"Saat aku berjuang bertahan hidup diambang kematian, kamu malah menyerah dengan keadaan."Baruna
*
"Ma.. mi.." Baruna tersenyum, suaranya yang lemah terdengar dengan penuh kelembutan.
"Baruna sayang.. kamu sudah bangun, Nak!" Skyla tersenyum bahagia seraya mengusap air matanya yang tumpah.
Tangan kuat milik Baruna bergerak ke arah oksigen yang menutupi mulut dan hidungnya.
"Ini, sayang.. biarkan Mami membukanya untukmu." Skyla membuka perangkat oksigen yang telah digunakan oleh Baruna selama dalam keadaan koma.
"Mam.. kenapa kakiku tidak terasa apa-apa?" ucapnya dengan suara lemas.
"Itu wajar, Kamu sudah lama berbaring tanpa bergerak. Nanti kita akan mencoba lagi, tapi jangan dipaksakan." Skyla mencoba menenangkan Baruna.
Baruna menggelengkan kepala, mencoba menggerakkan kakinya yang mati rasa.
Ia memejamkan matanya sejenak dan dengan sepenuh hati berusaha untuk menggerakkan kakinya, tetapi hasilnya nihil."Mam.." Baruna meneteskan air mata, kekecewaan terlihat jelas di wajahnya saat ia gagal menggerakkan kakinya.
"Kita panggil dokter aja tan ." Usul Marella
"Tidak, Mam.. aku tidak ingin diperiksa oleh dokter dulu!" ucap Baruna sambil tetap terbaring.
Skyla mengusap air mata putranya yang mengalir di pipinya dengan penuh kasih sayang.
"Tapi, Sayang, jika kamu tidak diperiksa, kamu tidak akan bisa sembuh sepenuhnya."
Namun, Baruna tetap menggelengkan kepalanya dengan tegas, menunjukkan ketidakinginannya untuk diperiksa oleh dokter.
"Mami.. Marilla di mana? Bukannya kemarin dia ada di samping?" tanya lelaki itu.
Skyla terkejut, wajahnya dipenuhi oleh kesedihan yang tak terucapkan saat ia tidak bisa menjawab pertanyaan putranya.
"Marilla??" gumamnya dengan suara terguncang.
"Marilla sembuh, kan?" Baruna bertanya lagi, mencari kepastian.
"Iya, Sayang, Marilla sudah sembuh," jawab Skyla dengan suara yang gemetar, pandangannya menunduk sambil memegangi tangan Baruna dengan penuh kekhawatiran.
"Mam.. kenapa mami tidak terlihat senang?" tanya Baruna dengan suara penuh kepedihan.
Skyla merintih sedih, memegang tangan putranya dengan erat dan mendekatkannya ke jidatnya.
"Baruna.. jangan bicarakan itu dulu, ya!" ucap Skyla dengan suara bergetar,
berusaha menahan Baruna untuk tidak menanyakan tentang Marilla, gadis yang telah lama ia sukai.Baruna tiba-tiba melepaskan tangannya yang digenggam oleh ibunya.
"Mami, berbohong?" ucap Baruna dengan suara yang penuh keraguan, mencoba melepaskan diri dari belaian tangan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA SWASTAMINA
Teen FictionTacenda mengandung arti "hal yg lebih baik di biarkan tidak terucapkan" "Ketika lautan menghantammu dengan kekuatannya yang tak terkira, kehidupanmu berubah selamanya. Namun, kadang-kadang hantaman terkuat datang dari dalam dirimu sendiri." Kehidupa...