07.Pakem

66 10 0
                                    

"Siapa Bapak sebenarnya? " Ujar Dimitri dingin memandangi Arthur yang terduduk bisu di kantin rumah sakit itu....

Si tampan yang diajak bicara perlahan tersenyum dan mengeluarkan kartu namanya  "aku pemasok kayu lapis ...kudengar dari Bara Pak Dimitri sedang membuat Cafe di daerah Selopamioro...mungkin kita bisa bekerjasama?" Ujarnya hangat

"Dan apa yang kau lakukan, dekat dekat dengan Bara dalam beberapa hari ini..? Bara bukan Jati ....jangan berpikir aneh aneh Pak Arthur ..." timpal Dimitri dingin

"Pikiran aneh apa yang pak Dimitri maksud?" Ujar Arthur pura pura terkejut ....

Dimitri kesal memandangi pria itu "aku gak tahu ....tapi yang jelas ...kalau kau Macam macam sama Bara ...kau harus menghadapiku" lanjut Dimitri sambil memandangi pria berwajah Oriental itu

Arthur sejenak menarik napas panjang "dia amat mirip ayahnya...." lirih laki laki itu sedih ...

Dimitri terdiam ...dia baru sekali bertemu secara tidak sengaja dengan ayah Bara saat Jati akan melamar Amanda di Vietnam ....dia tampaknya amat baik ....namun ....lihat apa yang dia tinggalkan.....Amanda yang sempat hancur dan rusak karena terlibat dalam hubungan yang abusive dengan kekasih singapuranya ....dan Bara ...

Bara yang Well.....baik baik saja ....

Baik baik saja tapi bingung ......

"Tapi dia bukan homo ...." lurus Dimitri frustasi ....

"Dan itu bukan berarti aku homo....atau aku mau dia jadi homo ....atau hal buruk lainnya ..." lanjut Arthur seraya meminum kopinya ....

"Lantas?" Timpal Dimitri....

"Aku kesini untuk meminta maaf pada Jati ....meminta maaf pada Jati dan ... mencari anakku....." jelas Arthur

"Anakmu?" Bingung Dimitri

Arthur mengangguk perlahan.... "Yeah... anakku...." timpalnya

**********
"Kenapa bisa kayak gini? " Kesal Sinar memandangi Jason yang belum sadar.....

"Tim Jason meminta collab.... Kami mau membuat konten seri tentang jamu yang lebih detail dan komprehensif.... Aku butuh Engagement dan Jason butuh penyegaran...dan tim ku menemukan dia tergeletak bersimbah darah  di depan mobilnya yang terparkir di jalan menuju pedukuhan ...." jelas Dili lelah ...

"Kerjasama?...atas saran Bara juga?" Lanjut Sinar memandangi pemuda cungkring yang masih berdiri di depan jendela memandang keluar ....

"Kenapa? Kenapa harus aku?" Timpal Bara memandangi Sinar penuh kemarahan ....

"Aku gak tahu ....kau concern terhadap hidupku....mungkin kau juga concern terhadap karir Jason ....atau....kau concern terhadap perasaanmu yang belum selesai itu...." lanjut Sinar dingin

Sesaat mata mata kesal mereka berpandangan.....

"Dude ....aku rekomendasikan kamu ke Papaku...." desis Bara kesal

"Yang aku pikir aku gak butuh...." sinis Sinar

"Ow really ....jadi kamu lebih memilih jadi begundal Luntang Lantung yang membebani Jason ....? Tetap bertahan pada titelmu sebagai seniman penjudi yang MOKONDO? ....kamu pikir Jason gak terbeban melihat kamu yang begitu ?" Cerocos Bara tak terkontrol ...

"Aku gak butuh pertolongan kamu bar ....aku bukan salah satu subscribermu" lanjut Sinar dengan kesal ....

"Kalau kalian sama sama peduli sama Jason harusnya kalian gak berseberangan kan?" Ujar Dili memecah kesunyian....

Sejenak Bara dan Sinar berpandangan dan terdiam bisu ..."aku gak mau punya hutang Budi sama orang yang begitu Kekasihku cintai...." lirih Sinar pedih

"Aku gak akan meminta piutang apa apa sama kamu ....ini semua semata mata untuk Jason ....karena dia..... penting" lirih Bara tergetar memandangi tubuh yang kini tergeletak tidak sadar di ranjang rumah sakit itu .. 

Jejak Jejak JasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang