[STOP PLAGIAT,KARYA INI SUDAH MELAKUKAN PENGECEKAN KEASLIAN DI TURNITIN DAN JIKA ADA ORANG YANG MENJIPLAK KARYA INI DIPASTIKAN AKAN DIKENAI SANKSI HUKUM ENTAH BERLAKU DENDA ATAUPUN PIDANA.
STOP PLAGIAT 🙏🏻
KAMI PENULIS MENULIS KARYA DENGAN SEPENUH HATI DARI HATI NURANI DAN HASIL JERIH PAYAH PIKIRAN SENDIRI]
*"Lautan, seperti cobaan yang tiba-tiba menyergap, mengajarkan kita untuk menjadi kuat." - Arnav
*
*Prolog:
Ditengah lautan yang gelap gulita, KM Pieces melaju dengan kecepatan tinggi menuju Selat Makassar. Suara deburan ombak yang menghantam lambung kapal membuat seluruh tubuh bergetar, sementara angin yang kencang melolong di telinga dengan suara menyeramkan. Di dalam kabut malam yang pekat, para penumpang berusaha mencari keberanian di tengah kegelapan yang menakutkan.
Kapten kapal, dengan wajah tegang dan berkeringat, berdiri tegak di atas geladak, berjuang melawan kemarahan samudra yang liar. Teriakan penumpang yang ketakutan bercampur dengan suara ombak yang menggulung, menciptakan latar belakang yang mencekam.
Di tengah kekacauan dan kepanikan, lima orang pelajar magang berusaha mempertahankan keterampilan dan keberanian mereka. Teriakan penumpang bergema di udara, menciptakan kekacauan yang semakin mencekam.
Seorang gadis cantik, dengan seragam awak kabin yang kusam, berteriak dengan suara lantang melawan hiruk-pikuk di dek.
"Segera kenakan pelampung dan ikuti petunjuk evakuasi! Tetap tenang dan bergerak menuju titik kumpul!" suaranya pecah di antara deburan ombak dan teriakan panik yang tak terkendali.
Sementara itu, Arnav, seorang lelaki bertubuh atletis dengan seragam mekanik yang kotor, berlari menuju mesin kapal yang terbakar. Teriakan penumpang yang ketakutan dan suara ombak yang menghantam kapal menciptakan latar belakang yang mencekam.
"Tidak ada waktu lagi! Kita harus memadamkan api ini sebelum semuanya terlambat!" teriak Arnav dengan suara penuh tekad, sementara suara ombak yang bergemuruh menutupi kata-katanya.
Namun, waktu terus berlalu tanpa ampun. Kapal semakin terombang-ambing di atas ombak yang ganas. Teriakan penumpang semakin histeris, menciptakan kekacauan yang semakin tak terkendali. Keheningan yang mencekam dipecah oleh suara gemuruh, dan tiba-tiba, KM Pieces pun mulai tenggelam.
Kegelapan malam menyelimuti lautan yang tak berbelas kasihan. Suara deburan ombak yang memecah di atas kapal yang tenggelam seperti serangan yang kejam. Teriakan penumpang yang ketakutan mencapai puncaknya, menciptakan latar belakang suara yang mencekam dan memilukan.
Hanya pelampung kecil yang menjadi satu-satunya penolongnya dalam menghadapi takdir yang suram.
*
Di pulau Matasiri yang terpencil, Baruna dan Marilla terdampar setelah berhasil melarikan diri dari kecelakaan kapal yang mengancam nyawa mereka. Lautan, dengan keganasannya yang tak terduga, telah mengubah takdir mereka secara tiba-tiba. Mereka berdua terjebak di pulau terpencil ini, jauh dari pemukiman warga, setelah berhasil lolos dari maut tragedi karamnya kapal.
"Zabarr! Bangun, kamu harus bangun," samar-samar suara perempuan yang menangis menyapa telinga Baruna yang terbaring tak sadarkan diri dengan kepalanya diletakkan di paha Marilla.
Baruna merintih pelan dan akhirnya mulai membuka kedua matanya, melihat sosok gadis di hadapannya yang menangis melihat kondisinya yang sangat memprihatinkan.
"Marr!" gumam Baruna dengan lemah sembari memaksakan tangan kekar yang penuh luka untuk mengusap aliran air yang membasahi pipi Marilla.
Tangis Marilla semakin tak terbendung saat ia langsung memeluk tubuh lemas Baruna."Aku... takut kamu tidak akan selamat, Za!" gumam Marilla sambil terisak.
"Jangan nangis, aku tidak suka melihatmu menangis karena khawatir akan diriku!" ucap Baruna dengan canda pelan, berusaha menghibur Marilla meskipun dalam keadaan yang lemah.
Marilla, yang bercampur aduk antara kesedihan dan senyum karena candaan lelaki yang tidak berdaya di hadapannya itu, berkata,
"Kamu! Jangan bercanda, aku takut kamu pergi!"
"Pergi ke mana? Aku tidak akan pergi kemana-mana!" gumam Baruna dengan mantap, berjanji untuk tetap bertahan dan melindungi Marilla meskipun dalam situasi yang sulit ini.
Kedua pelajar itu terdampar di pulau Matasiri yang terletak agak jauh dari pemukiman warga, di belakang pulau tersebut. Mereka harus menghadapi tantangan hidup di pulau terpencil ini dengan kondisi Baruna yang tak mampu melakukan banyak hal dan Marilla yang juga terluka.
**
Pengenalan tokohCerita ini terinspirasi dari karamnya kapal KM Pieces tahun 2019.
Maaf apabila ngga nyambung mohon dukungannya
See you 😘
#eventpensi
#pensivol4
#teorikatapublishing*Update chapter one tanggal 18 Oktober ya jangan lupa*
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA SWASTAMINA
Genç KurguTacenda mengandung arti "hal yg lebih baik di biarkan tidak terucapkan" "Ketika lautan menghantammu dengan kekuatannya yang tak terkira, kehidupanmu berubah selamanya. Namun, kadang-kadang hantaman terkuat datang dari dalam dirimu sendiri." Kehidupa...