1.7

47 5 0
                                        


“Kenapa kamu memukulku?” Suara Mark terdengar cukup keras hingga Renjun bisa mendengarnya.

“Hei kalian berdua, suara apa itu!!” kata Renjun.

“Berisik.” Jeritan Mark terdengar.

“Yak! Aku..., huh” teriak Renjun terpotong saat tangan kekar Lucas  membungkam mulutnya.

“Berhenti berteriak,” kata Lucas, sambil Renjun melepaskan tangan Lucas dari mulutnya.

“Yah, aku khawatir dengan temanku, temanmu itu sangat brutal.” erang Renjun namun tidak berkata apa-apa lagi saat mendengar suara berisik dari tenda sebelah.

“Jangan khawatirkan temanmu, menurutku dia sudah terbiasa dengan ini” ucap Lucas menggoda,

Renjun kembali menatap Lucas.

“Apa yang kamu lihat?” tanya Lucas.

“Siapa yang melihatmu?” kata Renjun sambil membuang muka.

“Dasar pendek, meskipun di dalam tenda gelap, tapi aku bisa melihat dengan jelas matamu yang berbinar-binar. Jangan mengelak.” Kata Lucas santai. Bagian dalam tenda mungkin gelap, tapi Lucas bisa melihat dengan jelas cahaya di mata Renjun.

“Jadi aku tidak bisa melihat?” Renjun mengabaikan rasa malunya.

“Kamu bisa melihatku tapi aku ingin tahu. Kenapa kamu melihatku seperti itu?” Lucas bertanya ingin tau.

Renjun sedikit bingung.

“Kamu bilang sekarang kita berdua berkencan?” tanya Renjun.

“Ya” jawab Lucas mengira Renjun akan mengajukan keluhan lain.

“Aku hanya ingin memperingatkanmu kalau aku adalah orang yang sangat pencemburu. Aku tidak suka orang lain menyentuh barang-barangku. Kamu masih bisa berubah pikiran” kata Renjun.

Lucas tersenyum tipis.

“Hmm... Aku tahu dan kamu seharusnya tahu betul kalau aku tidak jauh berbeda denganmu. Mungkin lebih dari itu jika aku melihatmu berbicara dengan seseorang. Bersiaplah untuk mati, pendek” ucap Lucas dengan suara tegas.

“Aku tahu,” jawab Renjun merasakan bahagia di hatinya saat mendengar Lucas mengatakan hal itu.

“Aku mengancammu. Jadi kenapa kamu tersenyum?” tanya Lucas membuat Renjun yang tersenyum langsung berhenti tersenyum.

“Siapa yang tersenyum? Bodoh, matamu tidak bagus” ucap Renjun.

“Oh, Pendek... Aku bisa melihat gigi putihmu di kegelapan. Dasar bodoh.” ucap Lucas

Mereka terdiam saat mendengar Hyunjin memanggil Haechan untuk minum kopi bersama, namun Haechan menolak untuk pergi.

“Mau kemana, pendek?” Lucas bertanya, melihat Renjun hendak pindah.

“Apakah kamu tidak ingin minum kopi?” Ucap Renjun sebelum Lucas menariknya kembali untuk berbaring.

“Dasar badak, apakah kamu akan keluar dan mencari pria bernama Kevin itu?” Lucas berkata dengan suara yang dalam.

“Aku hanya mau minum kopi” jawab Renjun.

“Jangan minum kopi sekarang atau kamu tidak akan bisa tidur. Kamu harus tidur sekarang” ucap Lucas sambil memeluk Renjun. Sosok kecil itu menggeliat sejenak sebelum setuju untuk tetap diam, mengetahui bahwa meskipun dia menggeliat, dia tidak akan pergi.

“Aku tidak memikirkan apa pun tentang Kevin,” kata Renjun dengan tenang.

“Heh, percayalah, aku melihatmu duduk di sebelahnya dan dia menatapmu dengan mata berbinar binar. Aku ingin sekali menendang wajahnya” kata Lucas.

LuRen, Love story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang