2. Divorce ✔

606 82 3
                                    

Berharap diperlakukan seperti seorang Putri, namun berakhir menjadi seorang petarung...

Ia masih berusia dua puluh empat tahun memutuskan untuk menikah, usai kelulusan kedua Orang Tuanya mengenalkan Irina dengan seorang pria seusianya namun sudah bergelar dokter dan bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Pekerjaan yang begitu menjanjikan kehidupan yang layak dan bahagia.

Tanpa ada proses panjang, Irina menerima perjodohan itu. Lagi pula ia melihat Denis adalah pria yang baik dan juga sangat ramah serta bersahabat, sementara Irina yang baru saja lulus masih berusaha mencari pekerjaan untuk memulai karirnya. Tapi pasca pernikahan, Denis menyarankan untuk tidak usah bekerja, di rumah saja mengurus segala urusan rumah tangga.

Berhubung Denis sudah memiliki rumah sendiri, dengan segala fasilitas rumah tangga serta kendaraan yang memadai. Jujur saat itu Irina sedikit kecewa, karena itu berarti sekolahnya tidak ada gunanya sama sekali. Ia adalah murid yang cerdas sedari kecil, mendapat beasiswa serta lulus dengan predikat yang baik. Dan itu semua sia-sia setelah pernikahan..

Irina memandangi foto pernikahannya dengan Denis yang terpajang rapih di ruang tamu, pernikahannya sudah berjalan selama dua tahun tapi Irina tidak merasakan apapun. Ibunya dulu pernah berkata bahwa cinta akan tumbuh dengan sendirinya seiring waktu, karena kedua Orang Tuanya dulu ternyata juga dijodohkan.

Tapi mengapa Irina tidak merasa demikian?

Denis adalah seorang dokter, Irina paham. Selalu sibuk apalagi bekerja di sebuah Rumah Sakit yang selalu banyak pasien. Tapi, apakah pria itu harus secuek itu terhadap istrinya sendiri?
Denis tidak pernah mengajaknya makan malam di luar, makan malam romantis dan lebih memilih untuk menonton televisi siaran bola jika hari libur.

Bahkan, Denis tidak pernah memberinya kejutan atau sebuah kado di hari ulang tahunnya sendiri, atau hari ulang tahun pernikahan mereka. Seolah Irina tidak ada di rumah ini.
Mereka berdua juga jarang berhubungan, terkadang Irina sempat berpikir. Apakah dirinya tak semenarik itu di mata Denis?

Suara deru mobil berhenti di halaman rumah, tepat pukul sembilan malam Denis pulang bekerja mengenakan seragam dokternya. Terlihat sekali dari wajah pria itu kalau ia sedang lelah, Irina melirik ke arah jari manisnya. Di sana ada sebuah cincin bermatakan berlian melingkar indah, mengingatkannya kembali bahwa ia sudah menikah dan tetap harus patuh pada suaminya.

Irina berusaha tersenyum dan menyambut Denis yang baru saja pulang bekerja, namun sahutan pria itu hanya minta disiapkan makan malam setelah ia mandi.
Irina terdiam, begitu Denis melewatinya begitu saja. Ini adalah hari jadi pernikahan mereka, tapi Denis seolah tak acuh dan hanya gila bekerja demi sebuah promosi jabatan.

"Kau ingat hari ini hari apa?" Tanya Irina saat mereka sudah berada di meja makan menyantap makan malam, Irina sampai menunggu makan malam lewat dari jamnya hanya demi makan bersama dengan Denis dan membicarakan hal ini.
"Hari senin." Jawabnya singkat, Irina menarik nafas lalu menghembuskannya secara perlahan. Masih berusaha sabar meski kedua tangannya mengepal keras.

"Ini adalah hari ulang tahun pernikahan kita!" Ujar Irina mengingatkan.
"Oh, ya? Aku lupa." Sahutnya, dan selalu begitu. Dua tahun menikah seharusnya mereka berdua masih dalam keadaan romantis, tapi nyatanya, setelah menikah pun Irina tak mendapatkan apresiasi apapun dari suaminya sendiri.

Sekedar memuji, atau bahkan melihat ke arah Irina saja, Denis tak pernah melakukannya. Seperti tahun kemarin, momen penting di pernikahan mereka terlewat begitu saja tanpa ada yang istimewa. Di sini Irina berpikir, mengapa selalu dirinya yang berusaha mempertahankan rumah tangga yang dingin ini? Sementara Denis hanya sebagai mesin pencari uang untuk Irina.

Hari-hari seperti itu..
Denis bilang Irina harus mencari kegiatan agar tidak mudah bosan berada di rumah terus-menerus setiap hari, namun pria itu tidak mengijinkan Irina untuk mencari pekerjaan. Kegiatan macam apa? Pikir Irina.
Irina memutuskan untuk pergi berbelanja di supermarket, seperti biasa, seorang diri, tanpa Denis menemani.

The Man from The CultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang