Memang ada banyak perempuan yang menyukai Sho. Jumlahnya juga tidak sedikit, kalau mereka putus asa dan memutuskan memakai jalan gaib karena sikap Sho yang dingin dan kasar tidak mengherankan sama sekali. Apalagi selama ini tidak ada perempuan setahu mereka yang berhasil menarik perhatian Sho. Kecuali ibu Toro tentunya yang kadang Sho dengan sengaja bermanja padanya untuk membuat Toro kesal.
"Hooh orangnya mungkin capek gak di notice atau di tolak mulu sama Sho jadi pake jalur gaib."
Ujar Upi yang kemudian mengumpat kalau itu cewek menjijikan karena main jalan belakang untuk membuat Sho tertarik. Kalau itu benar Upi ingin menghajar orangnya apalagi hal seperti itu bukan cuma dosa tapi kasian juga dengan Sho yang nantinya secara tidak sadar akan selalu nurut kepada orang tersebut. Merasa pendapat Amu, Upi, dan Toro benar Kikipun terdiam sebelum kemudian bertanya.
"Eh Sho lu kepikiran sama seseorang terus gak hari ini?"
Wajah Saori tiba-tiba muncul di kepala Sho, masa iya dia sih? Saori dan Sho selama ini memiliki hubungan pertemanan yang memang cukup dekat tapi Sho tidak lihat sama sekali tanda-tanda atau kode kalau Saori menyukainya. Lagipula karena kode etiknya sebagai Psikeater mereka tidak boleh punya hubungan romantis kepada satu sama lain setidaknya sebelum lima tahun Sho sembuh.
Sungguh ironi karena Sho merasa Saori tahu perasaan khususnya kepadanya yang tumbuh sedikit-demi sedikit seiring berjalannya waktu yang mereka lewati bersama. Saori bukan sekedar cantik tapi dia juga pintar, punya budi pekerti yang baik, mengayomi, perhatian, ugh dia pokoknya luar biasa di mata Sho. Kalau dia balik menyukainya Saori tinggal bilang dan Sho akan merencanakan pernikahan mereka di masa depan.
Pesan dari ayah Toro tidak pernah dia lupakan, jangan terang-terangan jatuh cinta kepada seseorang kalau tidak niat menikahinya. Meski sebobrok bobroknya ayah Toro dia tidak pernah berpaling dari istrinya bagaimanapun kondisinya tidak seperti ayahnya yang ringan tangan dan memukuli dia dan ibunya karena itu Sho berniat mengikuti perkataan beliau apalagi kalau orangnya adalah Saori.
Cuma orang yang tidak normal tidak akan berusaha memantaskan diri untuk bersama perempuan sesempurna dia.
"Ada sih, tapi dia gak butuh pelet jirr. Kalo dia nembak gua sih gak mungkin bilang gak. Lagian gue udah suka dia lumayan lama jadi kayaknya bukan dia."
Kata-kata Sho sontak membuat keempat temannya terkejut. Seseorang seperti apa sebenarnya yang berhasil menaklukan hati Sho yang bagaikan gunung es di kutub utara yang sulit mencair?
***
Keesokan harinya Saori pergi ke SMK madesu untuk mendaftarkan Yuji. Ia sudah mengabari niatnya kepada kepala sekolah dan Saori hanya perlu mengisi formulir dan memberikan berkas-berkas Yuji dari SMA lamanya kepada pihak sekolah karena itu ia datang kemari.
Kalau dia bertemu Shoto itu bisa jadi bonus. Dia selalu menanyakan keadaan Saori dan memastikan kalau dia baik baik saja lewat vidio call mereka sekitar 4 hari ini. Dia tinggal lebih lama dari pada niat awalnya tapi sisi baiknya ia membeli oleh oleh berupa pakaian dan mainan untuk Sho dan anjingnya oh! Dan pasiennya yang lain! Para anak perempuan akan senang! Dia dapat banyak boneka dengan kualitas bagus dari mesin capit untuk mereka dan tidak sabar untuk lihat reaksi mereka nanti!
Setelah menyerahkan berkas-berkas yang di butuhkan dan mengisi formulir kepindahan sekolah Saori berniat pergi hingga kemudian dia bertemu dengan Pak Eko yang terlihat mau pergi ke kelasnya.
"Pak Eko!"
Pak Eko yang di panggil tentu menengok mendapati Saori yang tampak datang menghampirinya sambil memakai kacamata hitam. Dia tentu kenal dengan Saori mengingat Saori dulu juga memang bersekolah di SMA Madesu namun saat itu dia masih menjadi satpam belum menjadi Guru seperti sekarang.
YOU ARE READING
Pasangan Gila
FanfictionShoto butuh psikeater tapi apa jadinya kalau psikeater yang dia temukan secara tak sengaja ternyata lebih dari sekedar psikeater biasa?