Hari pertama Jisoo kembali bekerja setelah satu minggu lamanya ia berduka atas kepergian sang kekasih, para dokter dan juga perawat disana bahkan menyadari perubahan pada diri Jisoo, pipinya menirus serta tubuhnya yang terlihat lebih kurus, namun mereka tidak khawatir karena dokter muda itu tidak lagi terlarut dalam kesedihan, mereka bahkan mengajaknya untuk makan siang bersama dan bercerita hal-hal lucu membuat Jisoo tertawa, terlebih lagi kehadiran Seulgi membuat mereka semua terhibur dengan segala ocehan putri pemilik rumah sakit itu
"Dokter Kim, dokter Hwang, kemarilah.... Bergabung bersama kami" ujar seorang perawat pria saat melihat Taehyung dan Minhyun yang baru saja tiba di kantin rumah sakit
Taehyung mengerutkan keningnya melihat Jisoo yang juga berada disana, tertawa bersama para dokter serta perawat lainnya, ia pun ikutan tersenyum melihat hal tersebut, pasalnya sejak kemarin ia memikirkan wanita itu karena menolak ajakan pulang darinya
'Rupanya dia benar-benar sudah membaik, syukurlah' batin Taehyung
"Ah, dokter Joo.... Kau tahu tidak, semenjak dirimu tidak masuk, dokter Kim selalu pergi menuju ruanganmu setelah jam nya selesai" ujar Minhyun yang dibalas tatapan tajam oleh Taehyung
"Aku pun melihatnya, ternyata aku tidak salah orang" sambar Dohyun terkekeh
"Aku hanya bertemu dengan asisten dokter Jisoo untuk berkonsultasi mengenai perkembangan putriku" jawab Taehyung dengan santai
"Aku dengar dari asistenku selama ini Taera melewatkan pemeriksaan? benarkah begitu, dokter Kim?" tanya Jisoo
"Hmm, benar. Dia tidak ingin jika bukan dirimu yang memeriksanya" jawab Taehyung
"Kalau begitu besok setelah pulang sekolah, kau bawa dia menemuiku, aku merasa bersalah karena melewatkan beberapa proses pemeriksaan pada Taera" ucap Jisoo
"Bukankah esok hari jam praktekmu hanya sampai siang, dokter Jisoo?" tanya Taehyung yang memang mengetahui jam tersebut
"Tidak masalah, aku akan menunggunya" jawab Jisoo tersenyum
"Ehemmmm...." Minhyun mengintrepusi mereka berdua yang asik berbincang membuat beberapa dokter dan juga perawat yang berada disana ikutan menahan senyuman mereka melihat interaksi antara kedua dokter tersebut namun respon Jisoo terlihat biasa saja dan melanjutkan makan siangnya
***
Jisoo memanggil pasien terakhirnya untuk hari ini, seorang gadis berusia sekitaran dua puluh tahun masuk kedalam ruangan, Jisoo menyapa dan tersenyum dengan tulus pada gadis tersebut
"Dokter, mengapa wajah kita terlihat mirip? aku seperti sedang bercermin" ujar gadis tersebut yang terus memandangi Jisoo
Perkataan gadis itu tidak bohong, Jisoo pun terkekeh menyadari kemiripan wajah mereka
"Nona Kim Gyuri, benar?" tanya Jisoo membaca hasil pemeriksaan awal yang telah dilakukan oleh asistennya beberapa hari lalu
"Ternyata benar yang dikatakan oleh pasien lainnya jika dokter terlihat sangat cantik...." gumam Gyuri "Sepertinya jika aku terlahir sebagai seorang pria, aku akan langsung menjadikan dokter sebagai pasanganku" lanjutnya bergumam membuat Jisoo terkekeh
"Kau juga cantik, sangat cantik" puji Jisoo
"Aku baru mendengar seseorang memuji dan mengatakan jika aku cantik, terima kasih, dokter" kata Gyuri dan Jisoo tersenyum
"Jadi, apa yang kau rasakan selama ini?" tanya Jisoo
"Aku sangat lelah, dokter. Aku merasa ingin mati, aku tidak kuat lagi, dadaku terasa sesak, sakit, sakit sekali...." ucap Gyuri dengan tatapannya yang kosong "Selama ini aku sangat tertekan, aku tidak suka terlahir di keluargaku, mereka berdua menekanku untuk menuruti senua perkataan mereka, aku tidak bisa bersekolah dan berkuliah dengan bebas ditempat yang aku inginkan, mereka berdua mengaturku, aku lelah!" kesal Gyuri mengacak rambutnya dengan kencang
Jisoo memegang tangan Gyuri lalu menggenggamnya "Jangan menyakiti dirimu sendiri, tidak baik. Ambil ini"
Jisoo memberikan selembar tisu pada gadis itu yang langsung di sobek menjadi bagian-bagian kecil
"Seandainya aku memiliki seorang kakak, hidupku tidak akan seperti ini, aku bisa bebas seperti adik-adik sepupuku...." gumam Gyuri "Dokter, bolehkah aku menganggap dirimu sebagai kakakku...?" tanya Gyuri penuh harap
"Tentu saja, kau bahkan boleh memanggilku dengan sebutan Unnie" jawab Jisoo tersenyum, mengusap tangan berkeringat gadis di hadapannya ini yang masih sibuk merobek tisu, ia mengetikkan sesuatu di komputernya mengenai permasalahan gadis tersebut
"Unnie.... Aku butuh obat, aku tidak kuat jika dadaku sakit, rasanya seperti ingin mati" kata Gyuri dengan tatapan kosongnya secara tiba-tiba
"Aku akan menuliskan resep obat untuk kau tebus nanti di apotek lantai bawah, kau bisa menebusnya kembali jika obat tersebut telah habis" ucap Jisoo "Asistenku akan menghubungimu kembali untuk jadwal konsultasi selanjutnya" lanjut Jisoo "Jangan sekali-kali kau memiliki niat untuk menyakiti diri sendiri lagi, ya...." ujar Jisoo melihat banyaknya goresan pada tangan gadis itu sebelum pergi meninggalkan ruangannya
Tok! Tok!
"Jisoo-ya.... Kau masih praktek?" tanya Seulgi masuk kedalam ruangan Jisoo
"Hari ini aku sampai sore, ada apa Seulgi-ya" tanya Jisoo balik
"Pulang bersamaku, aku ingin menginap di apartment-mu" kata Seulgi duduk di kursi pasien Jisoo yang kosong
"Tetapi aku masih lama, kau duluan saja, kodenya masih sama" jawab Jisoo
"Yasudah kalau begitu aku hubungi Taeyong untuk menjemputku sekarang, kau lanjutlah bekerja" kata Seulgi bangkit dari duduknya dan melambaikan tangan pada Jisoo yang langsung menggelengkan kepala
***
Taehyung tiba dirumahnya cukup terkejut melihat putrinya berbaring di sofa bersama sang ibu, ia mengerutkan keningnya seraya bertanya
"Mantan istrimu kesini dan mengancam akan membawanya" ucap Minju
"Lalu?" tanya Taehyung
"Tentu saja ibu mengusirnya" jawab Minju "Dia datang bersama seorang pria, namun pria itu hanya terduduk didalam mobil" lanjutnya
"Kalau begitu aku akan membawa Rara untuk tidur bersamaku, ibu beristirahatlah..." kata Taehyung mengangkat tubuh putrinya menuju kamar
