*
Marella bangun dengan kikuk, menggosok-ngosok wajahnya yang masih terasa lengket setelah tidur
Pandangannya masih kabur saat ia mencoba memfokuskan mata ke arah Baruna yang baru saja terbangun.
"L-lo udah sadar?" ucap Marella, suaranya terdengar lirih dan terputus-putus.
"Lo kenapa masih Disini? Bukannya lo besok sekolah?" tanya Baruna sambil mengucek leher yang kaku pura-pura bangun tidur.
Marella mengangkat bahu dengan ekspresi campur aduk.
"Gue disini buat jagain bunda, takut bokap gue datang lagi kesini!"
Baruna mengernyitkan keningnya dengan rasa bingung
"Terus Sekarang, bunda lo kemana?" tanyanya, mencoba mencari pemahaman atas situasi yang rumit.
Marella menjawab dengan suara lemah, "Bunda gue lagi nganter nyokap lo bawa baju ganti."
Baruna menggelengkan kepala dengan kekhawatiran yang semakin merayap.
"Lah, terus lo nggak jagain mereka? Kalau bokap lo nyegat di jalan gimana?" Tegurnya dengan nada tegas.
Marella merasa kebingungan semakin menghimpit. Ia mencoba menjawab, namun kata-kata terhenti di bibirnya saat Baruna melepaskan kekesalannya dengan tegas.
"Lo gimana sih? Malah jagain gue disini, harusnya lo pergi buat jagain mereka! Awas aja kalau nyokap gue kenapa-napa gara-gara bokap lo!" Ancaman Baruna terdengar memenuhi ruangan dengan intensitas emosi yang terpendam.
Marella merasa khawatir Ia merasa kesal dan ingin segera pergi dari situ untuk mengecek keadaan diluar menunggu kedatangan skyla dan Mattea.
"Ish, iya, gue pergi!" ucap Marella dengan suara yang penuh dengan rasa frustrasi.
Namun, saat ia hendak membuka pintu ruangan, tiba-tiba terasa tarikan kuat dari luar yang membuatnya terkejut.
Pintu terbuka dan seorang lelaki dengan penampilan yang tegap dan mengenakan kaos berlogo tentara masuk ke dalam ruangan.
"Marella!" serunya dengan suara yang penuh kejutan.
Marella terbelalak saat melihat lelaki itu. Ia segera menghampiri dan bersalaman dengan lelaki itu yang ternyata adalah ayah Baruna, baru saja kembali dari tugas militernya sebagai abdi negara.
Marella merasa kebingungan saat Garvin terus menerus mengajukan pertanyaan."Mau kemana? Loh wajah kamu kenapa?" tanya Garvin dengan ekspresi khawatir, sambil tetap memegang erat tangan Marella.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA SWASTAMINA
Teen FictionTacenda mengandung arti "hal yg lebih baik di biarkan tidak terucapkan" "Ketika lautan menghantammu dengan kekuatannya yang tak terkira, kehidupanmu berubah selamanya. Namun, kadang-kadang hantaman terkuat datang dari dalam dirimu sendiri." Kehidupa...