdiam dan memilih sibuk dengan Bella yang sedang asyik pada MPASI yang tersaji di meja miliknya. Walau sudah berulang kali sang ibu berusaha menyuapi, tetapi tangan gembilnya selalu mengambil alih sendoknya untuk digunakan sendiri.

"Anak Ibu makin pinter, nih!" Ester memuji bangga melihat betapa hebat bayi cantiknya. Sesekali masih membantu menakar bubur tim ke sendok sebelum dimasukkan dalam mulut putrinya. "Lahap banget sih makannya!"

Diam-diam melalui ekor matanya Ester melirik laki-laki yang tampak tenang menyantap menunya. Sampai ia menyadari jika gelas di samping Lukas masih kosong sehingga lekas berinisiatif menuangkan air mineral untuknya.

"Makasih," ujar Lukas sungkan tanpa menoleh, lalu meneguknya.

Seketika Ester terdiam memandangi bagaimana cara Lukas menelan air minumnya. Jakunnya yang naik-turun terlihat sangat jantan di matanya. Detik berikutnya malah baru menyadari jika paras tampan itu terlihat berbeda karena tampak bersih. Uh, maksud Ester adalah ia cukup pangling tidak menemukan janggut dan kumis tipis di sekitaran wajah Lukas.

Tanpa sadar permukaan bibirnya mengerut menahan senyuman. Menurutnya penampilan Lukas yang sekarang jauh lebih fresh sehingga membuat lelaki itu terlihat lebih muda dari usianya walau kesan manly masih terpancar lewat skin tone tan yang memesona.

Seandainya penampilan dia semalam kayak gini, pasti nggak akan keliatan galak kalo marah. Batin Ester bermonolog masih mengamati pahatan sempurna garis wajah Lukas yang sesungguhnya merasa tidak nyaman ditatap sedemikian lekat.

"Mau ngomong apa, hem?"

Melihat satu alis Lukas menukik membuat Ester sadar atas sikapnya, "Ma-maaf."

"Kamu juga perlu sarapan, Ester. Mumpung Bella lagi anteng, jadi fokus sama makanan di atas piring kamu karena saya nggak akan berinisiatif buat nyuapin kamu," seloroh Lukas tanpa ekspresi hingga membuat kedua pipi lawan bicaranya bersemu merah walau ada rasa kesal yang mengganjal. Tentu saja Ester tak mau banyak tanya dan segera menyantap makanannya.

Bagaimanapun perdebatan semalam belumlah ada titik terang. Yang Ester tangkap harus mengikuti alur sebagaimana mestinya karena kendali ada di tangan Lukas. Dan, Ester hanya diminta menunggu waktu yang tepat untuk menyudahinya. Entah kapan episode terakhir itu menjadi penuntasan segala drama yang mereka lakoni.

Redeeming LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang