Sudah seminggu semenjak insiden itu. Sudah seminggu pula Gisella ini menjauhi sahabatnya. Dimulai tidak mau diajak pulang bersama, tidak duduk bersama, selalu menghindari ketika sahabatnya duduk dikantin, mengganti kunci kamarnya, dan membuat sahabatnya ini tidak bisa masuk lewat balkon kamarnya. Selalu beralasan tidur, dan mengunci pintunya ketika sahabatnya berkunjung. Sering jalan bersama dengan Marka, dan masih banyak hal lagi yang membuat sahabatnya ini semakin frustasi.
"Woy!" Teguran yang Renan kepada temannya yang sedari tadi melamun. Ia gak tau apa yang ada dipikiran pria bermarga Leandra ini, yang sudah beberapa minggu belakangan ini selalu melamun.
Sedangkan Haikal langsung meringis, dan mengusap kupingnya yang pengang karena teriakan temannya tepat disamping telinganya. "Bisa gak sih gausah teriak?" Sinisnya, menatap temannya ini dengan tatapan penuh peringatan, bahwa dirinya tidak bisa diganggu.
"Gak! Lagi kalo punya masalah ya samperin. Selesain secara kekerasan, bukannya malah diem terus liatin dia!" Saran Renan, yang sepertinya paham akan masalah yang tengah dihadapi temannya ini.
Dan Haikal yang mendengar saran yang diberikan temannya, ia malah mendecak kesal lalu menoyor kepala temannya inu. "Gimana mau ngejelasin semuanya, kalo dianya selalu menghindar? Selalu ada aja alesan ketika gue pengen ngomong sama dia!" Ujarnya, diiringi dengan helaan nafas frustasi.
Dan Renan langsung berfikir sejenak, begitu mendengar ucapan temannya. Kalau kaya gini susah guys! Semarah-marahnya wanita bernama Gisella ini, wanita ini akan memukul temannya secara brutal, lalu meredah lagi amarahnya, dan hari itu baikan, dan juga tidak berlangsung lama seperti saat ini. "Lo juga salah sih, Kal. Maksud dia kan baik. Lo goblok juga kalo dibilangin sama temen-temen lo." Ujarnya.
"Ck! Gue gak suka kalo ada orang yang mencampuri urusan asmara gue!" Bela Haikal, yang gak mau dirinya disalahkan sepenuhnya, ya walaupun dia juga salah, tapi kan gak salah banget gitu.
"Yaudah! Sekarang si dia udah cuek, secuek yang lo pengenin. Eh lo-nya malah galau gak jelas kayak gini! Aneh lo, Monyet!" Desis Renan yang juga dibuat bingung akan pertengkaran dua sejoli ini.
Sementara Haikal sudah menghela nafasnya kasar. Ia juga tidak tau apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Yang jelas, dia tuh gak suka kalau sahabatnya seperti ini. Hanya itu! Mungkin rasa bersalah kepada sahabatnya, pikirnya.
"Listen to me Child!" Ucap Mrs. Tiffany yang baru saja tiba di kelas. "Hari ini kita akan kedatangan murid baru dari Amerika. Langsung saja Mrs perkenalkan kepada kalian. Darling, Come Here!" Perintah Mrs. Tifanny mempersilahkan murid itu masuk.
"Wow TAMPAN!!!" Seru para murid perempuan ketika murid itu masuk.
"Please Introduce yourself, darling." Pinta Mrs.Tifanny.
Lelaki itu mengangguk dan mulai memperkenalkan dirinya. "Hai teman-teman! Nama saya Jayden William, kalian bisa panggil saya Jay! Saya asli Korea yang udah lama tinggal di Amerika, dan murid pindahan dari Amerika. Saya baru kembali ke sini selama 1 minggu. Mohon bantuan, dan bimbingannya ya!" Ujar Jay, seraya memamerkan senyumnya.
"Oke Jay, kau bisa duduk disamping Gisella!" Ujar Mrs Tifanny, menyuruh murid barunya ini duduk disamping muridnya yang bernama Gisella, karena memang bangku itu yang kosong.
Gisella sendiri mulai menggeser tasnya, ketika teman barunya berjalan menghampirinya. "Jay!" Ujar Jay, memperkenalkan dirinya secara pribadi kepada teman barunya ini dengan senyumannya.
Gisella pun membalas senyuman teman barunya ini. "Gisella." Balasnya, membalas juluran tangan yang teman barunya ini lakukan.
---*kring* bel istirahat berbunyi. "Oke anak-anak! Jangan lupa mengerjakan tugas saya! Mengerti?!" Peringat Tiffanny, sebelum pergi meninggalkan kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ENEMY? - HAESELLE
FanfictionCERITA INI KHUSUS HAESELLE/HAETSUKI (HAECHAN X GISELLE) SHIPPER! APABILA KALIAN GAK SUKA SAMA SHIPPER INI? TIDAK DI ANJURKAN UNTUK MEMBACA CERITA INI. TAPI, APABILA KALIAN MASIH KEKEH UNTUK BACA? DILARANG UNTUK BERKOMENTAR NEGATIF KEPADA PARA TOKOH...