Bab 5

148 16 0
                                    



Ciuman itu memang manis.. Tetapi terkadang bisa terasa pahit juga..

Nuea Pov

“Apa yang kamu lakukan!?”

Aku membutuhkan beberapa menit agar suaraku dapat kembali dan aku segera bertanya kepada Sailom dengan perasaan sangat marah! 😠

Saat aku menatap wajahnya, aku menyadari bahwa dia sama sekali tidak menampakkan penyesalan dengan apa yang sudah dia lakukan padaku, tetapi dia masih terlihat tersenyum dan menjawab.

“Aku hanya ingin membuat kamu tenang..”

“Tetapi kenapa..”

Aku hanya bisa memandangnya dengan perasaan sangat marah dan juga tidak puas. Tetapi.. yang terpenting adalah aku merasa sangat bingung dengan ciuman yang dia berikan padaku beberapa saat yang lalu. 😣

Pria macam mana yang akan mencium pria lain untuk menenangkannya? 😣

Aku tidak melupakan fakta bahwa pria ini adalah.. seorang pria yang akan menikahi seorang wanita!!

“Kenapa? Apakah kamu merasa aneh aku melakukan itu?”

Aku mendengar Sailom bertanya padaku sambil mengangkat alisnya. 🤨

“…” 

Hal itu membuat aku terdiam beberapa saat dan hanya dapat mengepalkan tanganku erat-erat. Aku lalu menarik napas dalam-dalam agar aku menjadi sabar kembali.

Aku tahu bahwa Sailom merupakan calon mempelai pria yang tidak akan mau bekerja sama denganku dalam mempersiapkan pernikahannya sejak awal. 😔

“Huf.. Sudahlah.. Aku akan melupakan apa yang baru saja kamu lakukan padaku. Sekarang amarahku sudah mereda dan kita akan kembali membahas topik yang membuat aku sampai datang ke tempat ini dan harus membayar biaya masuk ke tempat Fitness sialan ini!!”

Saat mendengar perkaatanku, membuat Sailom tertawa terbahak-bahak dan membuat aku merasa kesal lagi. 😑

“Hahaha… Baiklah.. Aku akan mendengarkan perkataanmu, Khun Nuea..”

Sialan! Dia pasti sudah tahu mengapa aku datang jauh-jauh kesini bukan?! 😑

Aku saat ini hanya bisa mengutuk diriku sendiri tetapi tidak ingin berdebat dengannya lagi. Sehingga aku harus kembali mengulangi apa yang telah aku katakan kepada Sailom beberapa saat yang lalu. 😔

“Aku datang ke sini karena mendengar jumlah tamu undangan yang akan datang ke pesta pernikahanmu semakin banyak. Apakah Khun Yiwa sudah memberitahukan tentang hal ini padamu, Khun Lom? Jumlah tamu acara pernikahan Anda bertambah dan menjadi 1.200 orang dan ibu dari Khun Yiwa meminta semuanya menggunakan meja ala Cina..”

Saat aku mengatakan itu, aku menatapnya dan memperlihatkan wajahku yang tegas. Hal ini membuat Sailom menyipitkan matanya dan mengangguk.

“Iya.. Wa sudah memberitahukan hal itu padaku..”

“Lalu kenapa kamu tidak meneleponku?! Jika kamu meneleponku dan memberitahukan kepadaku sebelumnya bahwa jumlah tamu yang akan di undang ke acara pernikahan Anda bertambah banyak, aku bisa menemukan cara untuk menyelesaikan permasalahan ini atau setidaknya aku akan memesan hotel yang lainnya. Apakah kamu tahu bahwa semakin bertambah banyak tamu undangan maka semakin banyak juga tenaga yang aku keluar untuk mengerjakan itu? Kamu hanya memberitahukan hal ini dua bulan sebelum acara pernikahanmu di langsungkan, seolah-olah aku adalah.. Pesulap yang bisa menyihir segalanya untukmu??!!!”

Pada awalnya aku masih tenang dalam membicarakan tentang hal ini dan ketika aku tahu bahwa Sailom sudah mengetahui hal ini dan tidak mau menghubungiku, kedua tanganku kembali terkepal erat-erat lagi. 😣

Aku rasanya sangat ingin meninju wajahnya dan aku sudah tidak peduli lagi bahwa dia sangat tampan seperti Dewa. Aku hanya ingin meninjunya agar membuatnya tersadar. 😑

Tetapi.. Aku melihat Sailom hanya menghela napasnya dan menatapku dengan sorot mata yang terlihat kecewa.

“Kamu ternyata lupa apa yang sudah aku katakan kepada sejak awal bukan?”

“Aku tidak melupakan apapun!?”

Tetapi aku melihat Sailom menggelengkan kepalanya dan bergumam.

“Huf.. Ternyata kamu benar-benar melupakannya. Lalu bagaimana perasaanmu saat ini?”

“Aku saat ini sangat ingin memukul wajahmu..”

Hal ini bukan karena aku tidak tahu bagaimana caranya mengendalikan emosiku, tetapi saat ini aku merasa bahwa aku benar-benar sudah tidak tahan lagi dengannya. 😠

Oleh karena itu, saat Sailom bertanya aku segera menjawabnya dengan perkataan yang singkat.

Aku tahu jika kejadian ini Sailom laporkan kepada perusahaan tempat aku bekerja, aku pastinya akan dipanggil oleh atasanku dan dikutuk . Tetapi hal itu tidak akan terasa terlalu buruk jika pekerjaan ini di serahkan kepada orang lain. 😔

Dengan demikian, maka aku bisa melepaskan pekerjaan ini. Tetapi saat mendengar perkaatanku, Sailom malah tertawa. 🙄

Setelah beberapa saat dia tertawa, dia lalu tersenyum sehingga terlihat menyenangkan.

“Kalau begitu silakan pukul aku..”

Jawabannya benar-benar membuat aku merasa bingung, tetapi aku segera memukulnya.

----

Di atas Ring Tinju Tempat Fitness

Nuea Pov

Bug!

“Ayo lebih kuat lagi!!”

Bug!

“Pukulanmu terlalu pelan. Apakah kamu sama sekali tidak memiliki kekuatan?”

Bug!

Aku sudah memukulnya sebanyak tiga kali, tetapi..

“Aku masih tidak merasa bahwa kamu sedang memukulku..”

“Arghh!! Kamu benar-benar memiliki kebiasaan yang sangat buruk! Apakah kamu tahu itu?!”

Aku tidak percaya dengan yang Sailom katakan saat aku memukulnya.

Tetapi sebenarnya aku tidak bermaksud untuk memukulnya seperti yang aku pikirkan.

Saat ini kedua tanganku tertutup dengan sarung tinju dan kami berdua berada di atas panggung untuk latihan tinju yang di kelilingi oleh tali di keempat arahnya.

---

Sailom Pov

Saat ini aku sedang memakai sarung tinju berwarna hitam menunggu pukulan dari Nuea yang bisa menjatuhkanku.

Aku bertanya-tanya apakah Nuea tidak merasakan kesakitan atau kelelahan? 🤔

Aku mendengar Nuea kembali memukulku lagi sebelum dia berbicara.

“Arghhh!! Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi!!”

Dalam waktu kurang dari 5 menit sudah berlalu, tetapi Nuea yang mengatakan ingin memukul wajahku malah terlihat jatuh ke atas lantai dan bernapas dengan terengah-engah. 😅

---

Nuea Pov

Aku tidak menyangka bahwa hanya melakukan beberapa pukulan saja sudah membuat jantungku berdebar-debar dengan kencang sehingga membuat aku kelelahan.

Aku lalu segera berbaring di atas panggung ring tinju ini dan Sailom hanya tersenyum sebelum dia berjalan dan berjongkok di sampingku.

“Apakah kamu sekarang sudah merasa lebih baik?”

Aku yang sangat jarang berolahraga segera menatapnya balik dan melakukan kontak mata dengannya dan melihat matanya menatapku dengan sorot mata yang terlihat prihatin sebelum dia melepaskan sarung tinjunya.

“Latihan ini.. Apakah bisa membuat kamu menghilang stress?”

“Yeah.. Intinya hal itu tidak akan membuat kamu merasa buruk bukan?”

“Kamu benar-benar orang yang jahat!!”

Aku tidak bisa menahan diriku untuk mengatakan hal itu dengan terus terang. Hal ini karena Sailom sudah berperilaku buruk dan sangat bertentangan denganku.

“Aku hanya menghawatirkanmu..”

Sailom mengatakan itu dengan nada yang serius lalu memberikan aku sebotol air minum sebelum dia kembali berbicara.

“…”

“Apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan ketika kamu tadi baru datang? Aku melihat pembuluh darah di otakmu terlihat ingin pecah sehingga kamu bisa saja mati..”

“Yeah.. Itulah yang akan terjadi padaku karena masalahmu ini!!”

“Tetapi hal itu membuatku berpikir bahwa aku bisa membantumu juga..”

Setelah mengatakan itu, Sailom mengulurkan tangannya untuk membantu menyeka keringat dari kepalaku. Hal ini menyebabkan aku membeku beberapa saat dan segera mengindari sentuhannya serta merasa panik. 😣

Saat melihatku seperti ini, Sailom seperti paham dan buru-buru menjauhkan tangannya lalu dia tersenyum kecil sebelum berbicara dengan suara yang terdengar lembut. ☺️

“Sekarang apakah kamu sudah cukup tenang untuk mendengarkan aku berbicara?”

Aku sangat ingin memberitahukan kepadanya bahwa aku saat ini masih belum merasa tenang tetapi saat ini rasa amarahku sudah benar-benar telah hilang.

“Huf..”

Aku hanya bisa mendesah dan tidak bisa menahan perasaanku karena aku masih ingin memukul wajah Sailom, tetapi.. pada akhirnya aku hanya bisa menganggukkan kepalaku.

“Hm..”

“Khun Nuea.. Bukankah aku sudah memberitahukan hal ini padamu sejak awal kita membicarakan tentang pernikahan ini? Bahwa kamu tidak perlu mempedulikan apapun yang di katakan oleh keluargaku maupun keluarga Yiwa. Kamu hanya perlu mendengarkan dan mempercayai perkataanku saja..”

“Tetapi..”

“Aku masih belum selesai berbicara..”

Saat ini aku merasakan bahwa seolah-olah keadaan sudah berubah dan aku hampir tidak bisa bernapas untuk sesaat. Aku akhirnya hanya bisa diam dan mendengarkan Sailom berbicara dengan nada yang serius.

“😐”

“Yiwa dan aku sudah sepakat bahwa kami berdua tidak ingin mengadakan pesta pernikahan yang besar seperti yang di harapkan oleh kedua orang tua kami. Kami juga tidak ingin pesta pernikahan kami terlalu kecil sehingga kami sepakat yang awalnya hanya akan mengundang 500 orang tamu tetapi aku bisa menerima bahwa kami akan mengundang 600 orang sesuai dengan perkataanmu. Apakah kamu mengerti mengapa aku mengatakan kepadamu bahwa kamu harus mempercayai perkataanku?”

“…”

Perkataan Sailom membuat aku terdiam.

Yeah.. Sailom sudah mengatakan kepadaku sejak awal tentang hal itu, tetapi aku tidak tahu artinya dan mengabaikan perkataannya itu. 😔

“Apakah orangtuamu dan orang tua Khun Yiwa tidak marah dengan semua itu?”

Pernikahan seperti ini seperti acara untuk menunjukkan status sosial mereka dan tidak mengherankan ketika keluarga kedua mempelai ingin ikut terlibat di dalamnya.

“Yeah.. Pastinya mereka akan marah kepada kami berdua..”

“Ah..”

“Tetapi.. Pada akhirnya mereka akan bertambah marah jika aku mengundang semua orang yang mereka ingin undang itu..”

Semakin aku mendengarkan Sailom berbicara, aku semakin bingung. 🙄

Tetapi Sailom sepertinya menolak untuk menjawab pertanyaan lain lagi.

Dia hanya mengulurkan tangannya untuk membantu aku berdiri dan aku sedikit merasa ragu untuk menyambut uluran tangannya, tetapi aku akhirnya hanya membiarkan dia membantuku untuk berdiri.

“Baiklah.. Jika seperti itu maka aku tidak perlu menambahkan ruang perjamuan lagi bukan?”

Aku bertanya sekali lagi hanya untuk memastikan dan Sailom hanya mengangguk pelan.

Aku lalu segera menghela napas lega ketika merasakan semua bergerak sesuai yang aku harapkan. ☺️

“Lalu kenapa kamu tidak mau menjawab telepon dariku?”

Jika saja Sailom mau menerima panggilan telepon dariku dari awal, tentunya aku tidak akan merasa stress selama berhari-hari dan kerutan di wajahku tidak akan muncul. 🙄

Tetapi saat aku mendengar jawaban dari Sailom membuat aku merasa semakin terkejut. 😮

“Jika aku menjawab panggilan telepon darimu maka kamu tidak akan datang kesini untuk menemuiku..”

Sailom mengatakan itu sambil tersenyum dan sorot matanya terlihat seperti mata pria yang licik, tetapi itu hanya sekian detik lalu menghilang. 🙄

Meskipun aku hanya merasakan hal itu sesaat, tetapi membuat aku merasakan ada makna tersembunyi di balik kata-katanya itu. 🤨

Aku tidak bisa tidak berpikir bahwa saat ini Sailom sedang menggodaku. Entah dia hanya bercanda atau tidak. Sailom bisa menggodaku. 🙁

Aku hanya bisa memalingkan wajahku dan mengucapkan kalimat lama yang sama untuk diriku sendiri.

{✓} Wedding Planner-SailomNuea (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang