Avocado [2]

245 23 17
                                    

Happy Reading^^

"Mau apa lagi, Doyoung? Gue udah gak ada urusan lagi sama lo! "

"Santai bro. Gue emang udah dari tadi ada di situ. Mungkin emang udah takdir mempertemukan kita"

"Terus sekarang mau lo apa!? "

Setelah Karina pamit pulang lebih dulu, Doyoung membawa Yoshi ke tempat yang minim dari pendengaran orang-orang. Contohnya seperti gang sempit ini.

"Gak mau apa-apa sih, gue cuma penasaran aja sama reaksi lo pas tau orang yang dulu lo ilangin nyawanya ternyata bokapnya Karina"

" Bajingan!" umpat Yoshi mencengkram kerah kemeja Doyoung. Giginya gemeretak menahan emosi.
"Gue lakuin itu juga atas perintah lo bangsat! "

Doyoung menurunkan cengkraman tangan Yoshi sambil mempertahankan senyuman yang di mata Yoshi terkesan seperti senyuman iblis.

"Mungkin bakalan seru kalo Karina tau"

Demi apa pun, seandainya membawa pisau Yoshi pasti sudah mencincang habis laki-laki yang lebih muda di hadapannya ini.
"Udah siap mati lo!? " desis Yoshi dengan tatapan mata menusuk.

Doyoung dengan smirknya masih tampak terlihat tenang dan santai "Siap setelah gue berhasil bunuh orang yang udah nganter orang tue gue ke akhirat—"

"—Ups! Keceplosan." dramatis Doyoung sambil menutup mulut dengan sebelah tangan.

Beberapa tahun lalu jauh sebelum bekerja paruh waktu dan bertemu Karina, laki-laki berkulit pucat ini sudah lebih dulu mengenal Doyoung bahkan mereka sempat terikat hubungan bisnis gelap. Pembunuhan, dan juga penjualan organ secara ilegal. Lebih tepatnya, Yoshi bekerja untuk Doyoung.

Doyoung sendiri adalah putra dari seorang pengusaha ternama yang sering bersaing dan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan lain yang tak kalah terkenalnya.

Laki-laki yang lebih muda dari Yoshi itu akan memberinya upah yang tak main-main. Di malam itu, Yoshi di perintahkan untuk membunuh seseorang dan juga mengambil organ dalamnya untuk di perjual belikan.

Setelah Doyoung menyebutkan ciri-cirinya seperti apa, sejurus kemudian Yoshi menjalankan aksinya.
Yoshi sendiri tidak mengenali siapa targetnya kali ini—yang ternyata ayah Karina.

Untungnya, ketika hendak melakukan 'tradisi' yang kedua—mengambil organ dalam— dia menghentikan aksinya karena suatu hal dan akhirnya 'tradisi' itu pun di ambil alih oleh kaki tangan Doyoung yang kemudian keberadaannya terdeteksi oleh polisi dan berakhir di tangkap—seperti yang Karina ceritakan.

Hingga sampai pada suatu hari entah di sebut karma atau apa, kedua orang tua Doyoung di temukan tidak bernyawa akibat luka tembak di beberapa bagian tubuhnya.

Dua orang pelaku penembakan itu berhasil Doyoung temukan, akan tetapi mereka mengaku bahwa mereka melakukan itu atas perintah dari seseorang.

Sesaat setelah dua orang itu menyebutkan siapa yang menyuruh mereka, Doyoung menjadi kalap dan gelap mata hingga akhirnya melepaskan masing-masing empat peluru kepada dua orang itu.
Dan berniat untuk balas dendam dengan caranya sendiri.

"Apa maksud lo? "
Yoshi sendiri tidak tau siapa pelaku utama atas meninggalnya orang tua Doyoung

"Lo tau, apa yang terjadi setelah dua iblis itu bunuh orang tua gue? "Alih-alih menjawab, Doyoung malah balik bertanya

"Gue hidup sebatang kara. Gue jatuh miskin. Gue kehilangan segalanya"

Yoshi menghirup udara dalam-dalam, tangannya ia masukkan ke dalam saku hoodie.
"Ya udah. Kalo gitu kenapa lo gak nyusul mereka aja? Dengan begitu lo gak sendirian lagi 'kan? Mau gue anter? "

Avocado | [Jiyosh Imagine] RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang