Maaf ya harus nunggu semingguan atau sedikit lebih lama sekarang kalo mau update. Yaa soalnya selain waktu yang kadang gak ada space (selain weekend), mood juga jadi penyebab sampingan😆✌️ tapi semoga selamanya-lamanya saya update. Kalian senantiasa selalu nungguin yaa #geer.
.
.
.“Bawa aku menjauh dari rasa sakit dan pengkhianatan ini.” Yoona memohon.
Pria itu mencium Yoona dengan lembut, mencoba memberikannya sentuhan seorang kekasih meski ia bukan kekasih Yoona. Ia mencoba untuk menenangkannya tapi wanita itu bereaksi seperti api yang membara.
“Tolong sentuh aku.”
“Di mana?” Pria itu pura-pura tidak tahu padahal Yoona sudah belingsatan. Ia masih saja bermain-main dengan payudaranya.
“Kau tak keberatan aku memasukimu?”
“Lakukan, aku membutuhkannya.”
“Apa kau serius?”
“Kau lihat ini dan kau akan mengerti.”
Mata Yoona terbelalak melihat apa yang ada di antara kaki pria itu. Dia begitu besar. Tanpa sadar Yoona mengulurkan tangan untuk menyentuhnya. Pria itu berdesis di antara gigi-giginya. Kelembutan tangan Yoona membuat dirinya semakin keras. Ia harus memiliki wanita ini sekarang.
“Aku rasa yang ini bisa menghancurkanku.” Ucap Yoona takjub.
“Kau ingin aku memperlakukanmu seperti pelacur? Bertingkahlah seperti pelacur. Buka pahamu lebar-lebar!”
Yoona merasa malu sekali tapi ia menurut. Pria itu mempossisikan dirinya dengan nyaman. Ujung penisnya menggores organ intim sang wanita. Yoona bergidik. Apakah akan cukup pikir wanita itu dalam hati.
JLEB
Tanpa aba-aba pria itu memasukinya. Yoona terkejut dan merasakan sedikit sakit. Dinding otot vaginanya terpaksa melebar untuk mengakomodasi ukuran pria itu. Ia merasa begitu penuh.
“Please...please make me cum.” Yoona memohon dengan putus asa.
“Sabar sayang, I'll take you there.”
.
.
.“Lupakan balas dendammu Yoona, aku hanya takut kau termakan atas dendammu sendiri.”
“Kau yang menyaranku pertama untuk membalas perbuatannya, mengapa aku harus berhenti sekarang. Aku tak ingin berhenti sebelum pria itu merasakan apa yang aku rasakan karenanya.”
Yoona tak pernah tahu, bahwa pria ini hanya takut hati Yoona goyah atas tindakan balas dendamnya ini.
.
.
.“Aku tak menyangka kau akan datang ke New York untuk menemuiku. Aku merasa terhormat bisa melayani seorang Tuan Park.”
Pria itu merapikan jas hitamnya dan berdiri menyambut sang pria yang jauh jauh dari korea untuk datang menemuinya. Senyum profesional tersungging di bibirnya.
“Simpan basa-basimu. Aku jauh-jauh datang kemari untuk minta bantuanmu.” Sang pria duduk di kursi menyilangkan kakinya.
“Masalah apa yang tak bisa diselesaikan oleh seorang Park hingga harus meminta bantuan dari manusia hina sepertiku?” Sang tuan rumah itu kembali duduk.
“Aku ingin meminta bantuan dan aku sangat tahu kemampuanmu. Aku rasa aku bisa mengandalkanmu. Pekerjaanmu cukup simple.” Sang pria yang meminta bantuan menunjukkan sebuah foto dari ponselnya.
“Targetmu adalah orang ini.”
“Kau yakin ingin menghancurkan orang ini.”
“Ya.”
“Cukup menarik targetmu kali ini.”
“Aku hanya ingin orang itu hancur melalui dia. Apa itu mungkin?” Tanya pria Park pada lawan bicara di depannya.
“Bisa saja. Pemerasan dan tipuan selalu berhasil.”
“Aku ingin kau melakukannya sehalus mungkin.”
Lawan bicara masih menatap layar ponsel berisikan foto sang target dengan rasa penasaran. “Mengapa kau pikir aku tertarik untuk melakukan pekerjaan kotor ini?”
“Aku tahu kau juga menyimpan dendam.”
“Dendamku yang menjadikanku seperti sekarang.”
“Maka dari itu kau sekalian bisa membalas dendammu dengan ini.”
Pria berkulit pucat itu tertawa sinis. “Sepertinya kau berniat menghancurkan reputasi keluargamu hanya karena orang ini.”
“Orang ini spesial. Salah satu jurus untuk menghancurkan orang itu.”
“Kedengarannya sangat menarik. Baiklah aku akan membantumu.”
“Aku berharap banyak padamu.”
‘Permainan baru saja dimulai. So nikmati permainan dariku, kalian.’
.
.
.Pria pucat itu mendesah. Sekarang ia hanya bisa menunggu sasarannya masuk perangkap. Sang pria perlu sabar dan memainkan kartunya dengan baik dan wanita itu pun akan berada dalam genggamannya. Hidupnya sudah terlalu lama membosankan. Barangkali dengan terlibat dalam drama kecil keluarga Park ia akan menemukan kembali sedikit kesenangan.
Kita lihat saja, apakah rencana ini berhasil menghancurkan orang itu atau bahkan menghancurkan semua keluarga Park. Jika itu benar terjadi, bisakan pria ini jadi orang pertama yang tertawa dengan keras di hadapan mereka.
Yang harus diwaspadai untuk dirinya sendiri adalah jangan sampai dirinya terjebak dalam permainannya sendiri. Dirinya harus meyakini bahwa jangan sampai melewati batas permainannya sendiri.
“Srigala ini akan menyiapkan perangkap untuk tikus masuk ke sasarannya.”
Pria ini menampilkan smirk yang mungkin hanya dirinya yang tahu arti dari senyuman itu. Sambil melihat kembali foto sang target yang akan menjadi bahan permainannya nanti.
.
.
.To be continued to prolog 2 yaaa
Kan apa aku bilang, belum apa apa aja udah disuguhin desahan🌚😭
Kalo gak ada halangan prolog 2 besuk meluncur. Yaa cuma prolog sih sat set sat set. Klo udah masuk part ......
(Isi sendiri)😂✌️😆
KAMU SEDANG MEMBACA
• (Not) Cross The Borderlines• [M] (Terbit Ebook)✔️
Romance21+ [Mature content, adult only🔞] Hanya takut jika nanti semuanya melewati batas dari apa yang seharusnya tidak kita lewati. Tentang rasa yang menjadi cinta, tentang rasa menjadi dendam, tentang rasa menjadi penyesalan. Tiga batas, dengan pria yang...