9. Sorry I Can't

93 3 0
                                    

"Nunggu lama ya?" Tanya Gisella, yang saat ini sudah duduk disamping teman barunya yang saat ini sudah duduk dikursi kantin, bersama dengan sahabatnya yang ada disampingnya.

"Oh iya, Jay! Kenalin, ini Haikal, sahabat sekaligus musuh gue. Haikal, ini Jay, teman baru kita." Lanjutnya, yang memperkenalkan sahabatnya kepada teman barunya, dan sebaliknya.

Sementara mereka berdua hanya bisa tersenyum canggung, lalu membalas juluran tangan masing-masing. "Mau makan apa?" Tanya Gisella, menatap kedua temannya ini secara bergantian.

"Samakan saja denganmu. Aku tidak tau." Balas Jay.

Gisella yang mendengarnya pun langsung mengangguk paham, dan langsung menarik sahabatnya untuk memesan makanan bersama. Sementara Haikal yang ditarik pun hanya bisa meringis, serta mendecak kesal karena sahabatnya yang tiba-tiba menariknya. "Bayar, Kal!" Pintanya.

"Gue gak bawa dompet." Elak Haikal dengan cengiran khasnya.

Sementara Gisella yang mendengarnya, ia langsung menggeleng tak percaya. "Gak mungkin!" Sangkalnya, yang tau kalau sahabatnya ini hanya mengelak.

Haikal langsung mempoutkan bibirnya. "Cek aja." Ujarnya, langsung membentangan tangannya, agar sahabatnya ini bisa memeriksa tubuhnya. "See? Gak ada kan?" Ujarnya, setelah sahabatnya mengecek seluruh kantongnya.

"Yaudah berati lo--"

"Bang Haikal anak kelas 11-1 ya?" Tanya seorang perempuan, yang sukses membuat Gisella menggantungkan kalimatnya, dan menoleh menatap perempuan itu.

'Daniella' nama yang tertera di nametag sebelah kiri.

Haikal yang tiba-tiba dipanggil pun langsung mengerutkan dahinya, menatap anak itu dengan tatapan bingung. "Iya, kenapa ya?" Tanyanya, yang benar-benar bingung dengan kedatangan wanita ini.

"Nama aku Daniella, anak kelas 10-3. Ini buat abang." Ujar Daniella, yang langsung memberikan sepucuk surat untuk kakak kelasnya ini.

Dengan perasaan ragu, ia mengambil surat yang diberikan adik kelasnya. Setelah dia mengambil suratnya, adik kelasnya langsung pergi meninggalkan dirinya. "Aneh." Gumam Gisella, yang merasa adanya keanehan disini.

"Makasih, Gisella!" Teriaknya, yang langsung membawa kabur makanan yang sahabatnya pesan, ketika perhatian sahabatnya teralihkan.

"Yak, Haikal! Makanan gue jangan lo bawa kabur! Yak!" Teriak Gisella, disaat sahabatnya mengambil makanannya lagi, disaat dirinya tengah mematung.

Ia akhirnya kembali dengan racauan, serta memaki untuk sahabatnya yang selalu kabur mencuri makanannya. Racauannya pun terhenti ketika ia telah sampai dimeja. "Maaf nunggu lama ya." Sesalnya kepada teman barunya ini.

Jay hanya tersenyum, lalu menggeleng. "Gapapa. Ngomong-ngomong, dimana temen kamu?" Tanyanya, yang langsung melirik sekitar. Mencari keberadaan pria yang ada disamping teman wanitanya tadi.

"Pergi dia." Sahut Gisella yang sangat acuh, lalu memakan makanannya. Setelah makan, mereka berdua balik ke kelasnya. Namun, dipertengahan jalan ia merasa gelisah. Ia memikirkan isi surat yang diberikan adik kelasnya kepada sahabatnya.

"Jay, kamu ke kelas duluan ya. Aku ada urusan sebentar." Ujarnya, lalu meninggalkan teman barunya ini. Ia lebih memilih untuk melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah. Entah kenapa dirinya ini sangat yakin kalau sahabatnya ini ada disana.

Dan benar saja, sahabatnya ini sedang duduk di sofa bekas, dengan tangan yang menumpu kepalanya, serta tangan satunya lagi keatas sedang memegang surat pemberian adik kelasnya. Dengan cepat, ia mengambil surat itu, dan membuat sahabatnya tersentak kaget, bangun dari duduknya, dan mendesis tidak suka. "Lo tau gak? Kalo tangan lo kayak maling? Cepet banget ngambil punya orang." Cibiran yang sahabatnya lontarkan.

MY ENEMY? - HAESELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang