⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️
Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.
Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.
Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.
••☆••♡♡♡••☆
Sera menatap Dahlia, ibu nya yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan tatapan kosong. Cobaan apa lagi ini?.
Dulu sekali, beberapa tahun yang lalu yang lebih seperti mimpi indah, Sera pernah menjadi seorang putri, tinggal di rumah mewah yang luas dan keluarga cemaranya sendiri. Tapi itu semua berubah saat tahun kedua nya kuliah. Januar, kakak laki-laki nya meninggal bunuh diri karena patah hati. 6 bulan kemudian usaha Ayahnya bangkrut karena ditipu sahabatnya yang menyebabkan Ayahnya stroke lalu menyusul Januar 2 tahun kemudian. Meninggalkannya dengan Ibu dan Rafael, adiknya yang masih junior high.
Dengan sedikit bantuan dari beberapa keluarga dan teman Ayah, mereka bertiga pindah ke kontrakan kecil tak jauh dari kampus Sera dan sekolah Rafael yang baru. Rafael tak banyak protes, melihat adik laki-laki kecilnya yang manja jadi harus dewasa sebelum waktunya karena keadaan menghancurkan hatinya. Seumur itu dulu, Sera hanya tau cara bersenang-senang dan tertawa dengan teman tapi Rafael harus membantunya dan Ibu berjualan makanan, mengayuh sepeda ke sekolah alih-alih diantar jemput supir pribadi seperti biasa, juga menerima cemoohan teman sekolahnya yang dulu.
Rafael juga yang setiap hari menemaninya belanja ke pasar, lumayan buat jadi babu angkut katanya, tapi Sera tahu adiknya khawatir dan tidak tega membiarkannya membawa belanjaan berat dan banyak itu sendiri. Rafael bahkan menolak ketika Sera menawari untuk les di lembaga khusus seperti teman-temannya yang lain. Katanya teman sebangkunya yang sekarang ranking 1 paralel di sekolah dan penjelasannya lebih mudah diterima otaknya daripada guru les privatnya dulu.
Walau sempat meragukan, tapi ternyata adiknya itu berkata yang sebenarnya. Hasil ujian akhirnya lebih tinggi dari perkiraan bahkan terbaik dari nilainya dulu di sekolah yang lama. Setelah itu Rafael memutuskan untuk lanjut ke SMA Negeri dekat rumah mereka dengan alasan malas mengayuh sepeda jauh-jauh dan berlian akan tetap menjadi berlian walau bukan diitaruh ditempat terbaiknya.
Selama ini kegiatan adiknya hanya sekolah, rumah dan sesekali keluar untuk olahraga bersama teman-temannya. Jadi, ketika Adrian, Om nya menjemputnya semalam dan bilang kalau Rafael ditangkap polisi atas dugaan percobaan perkosaan dan ibunya masuk rumah sakit karena shock cukup menggetarkan dunianya.
Tadi siang Sera sudah menengok Rafael di kantor polisi. Untuk pertama kalinya, sejak kehilangan ayah mereka, adik kebanggaanya itu menangis. Dia bersumpah dan meminta Sera percaya kalau tuduhan itu kosong, dia tidak mungkin melakukannya, dia dijebak.
Lalu apakah Sera percaya? 100%.
Sera tahu persis adiknya seperti apa setelah kasus yang menimpa pacar kakak sulung mereka dulu. Kasus yang membuat pacarnya depresi hingga bunuh diri dengan bayi dalam kandungan lalu Januar yang menyusulnya setelah hidup menyendiri hampir 3 bulan.
Kasus itu menggoreskan trauma mendalam dalam hidup mereka bertiga jadi manamungkin, Rafael yang menghabiskan waktunya untuk belajar dan menjaga mereka melakukan hal itu.
Setelah Sera tenang, Rafael mulai bercerita kalau waktu itu dia baru pulang dari bermain basket dengan teman-temannya di komplek perumahan salah satu temannya. Karena sudah larut dan kontrakan mereka agak terpencil, tidak banyak orang yang lalu lalang disana. Jadi suara kecilpun bisa dengan mudah terdengar. Saat itulah, dia secara tidak sengaja mendengar isak tangis seorang wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brat From Hell
Fanfiction"Kalau mau nyaingin Elon Musk bukan begini caranya, MI!" Update sesempetnya, Bukan buat yang pengen buru-buru Mengandung bahasa kasar 🫰🏻😸